ALJABAR MATRIKS
Bila kita mempunyai suatu sistem persamaan linier
2x + 3y + 3z = 0
x + y + 3z = 0
– x + 2y – z = 0
Jajaran bilangan tersebut di atas disebut MATRIKS, dan secara umum dapat dituliskan sbb :
Macam matriks
Matriksbujur sangkar, bila m = n
Macam matriks
Matriksbaris, bila m = 1
Matrikskolom, bila n = 1
Macam matriks
Matriksnol, bila aij = 0 :
TYPE MATRIKS BUJUR SANGKAR
MatriksDiagonal,
Jika semua elemen sama dengan nol, kecuali elemen-elemen diagonal utamanya.
TYPE MATRIKS BUJUR SANGKAR
MatriksSatuan (unit matriks).
Jika elemen-elemen diagonal sama dengan 1 dan elemen-elemen yang lain sama dengan nol.
Disebut juga matriks identitas = [ I ]
Matrikssimetris, jika aij = aji
Matriksskew-simetris, jika aij = - aji
OPERASI MATRIKS
Kesamaan matriks
Dua matriks [A] dan [B] dikatakan sama bila
aij = bij
[ A ] dan [ B ] harus mempunyai orde yang sama.
OPERASI MATRIKS
Penjumlahan matriks
Bila [A] dan [B] punya orde yang sama, maka kedua matriks tersebut bisa dijumlahkan menjadi matriks [C]
[C] = [A] + [B]
cij = aij + bij
OPERASI MATRIKS
Perkalian dengan skalar :
Suatu matriks [A] dapat dikalikan dengan bil.skalar k menghasilkan suatu matriks
[D] = k [A]
dij = k . aij
Sifat-sifat perkalian skalar matriks:
k ( [A] + [B] ) = k [A] + k[B]
k ( [A] + [B] ) = ( [A] + [B] ) k
[ A ] = ; k = -2
[ D ] =
OPERASI MATRIKS
Perkalian matriks
Matriks [A]mxp dan [B]pxn dapat dikalikan menghasilkan
matriks baru
[E]mxn= [A]mxp [B]pxn
Sifat-sifat perkalian matriks :
[A] ( [B] + [C] ) = [A] [B] + [A] [C] ; sifat distributif
( [A] + [B] ) + [C] = [A] [B] + [A] [C] ; sifat distributif
[A] ( [B] [C] ) = ( [A] [B] ) [C] ; sifat assosiatif
[A] [B] ≠ [B] [A]
[A] [B] = [A] [C] ; belum tentu [B] = [C]
TRANSPOSE MATRIKS
Jika matriks [A] dengan orde m x n
Transpose matriks [A] = [A]T
adalah matriks berorde n x m dengan baris dan kolom matriks [A] menjadi kolom dan baris matrix [A]T
Sifat-sifat dari transpose matriks
( [A]T )T = [A]
( k [A] )T = k [A]T
( [A] + [B] )T = [A]T+ [B]T
( [A] [B] )T = [B]T [A]T
DETERMINAN MATRIX BUJUR SANGKAR
[A]2x2 =
Det. [A] =
INVERS MATRIKS BUJUR SANGKAR
Matrikstidak bisa dibagi dengan matriks lainnya. Sebagai analogi, digunakan INVERSE dari matriks tersebut.
Apabila [A] dan [B] adalah matriks bujur sangkar, dan [A] [B] = [I] = [B] [A], maka
matriks[B] disebut inverse dari matrix [A], dan
matriks [A] adalah inverse dari matriks [B].
Selanjutnya [A] disebut matriks NON SINGULAR
Bila [A] tidak punya inverse disebut matriks SINGULAR.
Inverse dari matriks [A] biasa ditulis [A]-1
Metode Gauss-Jordan
Akan dicari inversi dari matriks [A]nxn
Langkah-langkah yang dilakukan :
1) Ambil matriks satuan [I]nxn
2) Dengan cara operasi baris, ubahlah matriks[A] menjadi matriks satuan
3) Proses ke-2 juga dilakukan pada matriks[ I ], sehingga setelah proses selesai matriks[ I ] telah berubah menjadi matriks [A]-1
MATRIKS ORTHOGONAL
Suatu matriks bujur sangkar [A] disebut matriks orthogonal
bila [A]-1 = [A]T
[A] [A]T = [A] [A]-1 = [ I ]
TEORI DEKOMPOSISI MATRIKS
Bila [A] = sebuah matrix bujur sangkar maka matriks tersebut dapat diekspresikan dalam bentuk :
[A] = [L] [U]
SOLUSI PERSAMAAN LINIER SIMULTAN
Persamaan Linier Simultan dengan n buah bilangan tak diketahui dapat dituliskan sbb :
PARTISI MATRIKS
Suatu matriks bisa dipartisikan menjadi SUB-MATRIKS dengan cara hanya mengikutkan beberapa baris atau kolom dari matriksaslinya.
BEBERAPA RUMUS KHUSUS
0 komentar:
Posting Komentar