MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL
Dengan adanya perdagangan internasional maka timbul perusahaan multinasional, yaitu perusahaan dengan investasi dan penjualannya yang berlangsung di dua negara atau lebih. Oleh karena itu manajer keuangan harus mengikuti perubahan nilai tukar mata uang, struktur ekonomi dan politik, permasalahan perbankan internasional, perubahan metode dan tarif pembayaran dan lain-lain.
MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL
Teori Perdagangan Internasional
• Teori keunggulan komparatif: menyatakan bahwa setiap negara akan memfokuskan aktivitasnya pada obyek, dimana negara tsb memiliki keunggulan komparatif dibanding negara lain.
• Ketidaksempurnaan Pasar: menyatakan bahwa terdapat satu kondisi ketidaksempurnaan pasar, dimana faktor2 produksi sulit berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain, karena ada pembatasan-pembatasan dan biaya-biaya.
• Siklus Produk ; menyatakan bahwa pendirian suatu perusahaan berawal dari negara asalnya yang kemudian berkembang sesuai dengan peluang yang ada.
MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL
Beberapa alasan yang mendorong perusahaan melakukan perdagangan internasional :
• Memperluas pasar unt mencari permintaan baru
• Mencari keuntungan yang lebih besar
• Meningkatkan skala ekonomi operasi unt meningkatkan efisiensi
• Memanfaatkan faktor-faktor produksi yang lebih murah
• Adanya pembatasan perdagangan dari pemerintah negara asal
• Penyebaran resiko
• Adanya perubahan kurs
• Mencari kestabilan iklim politik
PASAR VALUTA ASING
Fungsi Pasar Valuta Asing
• Mentransfer daya beli antar negara
• Mandapatkan atau menyediakan kredit untuk membiayai transaksi perdagangan internasional
• Sebagai wahana untuk memperkecil resiko karena perubahan kurs
PASAR VALUTA ASING
Para pelaku di Pasar Valuta Asing
• Dealer , berfungsi sbg pihak yang membuat pasar bergairah di pasar uang. Dealer ini pada umumnya mengkhususkan pada mata uang tertentu dan menetapkan tingkat persediaan tertentu pada mata uang yang bersangkutan.
• Perusahaan atau perseorangan, yaitu perusahaan atau individu yang melakukan transaksi perdagangan atau investasi dan memanfaatkan pasar Valas untuk memperlancar usahanya.
PASAR VALUTA ASING
• Spekulan atau Arbitrator, adalah perorangan yang bertindak atas kehendak sendiri dan mereka tidak memiliki kewajiban untuk melayani konsumen serta tidak menjamin kelangsungan pasar, berbeda dengan dealer.
• Bank Sentral, merupakan lembaga yang berfungsi sebagai stabilisator nilai tukar mata uang lokal. Bank Sentral memanfaatkan pasar valuta asing untuk mendapatkan atau membelanjakan cadangan valuta asingnya agar dapat mempengaruhi stabilitas nilai tukar rupiahnya.
• Pialang, bertindak sebagai perantara yang mempertemukan penawaran dan permintaan terhadap mata uang tertentu.
JENIS PASAR
DI PASAR VALUTA ASING
DI PASAR VALUTA ASING
• Pasar Spot, melibatkan pertukaran mata uang dalam bentuk cek yang ditarik pada rekening dengan denominasi mata uang yang berbeda.
• Pasar Forward, pasar ini tidak harus berbentuk fisik. Transaksi forward dapat dilakukan antara bank dan klien individu atau lembaga, baik dari bank maupun non bank
• Pasar Future, yang memiliki dua jenis obyek transaksi, yaitu valas dan komoditi. Pasar ini berfungsi untuk membatasi resiko dan tujuan spekulatif.
• Pasar Opsi, berbeda dengan bentuk forward dan future dimana pada saat jatuh tempo akan ada penyelesaian transaksi berupa penyerahan mata uang dan pembayaran. Dalam kontrak opsi memberi hak kepada pemegangnya untuk membeli atau menjual mata tertentu.
JENIS TRANSAKSI
DI PASAR VALUTA ASING
DI PASAR VALUTA ASING
• Transaksi Spot; yaitu transaksi yang dilakukan berdasarkan nilai tukar saat transaksi terjadi. Transaksi spot antara bank dan klien dapat diselesaikan pada saat itu juga.
• Transaksi Forward; yaitu transaksi yang dilakukan dengan menentukan kapan pembayaran dan penyerahan valuta asing dilakukan di masa mendatang.
• Transaksi Swap; adalah pembelian atau penjualan mata uang asing secara bersamaan, dimana transaksi ini banyak terjadi di pasar antar bank, dan penyelesaian transaksi beli dan jual dilakukan pada tanggal yang berbeda.
SISTEM NILAI TUKAR
Nilai tukar menunjukkan banyaknya unit mata uang yang dapat dibeli atau ditukar dengan satu satuan mata uang lain atau harga suatu mata uang yang dinyatakan dengan satuan mata uang lain.
Kuotasi valuta asing menunjukkan pernyataan kesediaan membeli atau menjual suatu mata uang pada tingkat harga yang berlaku atau secara sederhana kuotasi dapat diartikan sebagai cara penulisan nilai tukar antar mata uang.
SISTEM NILAI TUKAR
Ada beberapa jenis kuotasi;
• Kuotasi Langsung dan kuotasi tidak langsung; kuotasi langsung menunjukkan harga mata uang domestik per unit mata uang asing. Contoh: nilai tukar Rp thd US $ secara langsung dinyatakan dengan US$/Rp
• Cara Eropa dan Amerika; kebanyakan transaksi antar bank di seluruh dunia menggunakan cara Eropa, yaitu harga mata uang asing per US$, misalnya DM/US$
• Kuotasi Beli dan Jual (BID ASK QUOTATION); kuotasi beli menunjukkan kesediaan untuk membeli mata uang lain, dan kuotasi jual menunjukkan kesediaan untuk menjual mata uang lain
SISTEM NILAI TUKAR
• Kurs Silang; dapat terjadi jika suatu mata uang tidak aktif diperdagangkan di pasar Valas. Misalnya AUS$ (dolar Australia) tidak aktif diperdagangkan dengan Krone Denmark (Dkr), tetapi kedua mata uang tsb aktif diperdagangkan dengan US$ dg US$=AUS$1.3806 dan US$=Dkr 6.4680, maka nilai tukar AUS$ terhadap Dkr perlu dilakukan dg Kurs Silang sebagai berikut :
AUS$ / Dkr = AUS$ / US$ = 1.3806
Dkr / US$ 6.4680
jadi : AUS$ 0.2135 / Dkr
• Hedging; suatu strategi yang dilakukan untuk membatasi kemungkinan kerugian karena resiko perubahan nilai tukar mata uang
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kurs / Nilai Tukar
Dalam sistem nilai tukar tetap, mata uang lokal ditetapkan secara tetap terhadap mata uang asing. Sementara dalam sistem nilai tukar mengambang, nilai tukar atau kurs dapat berubah-ubah setiap saat, tergantung pada permintaan dan penawaran valuta asing relatif terhadap mata uang domestik.
Setiap perubahan dalam permintaan dan penawaran dari suatu mata uang akan mempengaruhi nilai tukar mata uang ybs. Jika permintaan terhadap mata uang asing relatif thd mata uang domestik MENINGKAT, maka nilai mata uang domestik MENURUN dan sebaliknya. Jika penawaran valas MENINGKAT, maka nilai mata uang domestik MENINGKAT, dan sebaliknya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kurs / Nilai Tukar
Permintaan dan Penawaran Valas
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kurs / Nilai Tukar
Kebijakan dan Sistem
Nilai Tukar di Dunia
Nilai Tukar di Dunia
Kebijakan nilai tukar suatu negara diarahkan untuk mendukung neraca pembayaran dan / atau membantu efektifitas kebijakan moneter. Penetapan nilai tukar yang overvalue dapat mengakibatkan harga barang-barang ekspor menjadi lebih mahal di LN dan barang-barang impor menjadi lebih murah, sehingga neraca perdagangan menjadi memburuk.
Tekait dengan kebijakan moneter, depresiasi nilai tukar yang berlebihan dapat mengakibatkan tingginya laju inflasi.
Kebijakan dan Sistem
Nilai Tukar di Dunia
Nilai Tukar di Dunia
Sistem nilai tukar menurut Corden (2002):
• Sistem Nilai Tukar Tetap Murni (Absolutely Fixed Rate Regime)
• Sistem Nilai Tukar Mengambang Murni (Pure Floating Regime)
• Sitem Nilai Tukar Tetap tetapi dapat Disesuaikan (Fixed but Adjusted Rate)
Sistem nilai tukar menurut Corden
• Sistem Nilai Tukar Tetap,
Pada sistem ini harus dijamin dengan cadangan emas yang dimiliki oleh suatu negara. Penjaminan mata uang tersebut dimaksudkan agar pemegang mata uang merasa terjamin memegang uang yang dimiliki. Pada perkembangan terakhir, tidak ada kewajiban untuk menjamin jumlah uang yang beredar dengan cadangan emas negara.
Pada sistem nilai tukar tetap ini, uang suatu negara ditetapkan secara tetap dengan mata uang asing tertentu. Melalui sistem ini terdapat kemungkinan nilai tukar terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Sistem nilai tukar menurut Corden
• Sistem Nilai Tukar Mengambang Murni
Mekanisme penetapan nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing ditentukan oleh mekanisme pasar. Dengan demikian nilai mata uang akan dapat berubah setiap saat tergantung permintaan dan penawaran serta perilaku spekulan. Dalam sistem ini Bank Sentral tidak menargetkan besarnya nilai tukar dan melakukan intervensi langsung ke pasar valas.
Kelebihan : tidak memerlukan cadangan devisa yang besar, dan negara dapat mengisolasi kebijakan ekonomi makronya dari dampak kebijakan dari luar.
Kelemahan : nilai tukar yang berfluktuasi dapat mengakibatkan depresiasi yang memicu gerakan inflasi di dalam negeri.
Sistem nilai tukar menurut Corden
• Sitem Nilai Tukar Tetap tetapi dapat Disesuaikan.
Dalam sistem ini nilai tukar ditetapkan oleh pembuat kebijakan, bank sentral, dan dipertahankan melalui intervensi langsung di pasar valas atau bank sentral mengarahkan pasar dengan jalan menjual atau membeli valas dengan harga tetap. Sistem ini dicirikan dengan adanya komitmen dari bank sentral / pemerintah untuk mempertahankan nilai tukar sebesar tetentu. Nilai tukar dapat berubah, namun penyesuaiannya jarang dilakukan untuk menjaga kredibilitas pemerintah.
Perkembangan Sistem dan Kebijakan Nilai Tukar di Indonesia
Tujuan kebijakan nilai tukar pada prinsipnya adalah :
• Menunjang efektifitas kebijakan moneter dalam rangka memelihara kestabilan harga.
• Mendukung kesinambungan pelaksanaan pembangunan khususnya yang terkait dengan neraca perdagangan.
Dengan diberlakukannya UU No.23/1999 dan diperbarui dengan UU No.3/2004, maka tujuan kebijakan nilai tukar ditekankan pada menunjang efektifitas kebijakan moneter terutama menekan laju inflasi.
SEJARAH NILAI TUKAR
DI INDONESIA
DI INDONESIA
Terbagi dalam 5 (lima) periode, yaitu :
• Periode Perjuangan Kemerdekaan
(1945-1959)
2. Periode Ekonomi Terpimpin (1959-1966)
3. Periode Stabilisasi, Rehabilitasi, dan Pemb. Ekonomi (1966-1983)
4. Periode Deregulasi Ekonomi (1983-1997)
5. Periode saat dan setelah krisis
SEJARAH NILAI TUKAR
DI INDONESIA
DI INDONESIA
• Periode Perjuangan Kemerdekaan (1945-1959)
Nilai tukar pada peride ini menggunakan sistem nilai tukar tetap.
Sebagai langkah awal pada 1 Maret 1945, 1 rupiah jepang = 3 sen NICA (Netherlands Indie Civil Administration).
7 Maret 1946 pemerintah mendevaluasi rupiah sebesar 29.12% dari Rp1.88/USD menjadi Rp 2.65/USD.
Dan pada Pebruari 1952 pemerintah mendevaluasi kembali Rupiah sebesar 66.7% dari Rp. 3.80/USD menjadi Rp.11.40/USD
20 Juni 1957 pemerintah menerapkan sistem nilai tukar mengambang pada pelaku ekonomi tertentu.
SEJARAH NILAI TUKAR
DI INDONESIA
DI INDONESIA
• Periode Ekonomi Terpimpin (1959-1966)
Perekonomian pada periode ini mengalami pertumbuhan ekonomi yang rendah dan inflasi yang tinggi (635% tahun 1966).
25 Agustus pemerintah melakukan sanering uang dengan menurunkan nilai uang pecahan Rp 500, dan Rp. 1.000 menjadi Rp. 50 dan Rp. 100.
Devaluasi nilai tukar rupiah sebesar 74.7% dari Rp 11.40/USD menjadi Rp. 45/USD.
13 Desember 1945 pemerintah menerbitkan uang baru dengan nilai yang diperkecil yaitu Rp 1.000 uang lama = Rp. 1 uang baru.
SEJARAH NILAI TUKAR
DI INDONESIA
DI INDONESIA
• Periode Stabilisasi, Rehabilitasi, dan Pemb. Ekonomi (1966-1983)
Kondisi perekonomian pada periode ini ditandai dengan adanya inflasi yang tinggi. Oki kebijakan ekn Kabinet Ampera diarahkan pada program stabilisasi dan rehabilitasi ekn. Program ini mampu menekan laju inflasi dari 635% tahun 1965 menjadi 85.10% tahun 1968 dan 9.90% tahun 1969. dan mulai tahun 1969 pemerintah membuat program REPELITA.
Pada Agustus ‘71 pemerintah meneraapkan sistem devisa bebas dan mendevaluasi rupiah sebesar 9.8% dari Rp 378/USD menjadi Rp 415/USD.
Pada 15 Nop ’78 terjadi lagi devaluasi rupiah sebesar 33.6% dari Rp 415/USD menjadi Rp 625/USD. Sistem nilai tukar rp berubah menjadi sistem nilai tukar mengambang terkendali.
SEJARAH NILAI TUKAR
DI INDONESIA
DI INDONESIA
• Periode Deregulasi Ekonomi (1983-1997)
Pada periode ini Indonesia mengalami tekanan berat terutama disebabkan turunnya harga minyak dunia dan resesi dunia (1982/83).
30 Maret ’83 pemerintah mendevaluasi rp, 38.1% dari Rp 702.50/USD menjadi Rp 970/USD.
Sept ’86 pemerintah juga mendevaluasi rp-nya 45% dari Rp1.134/USD menjadi Rp1.644/USD
Deregulasi sektor moneter, keuangan dan perbankan tahun 1988 (Pakto 88) telah berhasil meningkatkan arus modal asing masuk ke Ind.
29 desember ’95 sistem nilai tukar terkendali disempurnakandengan menerapkan penggunaan batas kurs intervensi disamping kurs konversi.
SEJARAH NILAI TUKAR
DI INDONESIA
DI INDONESIA
• Periode saat dan setelah krisis
Krisis Bath Thailand pada petengahan ’97 menyebar dengan cepat ke Asia. Kebij yang dilakukan BI adl memperlebar rentang intervensi nilai tukar dari 8% menjadi 12%
14 Agt ’97 pemerintah mengambil kebij unt mengambangkan rp dengan menganut sistem nilai tukar mengambang bebas. Dan akibatnya rp pada periode akhir ‘97 dan awal ’98 mencapai level Rp. 10.375/ USD
Melemahnya nilai tukar Rp lebih disebabkan oleh tingginya arus modal keluar dan kegiatan para spekulan. Kndisi ini diperparah dengan ketidakstabilan kndisi sosial plitik di Ind dimana kerusuhan terjadi dimana-mana, sehingga pada bulan Mei ’98 Rp mencapai level Rp10.525 / USD
0 komentar:
Posting Komentar