• PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
• Jumlah output yang diproduksi perusahaan agar mencapai laba maksimal adalah pada saat MR=MC.Ekstrim pertama, perusahaan berada dalam pasar persaingan sempurna (perfect competition), dimana jumlah perusahaan begitu banyak dan kemampuan setiap perusahaan sangat kecil untuk mempengaruhi harga pasar. Ekstrim kedua adalah perusahaan hanya satu – satunya produsen (monopoli).
• Kondisi ekstrim tersebut jarang sekali terjadi, umumnya dua kondisis peralihan antara ekstrim persaingan sempurna dan monopoli. Kondisi pertama adalah perusahaan bersaing, tetapi masing – masing mempunyai daya monopoli (terbatas), disebut persaingan monopolistic (monopolistic competition). Kedua adalah dalam pasar hanya ada beberapa produsen yang jika bekerja sama mampu menghasilkan daya monopoli dikenal sebagai oligopoli (oligopoly).
• Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna
• Beberapa karakteristik agar sebuh pasar dapat dikatakn persaingan sempurna:
§ Semua perusahaan memproduksi barang yang homogen (homogeneous product)
§ Produsen dan konsumen memiliki pengetahuan / informasi sempurna (perfect knowledge)
§ Output sebuah perusahaan relative kecil dibanding output pasar (small relatively output)
§ Perusahaan menerima harga yang ditentukan pasar (price taker)
§ Semua perusahaan bebas masuk dan keluar pasar (free entry and exit)
• a. Homogenitas Produk (Homogeneous Product)
• Produk yang mampu memberikan kepuasan (utilitas) kepada konsumen
• tanpa perlu mengetahui siapa produsennya.
• b. Pengetahuan Sempurna (Perfect Knowledge)
• Para pelaku ekonomi (konsumen dan produsen) memiliki pengetahuan
• sempurna tentang harga produk dan input yang dijual.
• c. Output Perusahaan Relatif Kecil (Small RelativelOutput)
• Perusahaan dalam industri (pasar) dianggap berproduksi efisien
• (biaya rata – rata terendah), kendati pun demikian jumlah output setiap
• perusahaan secara individu dianggap relative kecil
• dibanding jumlah output seluruh perusahaan dalam industri.
• d. Perusahaan Menerima Harga Yang Ditentukan Pasar (Price Taker)
• Perusahaan menjual produknya dengan berpatokan pada harga yang
• ditetapkan pasar (price taker). Secara individu perusahaan tidak mampu
• mempengaruhi harga pasar.
• e. Keleluasaan Masuk – Kelur Pasar (Free Entry and Exit)
• Dalam pasar persaingan sempurna factor produksi mobilitasnya tidak
• terbatas dan tidak ada biaya yang harus dikelurkan untuk memindahkan
• factor produksi
2. Permintaan dan Penawaran Dalam Pasar
Persaingan Sempurna
a. Permintaan
Diagram 8.1.a Tingkat harga dalam pasar persaingan sempurna ditentukan oleh
permintaan dan penawaran.
Diagram 8.1.b Jumlah output perusahaan relatif sangat kecil dibanding output
pasar, maka berapa pun yang dijual perusahaan, harga relatif tidak berubah.
b. Penerimaan
Diagram 8.2.a Kurva permintaan (D) sama dengan kurva penarimaan rata – rata
(AR) sama dengan kurva penerimaan marjinal (MR) dan sama dengan harga (P)
Diagram 8.2.b Kurva penerimaaan total berbentuk garis lurus dengan sudut
kemiringan positif, bergerak mulai dari titik (0,0).
3. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek
a. Perusahaan sebaiknya hanya berproguksi, paling tidak, bila biaya variable (VC)
adalah sama dengan penerimaaan total (TR), atau biaya variabrl rata – rata (AVC)
sama dengan harga.
b. Perusahaan memproduksi pada saat MR = MC agar perusahaan memperoleh laba
maksimum atau dalam kondisi buruk kerugiannya minimum (minimum loss).
Diagram 8.3 menunjukkan bahwa kondisi MR = MC (titik E) tercapai pada saat
output sejumlah Q*
Diagram 8.4 Kondisi impas terjadi bila biaya rata – rata sama dengan harga,
dimana laba per unit sama dengan nol
• Diagram 8.5 Menunjukkan bahwa pada saat MR = MC perusahaanmengalami
• kerugian sebesar BE per unit. Sehingga kerugian total adalah seluas bidang
• PAEB. Kerugian ini adalah kerugian minimum.
• 4. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka
• Panjang
• a. Perusahaan harus bekaerja sebaik mungkin (doing as well as
• possible) agar perusahaan mencapai keadaan yang paling
• optimal.
• b. Tidak mengalami kerugian (not suffering loss) agar dapat
• mengaanti barang modal yang digunakan dalam produksi.
• c. Tidak ada insentif bagi perusahaan untuk masuk – keluar karena
• laba nol (zero profit), yaitu tingkat laba yang memberikan tingkat
• pengembalian yang sama.
• d. Perusahaan tidak dapat menambah laba lagi pada saat
• SAC = LAC.
• Diagram 8.6.a Menunjukkan keseimbangan industri jangka
• panjang terjadi di titik E di mana tingkat harga P0 dan jumlah
• output Q0.
• Diagram 8.6.b Jika ada perusahaan yang masuk, akan terjadi
• penambahan penawaran. Perhatikan kurva SMC, LMC, SAC dan
• LMC berpotongan di satu titik, yaitu titik E.
5. Penawaran Perusahaan Pasar Persaingan Sempurna
a. Kurva Penawaran Jangka Pendek
Diagram 8.7.a Menunjukkan jika harga di bawah P0, perusahaan tidak mau berproduksi (tidak ada penawaran) karena harga masih lebih kecil dari biaya variable per unit yang paling rendah (AVC berpotongan dengan MC)
Diagram 8.7.b Dalam pasar persaingan sempurna kurva MC setelah melewati titik potong dengan minimum kurva AVC adalah juga kurva penawaran jangka pendek.
2. Industry Skala Biaya Menaik (Increasing Cost Industry)
Masuknya perusahaan – perusahaan baru menyebabkan harga factor produksi naik,
sehingga terjadi perubahan stuktur biaya dan pergeseran titik keseimbangan.
Diagram 8.9.a Struktur biaya sebelum masuknya perusahaan lain.
Diagram 8.9.b Struktur biaya setelah masuknya perusahaan lain.
Diagram 8.9.c Menunjukkan peningkatan permintaan (D1 – D2).
6. Kekuatan dan Kelemahan Pasar Persaingan Sempurna
a. Kekuatan
1. Harga jual barang dan jasa adalah yang termurah
2. Juml;h output paling banyak sehingga rasio output per penduduk maksima
(kemakmuran maksimal).
3. Masyarakat merasa nyaman dalam mengkonsumsi (produk yang homogen) dan
tidak takut ditipu dalam kualitas dan harga.
b. Kelemahan
1. Kelemahan Dalam Hal Konsumsi
2. Kelemahan Dalam Pengembangan Teknologi
3. Konflik Efisiensi - Keadilan
a) Laba maksimal tercapai pada saat MR = MC
60 = 2Q
Q = 30 unit
Jumlah jam yang harus diproduksi untuk mencapai laba maksimum
adalah 30 unit.
b) Besar laba maksimum (maks):
Jika C = 100 + Q2
AC = 100 + Q
------
Q
2) Kurva biaya marjinal perusahaan adalah kurva penawaran perusahaan.
Qs = -200 + 50P, atau P = 4 + 1/50 Qs
MC = 4 + 1/50 Qs
Perusahaan mencapai keseimbangan bila,
Qs = -200 + 50P
= -200 + 50(6)
= 100 unit
c) Bila salah satu perusahaan memutuskan untuk tidak berproduksi
(Qs = 0)
MC = 4 + 1/50 Qs
= 4
MC < P perusahaan tidak memperoleh laba maksimum sebab jika output ditambah akan meningkatkan laba Bila salah satu perusahaan memutuskan memproduksi lebih banyak dari tingkat keseimbangan (Qs > 100, misal 200)
MC = 4 + 1/50 (200)
= 8
MC > P perusahaan rugi karena bila Qs > 100, menambah output berarti menambah kerugian.
Diagram 8.11
• PASAR MONOPOLI
1. Faktor – faktor Penyebab Terbentuknya Monopoli
Hambatan Teknis (Technical Barriers to Entry)
Ketidakmampuan bersaing secara teknis menyebabkan perusahaan lain sulit
bersaing dengan perusahaan yang sudah ada (existing firm)
1) Perusahaan memiliki kemampuan dan atau pengetahuan khusus (special
knowledge) yang memungkinkan berproduksi sangat efisien,.
2) Tingginya tingkat efisiensi memungkinkan perusahaan monopolis mempunyai kurva
biaya (MC dan AC) yang menurun.
3) Perusahaan memiliki kemampuan control sumber factor produksi, baik berupa SDA,
SDM, maupun lokasi produksi.
Hambatan Legalitas(Legal Barriers to Entry)
1) Undang – undang dan Hak Paten
2) Hak Paten (Patent Right) atau Hak Cipta
– Hanya ada satu produsen
– Listrik yang dihasilkan PLN tidak mempunyai substitusi
– Perusahaan – perusahaan lain tidak dapat memasuki industri listrik karena ada hambatan
2. Permintaan dan Penerimaan Perusahaan Monopoli
a. Permintaan
Permintaan terhadap output perusahaan (firm’s demand) merupakan permintaan industri. Posisis perusahaan monopolis adalah penentu harga (price taker).
b. Penerimaan
Diagram 9.1 Penerimaan marjinal perusahaan monopoli lebih kecil dari harga jual (MR < P).
Hubungan antara besarnya TR dan MR digambarkan pada Diagram 9.2
3. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek
Diagram 9.3 laba maksimum tercapai pada output Q* di mana MR = MC. Besarnya laba seluas bidang AP*BC.
4. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Panjang
Tidak mempunyai masalah besar dengan keseimbangan jangja panjang. Diagram 9.4.a menunjukkan perusahaan monopolis yang mengalami kerugian dalam janka pendek. Namun karena biaya rata – rata variable masih lebih besar dari harga (AVC > P) untuk sementara perusahaan masih dapat beroperasi.
Diagram 9.4.b ditunjukkan dengan menurunnya kurva AC(AC1 --- AC2). Karena sekarang biaya rata – rata lebih kecil daripada harga (AC < P), perusahaan sudah dapat menikmati laba.
Diagram 9.4.c peningkatan permintaan (D1 – D2) menyebabkan
P > AC yang artinya perusahaan memperoleh laba.
5. Daya Monopoli
Daya monopoli (monopoly power) yaitu kemampuan perusahaan melakukan
eksploitasi pasar dalam rangka mencapai laba maksimum hanyalah sebatas
mengatur jumlah output dan harga.
L = (P – MC)
-----------
P
Dimana L = indeks lerner
P = harga output
MC = biaya marjinal
Besarnya nilai indeks Lerner dipengaruhi beberapa faktor:
a. Elastisitas Harga Permintaan (Elastisitas Harga)
b. Jumlah Perusahaan Dalam Pasar
c. Interaksi Antarperusahaan
6. Monopoli Alamiah (Natural Monopoly)
Persahaan ini mempunyai kurva biaya rata – rata (AC) jangka panjang yang
menurun (negative slope)
.
•
7. Diskriminasi Harga (Price Discrimination)
Adalah kebijakan menjual output yang sam dengan harga berbeda – beda. Tujuannya adalah menambah laba perusahaan melalaui eksploitasi surplus konsumen.
Ada beberapa syrat agar diskriminasi harga (berdasarkan elastisistas permintaan), dapat berhasil :
a. Perusahaan harus memiliki daya monopoli
b Pasar dapat dibagi beberapa (minimal dua kelompok) yang
elastisitas permintaannya berbeda.
c. Pembagian pasar harus efektif.
d. MR di tiap pasar adalah sama agar diskriminasi harga menghasilkan
laba maksimum.
Diagram 9.6.c menunjukkan sebuah perusahaan monopolis memiliki permintaan digambarkan oleh kurva Dt. Jika perusahaan tidak melakukan diskriminasi harga, keseimbangan tercapai pada saat jumlah output Qt dan harga Pt. Laba maksimum
(t) yang diperoleh seluas bidang segi empat APtBC.
Diagram 9.6.a dan 9.6.b dimana permintaan kelompok A (Da) lebih inelastic dari permintaan B (Db).
b. Memburuknya Kondisi Makroekonomi Nasional
c. Memburuknya Kondisi Perekonomian Internasional
Diagram 9.8
9. Pengaturan Perusahaan Monopoli (Monopoly Regulation)
dan Masalahnya
a. Pengaturan harga (Price Regulaton)
Kebijakan menetapkan tingak harga maksimum (ceiling price) bagi perusahaan monopoli. Diagram 9.9 keseimbangan perusahaan monopolis tercapai pada saat jumlah output Qm dan harga jual Pm per unit.
Diagram 9.10 Dilema pengaturan monopoli semakin terasa jika perusahaan adalah monopolis alamiah. Sampai batas Qm, harga ditetapkan sebesar Pm, perusahaan menikmati laba super normal seluas daerah segi empat PpPmEF.
c) Jika perusahaan beroperasi dalam pasar persaingan sempurna, laba maksimum tercapai bila D = AR = MC, atau
10 – 1/2Q = 4
1/2Q = 6
Q = 12unit, maka
12 = 20 – 2P
2P = 8
P = 4
Pasar Kedua:
Q2 = 20 – P2, atau P2 = 20 – Q2
TR2 = (20 – Q2).Q2 = 20Q2 – Q2 …………..…………………….(S9.6)
MR2 = 20 -2Q2 ……………….……………………………………..(S9.7)
Permintaan total perusahaan: Qt = Q1 + Q2
Qt = 10 – 2P + 20 – P = 30 – 3P, atau P = 10 – 1/3Q
TRt = 10Q – 1/3 Q2 …………………………………………………(S9.8)
MRt = 10 – 2/3Q…………………………..………………………….(S9.9)
c) Jika perusahaan melakukan kebijakan diskriminasi harga, laba total adalah:
1 + 2
Laba maksimum Pasar Pertama:
MR1 = MC
5 – Q1 = 2
Q1 = 3 unit
3 = 10 – 2P1
2P1 = 7
P1 = 3,5
1 = 3(3,5 – 2) = 4,5
Laba maksimum Pasar Kedua:
MR2 = MC
20 -2Q2 = 2
2Q2 = 18
Q2 = 9 unit
9 = 20 – P2
P2 = 11
2 = 9(11 – 2) = 81
Laba total: = 1 + 2 = 4,5 + 81 = 85,5
• PASAR PERSAINGAN MONOPOLOSTIK
1. Karakteristik Pasar Persaingan Monopolostik
a. Produk Yang Terdiferensiasi (Differentiated Product)
Elastisitas permintaan pasar persaingan monopolistic berada di antara pasar
persaingan sempurna dan monopoli, seperti pada diagram 10.1
b. Jumlah Produsen Banyak Dalam Industri (Large Number of Firms)
c. Bebas Masuk dan Keluar (Free Entry and Exit)
2. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek
Keseimbangan jangka pendek perusahaan tercapai bila MR = MC. Diagram 10.2
menunjukkan perusahaan mencapai laba maksimum pada saat MR = MC dititik E.
3. Pasar Persaingan Monopolistik dan Efisiensi Ekonomi
Diagram 10.3
4. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Panjang
Ada dua sebab pasar persaingan monopolistic tidak dapat lebih efisien dibanding pasar persaingan sempurna
a. Harga Jual Masih Lebih Besar Dari Biaya Marjinal (P>MC)
b. Kapasitas Berlebih (Excess Capacity)
Diagram 10.4
5. Pengaturan Pasar Persaingan Monopolistik
a. Daya monopoli yang relatif kecil menyebabkan kesejahteraan
yang hilang (dead weight loss) relative kecil.
b. Permintaan yang sangat elastis menyebabkan kelebihan
kapasitas produksi relative kecil.
c. Ketidakefienan yang dihasilkan perusahaan yang beroperasi
dalam pasar persaingan monopolistik.
• PASAR OLIGOPOLI
1. Karakteristik Pasar Oligopoli
Ada beberapa unsure pentig dalam pasar oligopoli:
a. Hanya Sedikit Perusahaan Dalam Industri (Few Number of Firms)
b. Produk Homogen atau Terdiferensial (Homogem or Differentiated
Product)
c. Penganbilan Keputusan yang Saling Mempengaruhi
(Interdependence Decision)
d. Kompetisi Non Harga (Non Pricing Competition)
2. Faktor - faktor Penyebab Terbentuknya Pasar Oligopoli
Ada dua factor penting penyebab terbebtuknya oasar oligopoly.
a. Efisiensi Skala Besar
b. Kompleksitas Manajemen
3. Keseimbangan Oligopolis
a. Model Permintaan yang Patah (Kinked Demand Model)
Diagram 11.1 kurva penerimaan marjinal (MR) yang relevan bagi
perusahaan adalah ACDE. Harga keseimbangan pasar adalah P1.
Diagram 11.2 Oligopolis berada dalam keseimbangan pada saat
MR = MC (titik D) dengan jumlah output Q1.
b. Model Kepemimpinan Harga (Price Leadership Model)
Diagram 11.3
c. Price Leadership dan Kinked Demand Curve
4. DUOPOLI
a. Model Cournot (Cournot Model)
Diagram 11.4 Keseimbangan duopolies tercapai bila marjinal adalh nol (MC = 0)
Diagram 11.5 merupakan kurva reaksi Q1, karena menunjukkan besarnya output yang ditetapkan duopolies pertama berdasarkan perkiraan output duopolies kedua.
b. Model Kepemimpinan Stackelberg (Stackelberg Leadership Model)
c. Teori Permainan (Game Theory)
- Model Dilema Narapidana (Prisoners’ Dilemma Model)
Soal Latihan (kasus)
1. Soal
Sebuah perusahaan oligopolis menghadapi dua permintaan:
Q1 = 200 – 10P adalah permintaan jika pesaing tidak bereaksi terhadap keputusan perusahaan.
Q2 = 100 – 4P adalah permintaan jika pesaing bereaksi terhadap
keputusan perusahaan.
a) Gambarkan kurva permintaan dan penerimaan marjinal
(MR) yang relevan bagi perusahaan..
b) Pada harga jual berapa pesaing akan bereaksi?
c) Hitung interval harga jual yang menyebabkan perusahaan
tidak akan mengubah output.
Jawab :
Diagram 11.6
a) Pada diagram11.6 kurva permintaan yang relevan adalah ABF (garis tebal). Di atas P* sampai di titik A, perilaku perusahaan tiodak mengundang reaksi pesaing, sehingga kurva permintaan yang relevan adalah AB. Jika perusahaan menetapkan harga di bawah P* pesaing akan bereaksi, karena itu kurva permintaan yang relevan adalah BF. Sehingga kurva MR yang relevan adalah ACDE>
b) Perusahaan pesaing akan bereaksi jika harga jual yang ditetapkan lebih rendah dari P*. Karena P* adalah titik potong Q1 dengan Q2 maka besarnya P* dapat diketahui:
Q1 = 200 – 10P
Q2 = 100 – 4P dimana Q1 = Q2
0 = -100 – 6P
P* = 50/3 = 16 2/3
Pesaing akan bereaksi jika perusahaan menjual barang dengan harga lebih rendah dari 16 2/3 per unit.
c) Dari jawaban (b), kita dapat megetahui jumlah output keseimbangan adalah:
Q* = 200 – 10P
= 200 – 10(16 2/3)
= 33 1/3 unit
Koordinat titik B adalah Pada Q = 33 1/3 dan P = 16 2/3
Tampak pada Diagram 11.6 interval harga di mana perusahaan tidak mengubah output adalah antara Pr sampai dengan Pe (yaitu pada MR yang vertikal CD)
Pada posisi titik C (yaitu harga Pe):
Berada pada MR! Pada saat Q = 33 1/3
MR1 = TR1
--------
Q
TR1 = P.Q
Q = 200 – 10P – P = 20-1/10Q
TR1 = (20 – 1/10Q)Q = 20Q – 1/10Q2
MR1 = TR1 = 20 – 1/5Q
----------
Q
Q* = 33 1/3 – MR1 = 20 – 1/5 (33 1/3) = 13 1/3
Jadi Pe = 13 1/3
• PASAR FAKTOR PRODUKSI : TENAGA KERJA DAN TANAH
1. Konsep- konsep Dasar
a. Faktor Produksi Sebagai Permintaan Turunan ( Derived Demand)
b. Faktor Produksi Substitusi dan Komplemen (Substitutable and
Complement Input).
c. Hukum Pertambahan Hasil yang Makin Menurun (Law of
Diminisihing Return)
d. Efek Substitusi dan Efek Output (Substitution and Output Effect)
2. Faktor – factor Penentu Permintaan terhadap Faktor Produksi
(Input Demand Factors)
a. Harga factor produksi
b. Permintaan terhadap output
c. Permintaan Terhadap Faktor Produksi lain
d. Harga Faktor Produksi
e. Kemajuan Teknologi
3. Penawaran Produksi
Diagram 12.1.a tentang kurva penawaran tenaga kerja yang
melengkung membalik (backward bending labour supply curve).
Diagram 12.1.b Penawaran total tenaga kerja adalah total penawaran individu.
4. Pasar Tenaga Kerja Berstruktur Persaingan Sempurna (Pure
Competition Labour Market)
a. Permintaan Tenaga Kerja dalam Model Satu Faktor Produksi
Variabel (One Variabel Input Model)
Penerimaan marjinal tenaga kerja (maginal revenue product of
labour atau MRPL) adalah produksi marjinal dikalikan harga jual
output (MP x P).
Diagram 12.3 menunjukkan bahwa kurva MRPL.
Diagram 12.3.b adalah kurva MP
Diagram 12.3.a dikali harga jual (P)
6. Monopsoni (Monopsony)
Adalah suatu keadaan di mana dalam pasar factor produksi (tenaga kerja) hanya ada satu pembeli (single buyer). Karena posisinya sebagai pembeli tunggal, monopsonis (pemilik daya monopsoni)mempunyai kemampuan menentukan upah. Diagram 12.7 juga terlihat keseimbangan monopsonis tercapai bila ME = MRPL.
8. Pasar Tanah (Land Market)
a. Model Sewa Tanah Richardo (Richardian Model)
Diagram 12.9 menunjukkan bahwa tanah yang paling subur mempunyai struktur biaya yang paling murah (Diagram 12.9.a), sehingga dapat menghasilkan keuntungan bagi penyewanya. Tanah yang tidak subur akan menurunkan laba, bahkan merugikan penyewa (Diagram 12.9.b dan 12.9.c). Karena penawaran tanah terbatas (inelastic sempurna), maka penentuan tingkat sewa tanah berdasarkan kesuburan tanah. Secara matematis dapat dikatakan S = MRP tanah.
b. Kontekstualisasi Model Ricardo
Diagram 12.11. menunjukkan bila produktivitas tanah meningkat
(MRP1 --- MRP2) , harga sewa meningkat dari R1 ke R2
• TEORI KESEIMBANGAN UMUM dan KESEJAHTERAAN EKONOMI
Model keseimbangan umum yang paling sederhana digambarkan dalam diagram 13.1 berikut ini.
1. Efisiensi Pertukaran (Efficiency in Exchange)
Perekonomian telah berjalan efisien bila:
a. Terjadi mekanisme pertukaran yang efisien (efficiency In
exchange)
b. Produksi berjalan efisien(efficiency in production)
Model Pertukaran Edgeworth (Edgeworth Box)
Diagram 13.2
Diagram 13.3
b. Efisiensi Output (Output Efficiency)
1. Barang dan jasa diproduksi dengan biaya paling rendah
(minimum cost)
2. Produsen mencapai keseimbangan (producer’s equilibrium), di
mana MRTyx = Px/Py
3. Barang dan jasa yang diproduksi memenuhi kebutuhan
konsumen untuk mencapai keseimbangan konsumen (con-
sumer’s equilibrium), dimana MRSyx = Px/Py
Diagram 13.6 Kondisi keseimbangan tercapai di titik D, pada titik persinggungan kurva PPF dengan kurva indiferensi masyarakat (U1), dengan kombinasi output (X0,Y0)
Keseimbangan ekonomi secara umum akan tercapai untuk semua barang yang ada dalam perekonomian, jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan. Pada saat itu MRTyx = MRSyx.
• BARANG PUBLIK dan EKSTERNALITAS
1. Karekteristik Barang Publik
a. Bersifat non rival (Non rivalry)
Adalah barang yang dapat dikonsumsi bersamaan pada
waktu yang sam tanpa saling meniadakan manfaat.
b. Bersifat non eksklusif (Non exclusive)
Seseorang tidak perlu membayar untuk menikmati manfaat
barang public.
Dua kemungkinan barang public semu adalah
a. Bersifat rival, tetapi non eksklusif
Tidak dapat dikonsumsi secara bersamaan,namun untuk
menikmatinya tidak harus membayar.
b. Bersifat non rival, tetapi eksklusif
Dapat dikonsumsi bersamaan,tetapi untuk menikmatinya
harus membayar.
2. Efisiensi Penyediaan Barang Publik
Diagram 14.2
3. Masalah – masalah dalam Penyediaan Barang Publik
a. Pengukuran Permintaan Barang Publik
b. Pendanaan
c. Penyediaan dan Produksi Brang Publik
4. Eksternalitas, Efisiensi dan Keadilan
Eksternalitas adalh kerugian atau keuntungan yang diderita atau
dinikmati pelaku ekonomi karena tindakan pelaku ekonomi yang lain,
yang tidak tercermin dalam harga pasar.
Diagram 14.3 Eksternalitas merugikan
Diagram 14.4 Kurva permintaan adalh Dp. Penawaran diwakili oleh kurva S. keseimbangan terjadi pada saat jumlah pendidikan tinggu adalah Qp dan harga per unit adalah Pp.
5. Pilihan Masyarakat
Kesulitan menentukan alokasi yang efisien dalam penyediaan barang publik menyebabkan masyarakat demokratis menempuh cara pemilihan suara.
• TEORI DISTRIBUSI PENDAPATAN dan KEMISKINAN
1. Efisiensi Versus Keadilan
Kurva UPF menggambarkan tingkat pertukaran antara dua kelompok,
dimana satu kelompok (kelompok A)
Hanya dapat menaikkan utilitasnya bila utilitas kelompok lain
(kelompok B) diturunkan. Diagram 15.1
Teori Keadilan
a. Ajaran Egalitarian
Keadilan tercapai bila setiap kelompok mendapat jumlah barang (kepuasan) yang sama. Titik E yang paling adil
b. Ajaran Rawlsian
Kondisi adil adalah bila tingkat utilitas masyarakat miskin dimaksimumkan. Titik D yang paling adil.
c. Ajaran Orientasi Pasar
Keadilan merupakan hasil interaksi permintaan dan penawaran. Titik – titik di mana saja sepanjang garis UaUb adalah adil
b. Konsep Kekayaan
c. Pendapatan Uang dan Pendapatan Ekonomi
d. Kemiskinan
e Pengukuran Distribusi Pendapatan
1. Kurva Lorenz
2. Koefisien Gini
f. Pengukuran Distribusi Kekayaan
3. Redistribusi Pendapatan
a. Pajak Progesif dan Subsidi
- Sebagai sumber penerimaan pemerintah
- Mengendalikan keinginan bekerja
b. Pro – kontra Redistribusi Pendapatan
0 komentar:
Posting Komentar