Minggu, 04 Mei 2014

Strategi Investasi Saham

MUQODDIMAH

الحمد لله ربّالعلمين, الصلوت والسلام على سيّد الأنبياء والمرسلين نبيّن محمّد صّلى الله عليه وسلم, وعلى آله وصحبه أجمعين. امّا بعد.

Kesehatan suatu usaha atau bisnis salah satunya bisa dilihat dari kesehatan keuangannya. Tentunya kita tidak akan berinvestasi pada perusahaan yang bermasalah pada usahanya, terkhusus pada keuangannya, karena hal ini akan membawa bencana bagi kita.

Investasi macamnya ada banyak. Ada sektor rill ada pula sektor financial. Di sektor finansial pun masih juga dibagi, seperti berupa obligasi, saham, valas, dlsb. Yang paling popular di antara para investor adalah saham, karena sifatnya yang mudah likuid dan tidak seketat obligasi.

Untuk menentukan apakah sebuah saham itu layak untuk diinvestasi, kita harus mengenalinya dengan baik dan menganalisisnya lebih dahulu. Dan untuk menganalisisnya, kita juga membutuhkan suatu metode yang pengapilkasiannya sesuai dengan keadaan tertentu atau sesuka investor. Setelah diketahui karakternya luar dalam, baru kita tentukan strategi yang akan kita gunakan, agar kita tidak “membeli kucing dalam karung”. Dalam tulisan ini, kami akan sedikit mengupas tentang hal-hal diatas.

Tentunya, masih terdapat banyak kekuranngan dalam tulisan ini. Maka dari itu, kami mohon maaf jika masih terdapat kesalahan di sana-sini. Kritik dan saran yang membangun akan kami terima dengan senang hati.

Selamat Membaca …….!

KENALI SAHAM ANDA

Sebelum anda menginvestasikan dana anda dalam investasi saham, anda harus mengenali saham yang akan anda beli luar dalam. Kenapa luar dalam? Ya tentunya agar kita tidak seperti membeli “kucing dalam karung”. Apakah anda ingin uang anda hilang begitu saja karena anda tidak tahu kalau ternyata saham yang anda beli adalah saham yang “menuju mati”? tentunya anda akan menjawab tidak. Maka dari itu, ada beberapa hal yang harus anda ketahui.

Pertama yang harus anda kenali adalah profil dari perusahaan yang akan anda beli sahamnya. Pentingnya apa? Tentunya anda akan mempertimbangkan nama besar dari perusahaan. Perusahaan yang terkenal performanya bagus, CSR-nya baik, perkembangannya naik terus, tentunya akan lebih dinimati. Dan bagi mereka yang muslim, tentunya juga tidak akan mau menginvestasikan dananya pada perusahaan yang berkecimpung pada hal-hal yang dilarang agama dan yang diharamkan. Oleh karena itu, pelajari dahulu profil dari perusahannya.

Kedua, kenali kinerjanya dan track record-nya. Kinerja yang dimaksud disini adalah kinerja keuangannya, kinerja produksinya, dan kinerja karyawannya. Selain itu, kita juga harus melihat sejarahnya. Tentunya kita tidak akan mau berinvestasi pada perusahaan yang termasuk dalam daftar merah Bank Indonesia misalnya, karena tidak disipilin dalam membayar utangnya. Kita bisa melihat performa dari suatu perusahaan dari banyak sumber. Banyak sekali situs internet yang menyediakan data performa dari banyak perusahaan. Atau yang paling mudah, bisa kita lihat dari laporan tahunannya.

Ketiga, kenali kelayakannya. Maksud dari kelayakan disini adalah analisis dari data-data perusahaan sehingga keluar hasil yang menyatakan “LAYAK” atau “tidak”. Jika ternyata layak, maka pilihan ada di tangan investor apakah diinvestasi atau tidak. Jika hasil menyatakan “tidak”, maka sebaiknya dihindari saja, kecuali jika anda mempunyai “firasat” tersendiri. Ada dua metode yang biasa digunakan oleh para investor untuk menyatakan “LAYAK” atau tidak. Yang pertama menggunakan metode Analisis Fundamental, yang melingkupi analisis kinerja keuangan, kinerja industry, dan makroekonomi. Kemudian yang kedua, adalah Analisis Teknikal, yang melingkupi sejarah naik turunnya harga, tren, dan isu-isu yang bisa saja mempengaruhi harga saham. Dalam tulisan ini, kami tidak akan membahas kedua teknik ini, karena pembahasannya lumayan panjang. Akan tetapi, anda tidak perlu khawatir, karena banyak sekali situs internet yang menyediakan informasi detil tentang saham-saham perusahaan.

Keempat, kenali istilah-istilah dalam transakasi bursa saham, dan kenali pula sistem dan aturan-aturan yang berlaku dalam transaksi saham. Gunanya, agar anda bisa bertransaksi dengan mudah, aman, dan nyaman tanpa khawatir akan kerugian karena tidak tahu.

UBAH PERSEPSI ANDA

Setelah anda mengenali saham yang akan anda beli, anda perlu mengubah persepsi anda tentang beberapa hal. Banyak sekali persepsi yang berkembang di masyarakat mengenai investasi saham. Persepsi itu muncul akibat dari ketidaktahuan dan ketakutan para investor pemula terhadap investasi saham. Jangankan untuk mempelajarinya, mereka justru hanya memberikan persepsi negative demi menutupi ketakutan dan ketidaktahuannya, dan hal ini sangatlah wajar. Biasanya mereka jatuh ketika baru pertama transaksi karena mereka sudah takut rugi karena bertepatan dengan turunnya harga. Sehingga mereka tidak mau bertransaksi lagi. Untuk itu, ada beberapa persepsi yang perlu dipertegas lagi untuk menambah keyakinan anda, karena anda sudah berkenalan dengan saham anda. Berikut beberapa persepsi yang perlu diubah tersebut.

Pertama, trading saham adalah perjudian. Trading saham berbeda samasekali dengan judi. Kalau sama dengan judi, tentunya MUI sudah mengeluarkan fatwa haram jauh-jauh hari sebelumnya. Kemudian, transaksi saham mempunyai sistem, aturan, dan manajemen resiko yang baik. Dan dalam transaksi, para trader tentunya sudah mempunyai keahlian dan kemampuan, serta pengalaman. Melakukan transaksi saham dengan sistem yang tidak jelas, tidak tahu jenis saham yang harus dibeli, tidak tahu waktu yang tepat untuk transaksi, serta tidak bisa menghitung jumlah yang harus dibeli, berarti anda sedang melakukan transaksi saham layaknya judi.

Kemudian trading saham yang tidak beraturan dan tidak mempunyai manajemen resiko yang baik, maka itu adalah transaksi saham model spekulasi, dan sama sekali bukan transaksi saham, karena jelas mengarah kepada judi.

Kedua, transaksi saham bisa berjalan tanpa sistem. Banyak sekali ditemukan trader yang hanya ikut-ikutan membeli saham dengan hanya satu harapan bahwa saham tersebut naik seketika. Tetapi, apa yang terjadi? Harga saham tersebut malah turun dengan jumlah yang sangat besar. Akibatnya, begitu banyak investor yang terjebak di dalamnya tanpa tahu yang harus dilakukan. Begitu juga, mereka yang ikut-ikutan karena adanya rumor yang tidak jelas.

Kata kuncinya adalah kita harus punya trading system yang benar dan tepat dengan mempersiapkan trading plan setiap hari, per minggu, per bulan, per tahun, dan seumur hidup. Jadi kita sudah punya sistem sendiri sesuai dengan kebutuhan dan keinginan kita, agar kita tidak bertransaksi dengan buta.

Ketiga, saham bukan bisnis dan tidak sama dengan bisnis. Bagi mereka yang sudah terbiasa, transaksi saham terasa gampang sekali, terkadang juga sulit. Pemain saham yang baik dan benar tidak akan membeli dan menjual saham dengan pendekatan seperti sedang berjudi. Dia adalah seorang professional yang memiliki naluri bisnis dan memperlakukan sahamnya seperti bisnis. Dia mempunyai rencana, strategi, dan perhitungan dalam menjalankan transaksi sahamnya, sehingga akan menghasilkan keuntungan yang diharapkan, dan bisa menghindari resiko yang mungkin terjadi. Dia beranggapan bahwa “Saham = Bisnis”.

Keempat, transaksi saham hanya untuk sementara. Perlu anda ketahui, bahwa anda bisa bermain saham hingga mencapai usia tua, ketika anda sudah mempunyai cucu, ketika anda sudah pensiun. Anda bisa melakukannya sebagai suatu aktifitas yang menyenangkan, menyehatkan, dan menguntungkan. Anda mulai belajar bermain saham sekarang, maka nanti anda akan menjadi pemain professional. Kemudian anda akan tetap mempunyai penghasilan meskipun anda sudah pensiun dan tidak berniat bekerja. Bukannya lebih enak tidak usah melakukan apa-apa lagi dan pensiun saja? Yang bisa menjawab adalah anda sendiri.

TRADING PLAN

Tujuan investasi adalah jelas, yaitu untuk mendapatkan keuntungan yang besar dan cepat, dengan modal yang yang sangat kecil. Kondisi yang terjadi di bursa saham tidak sama dengan pasar tradisional. Trading plan mempunyai posisi yang sangat kuat untuk membawa investor pada sebuah keberhasilan trading. Trading plan yang bagus akan membimbing invstasi yang dilakukan dengan pengawalan yang ketat, sehingga kemungkina terjadinya loss yang besar dapat ditekan dan mengarahkan pada tujuan yang telah direncanakan. Ibarat pepatah, “Sedia Payung Sebelum Hujan”.

Tanpa trading plan yang jelas, investasi saham akan menjadi ragu-ragu dalam pengambilan keputusan. Tetapi, trading plan yang sudah tersusun dan terencana dengan baik akan sangat membantu dalam pengambilan keputusan, baik dalam hal mendapatkan keutungan, keluar dari pasar, kembali ke pasar, ataupun yang lain.

Sebelum memulai trading saham, ada dua hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan trading plan. Berikut adalah dua hal tersebut.

Pertama, target keuntungan. Target keuntungan merupakan sesuatu yang diharapkan dalam jangka panjang, yang akan tercermin dalam target profit jangka menengah maupun jangka pendek. Misalnya, target setiap tahun harus mendapatkan keuntungan 50% selama 20 tahun ke depan. Dana yang ditanam menjadi 1000 kali lipat atau sebesar Rp 1.000.000.000 (Satu Milayr Rupiah), sedangkan dana yang ditanam hanya Rp 1.000.000 (Satu Juta Rupiah). Maka yang diperlukan hanya mengambil keuntungan secara konsisten setiap bulan minimal 4% secara terus-menerus. Jika keberuntungan sedang berpihak, anda akan mendapatkan keberuntungan yang tidak terduga sampai dengan peningkatan 10% per bulan. Jelaslah, itu merupakan bonus untuk trading plan.

Jadi, beberapa pilihan target yang anda miliki adalah 1000 kali lipat dalam waktu 20 tahun ke depan, peningkatan 50% per tahun, serta peningkatan 4% secara konsisten per bulan. Pilihan terakhir ini memang terlihat kecil, namun jika dilakukan dengan konsisten, maka hasilnya akan sangat besar. Target profit 4% secara konsisten setiap bulan juga akan membantu anda untuk mengendalikan emosi dalam waktu trading. Sebab, sering kali investor salah melangkah ketika menginginkan hasil yang terlalu besar. Padahal yang dibutuhkan untuk menjadi banyak adalah profit yang konsisten dan terus-menerus, bukan profit sesaat.

Kedua, target kerugian. Hal ini adalah hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan trading. Hal ini guna mempersiapkan segala sesuatu untuk menghadapi resiko. Resiko kerugian dapat dikendalikan, sehingga resiko yang besar bisa dikendalikan sekecil mungkin.

High risk, high return, adalah sesuatu yang biasa terjadi di bursa saham, tetapi bisa dengan mudah mengubahnya menjadi high return with control risk. Maksudnya, dengan mempersiapkan target kerugian, ibarat membayar sebuah asuransi kerugian, berapa target kerugian yang masih ditoleransi dalam trading. Dengan kemungkinan yang besar, harga sebuah produk sangat sulit dikendalikan. Tetapi target kerugian bisa menyelamtkan modal secepat mungkin.

SILAHKAN TENTUKAN STRATEGI ANDA

Setelah anda mempunyai rencana strategi yang matang, selanjutnya anda MENGEKSEKUSI rencana anda. Sebenarnya ada banyak sekali rencana yang bisa digunakan untuk eksekusi trading anda. Banyak situs internet yang menyediakan solusi investasi saham anda. Bahkan anda bisa membuat strategi anda sendiri. Dalam tulisan ini, kami hanya memaparkan tiga strategi yang menurut kami cukup popular dan mudah diaplikasikan.

---Warren Buffet---

Strategi pertama adalah strategi ala Warren Buffet. Beberapa tahun belakangan, nama Warren Buffet semakin kencang terdengar. Ia merupakan fenomena yang tidak dapat terlupakan, terutama dalam dunia bisnis dan saham. Warren Buffet memadukan keterampilan, hitung menghitung dan kemampuannya dalam berpikir telah membawa dirinya sukses dalam karir multi-dekadenya. Saat memulai kiprahnya, ia masih berumur 26 tahun. Jika Anda ingin mencoba berinvestasi saham, mengikuti strategi Warren Buffet, Anda harus tau strategi yang ia pakai.

Warren Buffet pernah mengatakan bahwa ia suka dengan investasi jangka waktu yang panjang. Selama berpuluh-puluh tahun, ada beberapa aset yang hampir selalu menjadi andalan di dalam portofolio Berkshire Hathaway. Ia selalu meyakini bahwa pilihan yang ia pilih memiliki prospek yang baik. Contohnya saja ketika ia membeli saham milik Coca-Cola. Pada tahun 1998-1999, perusahaan Coca-Cola sempat jatuh, namun ia tetap mempertahankannya sampai saat ini.

Seorang Werren Buffet juga mengaku tidak begitu suka dipusingkan dengan masalah fluktuasi saham yang sering terjadi di pasar saham. Ia selalu memfokuskan diri untuk membeli saham yang memiliki potensi untuk berkembang namun masih memiliki harga yang murah untuk dibeli. Langkahnya dapat dikatan berbeda dari pada trader dan spekulan kebanyakan. Spekulan saham biasanya senang membeli saham saat harganya turun, menunggu saham tersebut naik nilainya, lalu kemudian menjualnya. Spekulan saham fokus dengan keuntungan yang didapatkan dari selisih harga jual dan beli, serta cenderung bermain dengan jangka waktu yang pendek. Sangat-sangat berbeda dengan Warren Buffet.

Nilai fundamental perusahaan adalah hal yang paling penting untuk Warren Buffet. Ia senang menganalisa dan tidak pernah merasa lelah berhadapan dengan rumus grafis dan tabel. Perusahaan yang baik tidak berarti harga sahamnya sengaja dinaikkan, melainkan memang berjalan dengan baik saat itu juga. Warren Buffet banyak belajar mengenai investasi saham dari banyak buku, salah satu buku favoritnya adalah The Intelligent Investor yang ditulis oleh Ben Graham.

Demi mencegah segala hal yang tidak diinginkan terjadi, Warren Buffet lebih senang berinvestasi di perusahaan yang produk dan bisninya ia kenal dengan baik. Ia juga senang dengan prinsip “membeli bisnis” dan bukannya “membeli saham”. Hal yang paling penting untuk diingat oleh seorang investor adalah menganggap saham sebagai bisnis, bukannya barang dagangan. Mindset seorang Warren Buffet adalah investor, bukan trader. Jika Warren Buffet tidak mengenali perusahaan dan bisnis tersebut, maka ia tidak akan pernah menanamkan uangnya disana.

Intinya strategi investasi yang digunakan Warren Buffet sebenarnya sangat sederhana. Caranya Anda membeli saham perusahaan yang Anda anggap memiliki prospek. Tidak peduli saham itu nilainya turun, indeks anjlok, selama Anda yakin pada prospek perusahaan tersebut, saham itu Anda kempit terus sampai tua, bahkan kalau perlu bisa menjadi warisan untuk anak cucu. Warren Buffet cenderung mencari perusahaan yang bisa memberikan keuntungan di saat pasar saham bullish atau bearish.

Setelah membeli saham, dan yakin pada prospek perusahaan tersebut, Warren Buffet tidak tergesa menjual saham tersebut. Ia menahannya sebagai investasi jangka panjang. Sebagai contoh iaa membeli saham Coca-Cola dan tidak pernah menjualnya, walau saham Coca-Cola sempat jatuh pada tahun 1998-1999, ia tetap melihat pada tren jangka panjang dan tetap mempertahankan saham Coca-Cola hingga saat ini.

Dia tak ingin dipusingkan oleh fluktuasi saham yang tiap hari terjadi di pasar saham. Warren Buffet fokus untuk membeli saham perusahaan yang punya potensi untuk berkembang, tetapi masih berharga murah untuk dibeli. Dengan demikian, langkah investasi Buffet sangat berbeda dari para spekulan atau trader. Seorang spekulan saham biasanya membeli saat harga rendah, berharap dan menunggu, lalu jual kembali saat harga tinggi. Spekulan saham lebih fokus bermain untuk jangka pendek dan mendapatkan keuntungan berupa selisih dari harga jual dikurangi harga beli.

Keputusan Buffet melakukan investasi didasarkan pada nilai fundamental perusahaan, dalam arti dapur perusahaan itu masih mengepul dengan baik, tidak pada kenaikan harga saham yang didongkrak alias “digoreng”. Warren Buffett tidak pusing dengan tabel, rumus grafis dan Analisis Teknikal. Hal yang lebih dianalisanya adalah fundamental perusahaan tersebut. Buku favoritnya ialah The Intelligent Investor karya Ben Graham, gurunya. Menurut Graham, berinvestasi adalah berkenaan dengan bagaimana memahami gambaran besar, dan bukan terpaku pada detail-detail teknis. Warren Buffett memegang saham (melakukan investasi) dalam jangka panjang dan tidak melakukan transaksi jual beli saham dalam jangka pendek.

Selain itu, Warren Buffett hanya mau berinvestasi pada perusahaan yang bisnis atau produknya ia kenal dengan baik. Warren Buffet tidak pernah menggunakan prinsip “membeli saham” tetapi “membeli bisnis” (buying a business not share). Dengan demikian mindsetnya adalah investasi, bukan spekulasi. Trader menganggap saham sebagai barang dagangan, sedangkan investor sejati menganggap saham sebagai bisnis. Karena prinsip itu pula Buffet tidak pernah mau membeli saham Microsoft atau perusahaan dotcom. Saat terjadi eforia perusahaan dotcom, Buffet tidak bergeming, sehingga ia pernah ditertawakan investor lain karena ia tidak mau membeli saham dotcom seperti yang lainnya. Sekarang justru ia yang tertawa paling akhir karena ternyata sebagian besar investasi di dotcom tersebut hangus. Ia selamat dari badai dotcom awal tahun 2.000-an karena ia tidak mengenal bisnis dotcom dan oleh karenanya tidak berinvestasi di sana.

Warren Buffet biasanya hanya membeli saham perusahaan yang memiliki keunggulan tertentu (competitive advantage). Buffet cenderung menghindari perusahaan yang produknya tidak bisa dibedakan dengan kompetitor lain. Karena itu portofolio Buffet terdiri saham-saham yang produknya menancap kuat di benak konsumen seperti Coca Cola, Anheuser-Busch, WellFargo dan Kraft Food. Alasan itu pulalah yang membuat Buffet menghindari saham-saham komoditas, karena memang produk komoditas di mana-mana sama saja.

Terakhir, Warren Buffet berusaha mencari saham yang harganya terbilang murah dibandingkan dengan potensinya. Buffet akan mencari saham yang undervalued dan berusaha membeli di harga yang cukup terdiskon. Untuk memeriksa apakah saham berharga murah atau mahal, investor harus menentukan nilai intrinsik perusahaan dengan menganalisis sejumlah fundamental bisnis, termasuk pendapatan, pendapatan dan aset, termasuk nilai dari sebuah nama merek.

---Delapan langkah---

Strategi yang kedua adalah strategi delapan langkah. Kenapa delapan langkah? Karena memang ada delapan strategi yang bisa dipakai sesuai kebutuhan yaitu:

1. Beli di Pasar Perdana, Jual Begitu Masuk di Pasar Sekunder

Strategi ini digunakan karena adanya keyakinan investor bahwa harga akan naik begitu suatu saham dicatatkan di bursa efek. Hal ini dilandasi dengan asumsi bahwa underwriter tidak akan membiarkan harga jatuh pada minggu pertama di pasar sekunder. Dalam strategi membeli di pasar perdana dan menjual di pasar sekunder ini banyak sudah contoh yang bisa diambil. Kendati anggapan bahwa underwriter tidak membiarkan harga akan jatuh pada hari-hari pertama di pasar sekunder, ada benarnya juga tapi dalam menerapkan strategi ini investor juga tetap berpedoman pada harga saham yang akan dilepas dengan harga saham sejenis yang sudah tercatat.

Perbandingan harga ini perlu menjadi perhatian, karena bisa saja harga saham IPO lebih rendah ketimbang saham yang sudah tercatat atau sebaliknya. Untuk itu, investor perlu membandingkan harga dengan pendapatan kedua saham tersebut yang akan dilepas dengan saham yang sudah tercatat. Kendati tidak selamanya benar, tapi banyak pelaku pasar yang beranggapan bahwa strategi membeli di perdana dan jual di sekunder ini cocok bila diterapkan pada waktu pasar sedang bullish (harga-harga saham di pasar sekunder sedang naik).

2. Strategi Beli dan Simpan (Buy and Hold)

Strategi ini digunakan oleh investor karena berkeyakinan bahwa suatu perusahaan akan berkembang selama jangka panjang, misalnya perusahaan yang produknya sangat strategis. Umumnya strategi ini juga cocok digunakan pada saat harga mencapai titik terendah atau umumnya pasar sedang bearish (harga-harga saham sangat rendah).
3. Strategi Berpindah

Strategi ini digunakan oleh investor yang aktif mengikuti perkembangan pasar. Tujuannya adalah memanfaatkan peluang kemungkinan naiknya harga saham lain dengan harapan pemodal tersebut memperoleh capital gain dalam waktu singkat. Dalam jangka panjang, strategi ini bertujuan mengubah jenis saham yang dimiliki, dengan harapan saham lain lebih prospektif. Strategi ini cocok digunakan pada saham-saham yang aktif diperdagangkan di bursa efek (likuid).

4. Strategi Mengurangi Kerugian (Cut Loss)

Strategi ini digunakan untuk mengurangi kerugian atas pembelian saham yaitu dengan cara menjual saham yang sebelumnya dimiliki dan mengganti dengan saham lain (berpindah), cara lainnya yaitu dengan membeli saham sejenis seperti yang dipegang sebelumnya pada waktu harganya rendah dan melepaskannya kembali pada waktu harganya naik. Sehingga kerugian pada saat membeli diwaktu harga tinggi dapat dikurangi (cut loss).

5. Membeli Saham-saham Tidur

Strategi membeli saham-saham tidur maksudnya membeli saham-saham yang tidak aktif, karena biasanya saham-saham yang tidak aktif sering luput dari perhatian orang banyak, sehingga cenderung harganya murah. Tipe pemodal yang sabar cocok membeli saham-saham yang tidak aktif tersebut, sebab pada umumnya potensi keuntungan pada saham yang demikian ini akan nampak dalam jangka waku yang lama.

6. Strategi Konsentrasi pada Industri

Investor yang memusatkan perhatiannya pada perkembangan industri tertentu, karena lebih mengetahui kondisi, mekanisme kerja dari perusahaan yang berada pada industri tersebut, tren industri dan sebagainya. Strategi investasi dengan cara ini adalah memilih saham-saham yang terbaik pada industri tersebut.

7. Strategi Membeli Pasar

Seorang pemodal dikatakan melakukan strategi membeli pasar, apabila investor secara relatif proporsional ke dalam saham-saham yang ada di bursa efek, misalnya 50 persen jenis saham yang tecatat di bursa efek. Strategi ini mungkin kurang tepat bagi investor kecil, karena untuk melaksanakan strategi ini tentunya membutuhkan dana yang besar.
8. Strategi Membeli Melalui Reksadana

Strategi ini dilakukan dengan mempercayakan pengelolaan dana yang dimiliki oleh investor kepada suatu lembaga yang disebut reksa dana. Reksa dana akan melakukan penyebaran investasi untuk mencapai tingkat keuntungan tertentu dan meminimumkan risiko.
Namun semua itu bukan menjadi satu patokan atau keharusan strategi yang dilakukan oleh investor, karena semua kembali kepada karakter tingkat risiko yang dimiliki oleh para investor.

---Tiga Strategi Reksadana---

Strategi yang ketiga yang bisa digunakan adalah Tiga Stategi Reksadana. Strategi ini menggunakan model reksadana sebagai senjata utama dengan tiga amunisi perlakuan. Bagi investor yang memperlakukan reksadana sebagai instrumen untuk mencapai tujuan keuangan yang lebih serius, ada 3 strategi investasi yang dapat dipergunakan yaitu Strategi Buy and Hold, Portfolio Rebalancing dan Rupiah Cost Averaging.

Metode Buy and Hold adalah metode investasi dimana investor berinvestasi kemudian mendiamkan dalam jangka waktu yang cukup lama tanpa terlalu peduli adanya kenaikan atau penurunan harga di pasar dengan asumsi investasi dalam jangka panjang akan menguntungkan.

Dengan melakukan buy and hold dalam jangka waktu panjang, ada 2 kemungkinan yang akan dihadapi oleh investor. Pertama, setelah jangka panjang ternyata hasilnya masih rugi, alias nilai investasi di bawah nilai investasi awal. Kedua, nilai investasi di atas nilai investasi awal, tapi jumlahnya tidak seperti yang diharapkan akibatnya tujuan keuangan tidak tercapai.

Dalam sebuah riset tentang potensi investasi jangka panjang yang dilakukan oleh PT. Infovesta Utama terhadap kinerja IHSG daritahun 1984-2012, terdapat 2 fakta menarik yang dapat dipergunakan investor dalam kaitan dengan strategi investasi yang disebutkan di atas. Riset ini membahas tentang potensi risiko dan return bagi investor yang berinvestasi secara jangkapanjang di bursa saham.

Dari riset tersebut, diketahui bahwa probabilitas investor untuk mengalami kerugian di bursa saham dengan jangka waktu 15 tahunadalah 0%. Sementara bagi investor yang memiliki jangka waktu investasi antara 3-10 tahun memiliki probabilitas kerugian antara 4,34% - 24,41%. Artinya dari 100 kali percobaan investasi yang dilakukan investor antara kurun waktu 1984-2012, ada kemungkinan antara 4-25 kali investor setelah 3 – 10 tahun akan mendapatkan kenyataan bahwa nilai investasinya masih berada di bawah nilai investasi pokok pertama kali.

Hanya investor yang memiliki periode 15 tahun, yang selalu mendapatkan bahwa nilai investasi akhirnya lebih besar dibandingkan nilai investasi awal. Hasil riset di atas menegaskan bahwa investasi memang harus jangka panjang. Karena dengan jangka panjang investor dapat meminimalkan risiko kerugian. Hanya saja, bagi investor “serius” yang melakukan strategi ini, jangka waktu investasi yang wajar adalah 15 tahun. Apabila kurang, maka terdapat kemungkinan tujuan investasinya tidak tercapai.

                                                Sumber: riset Infovesta, diolah.

Fakta lain dari riset tersebut yang cukup menarik untuk diperhatikan oleh investor adalah besarnya return yang diperoleh. Selama ini jika berinvestasi di reksadana saham, investor memiliki harapan return yang tinggi. Hal ini didukung oleh performa IHSG dalam beberapa tahun terakhir yang mencapai lebih dari 50% seperti yang terjadi pada 2006, 2007 dan 2009. Meski mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 2008, tapi kenaikan IHSG pada tahun 2009 kembali meningkatkan kepercayaan investor. Padahal jika melihat jangka waktu yang lebih panjang, tingkat return investasi ternyata tidak seperti yang diharapkan.

Berdasarkan data IHSG dari tahun 1984-2012, ternyata rata-rata return tahunan IHSG untuk investasi yang berkisar antara 3-15 tahun adalah berkisar dari 18.59%-11.46%. Semakin panjang periode investasi, semakin kecil pula rata-rata return yang diperoleh investor.Tapi sejalan dengan grafik probabilitas sebelumnya, kemungkinan investor untuk mengalami kerugian juga semakin kecil. Untuk lebih lengkapnya, dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini :

Sumber: riset Infovesta, diolah.

Dengan tingkat return yang berada di bawah ekspektasi pada umumnya yang berkisar antara 20%-25%, maka bagi investor diperlukan strategi investasi yang lebih aktif untuk mengoptimalisasi tingkat return sekaligus menjaga agar tujuan keuangan tetap tercapai. Untuk itu, investor dapat melakukan strategi yang kedua yaitu strategi Portfolio Rebalancing.

Portfolio Rebalancing adalah strategi investasi dimana pada saat yang tepat investor melakukan profit taking dan mengamankan profit tersebut pada instrumen investasi yang aman. Strategi ini mungkin tidak akan memberikan profit maksimal pada saat kondisi harga sedang naik tinggi seperti yang dihasilkan dengan strategi buy and hold. Akan tetapi cara ini mampu menjaga agar dana investor tidak terlalu tergerus dan mengamankan sebagian profit (jikaada) pada saat kondisi saham sedang tidak terlalu bagus.

Penggunaan ekspektasi return yang wajar pada tabel di atas dapat dijadikan sebagai acuan investor dalam melakukan rebalancing. Asumsi 11%-18% dapat dipergunakan investor dalam menentukan kapan dia harus melakukan rebalancing. Misalnya ketika dia meyakini apabila kondisi pasar sedang kurang bagus, maka ketika investasinya telah tumbuh 11%, keuntungan tersebut dapat dicairkan dan diamankan di instrumen yang aman seperti deposito atau Reksa Dana pasar uang. Jika ternyata dia meyakini bahwa pasar masih akan berpeluang tumbuh secara signifikan, maka kegiatan rebalancing baru dilakukan ketika investasi reksadananya sudahtumbuh di atas 18%.

Perlu diperhatikan bahwa strategi portfolio rebalancing tidak sama dengan diversifikasi. Strategi diversifikasi portofolio berusaha meminimalkan risiko dengan menyebar investasi pada beberapa instrumen yang berbeda.Sementara strategi rebalancing lebihmenekankan pada penggunaan 2 instrumen investasi yaitu reksadana saham dan reksadana pasar uang/deposito. Reksadana saham berperan sebagai instrumen untuk mencetak keuntungan sementara reksadana pasaruang/deposito berperan sebagai pengaman keuntungan.

Strategi investasi yang terakhir dan sangat dikenal oleh investor secara luas yaitu strategi rupiah cost averaging. Strategi investasi ini dilakukan dengan cara dimana investor tanpa melihat kondisi pasar baik ketika naik atau turun, melakukan investasi secara berkala setiap bulan. Strategi ini cocok digunakan bagi investor yang dananya masih terbatas dan memiliki jangka waktu yang masih panjang untuk mencapai tujuan keuangannya.

Penggunaan asumsi 11%-18% pada investor yang memanfaatkan strategi investasi ini terletak pada perhitungan besaran cicilan yang harus dilakukan.Sebagai contoh, apabila investor menginginkan nilai Rp 1 milyar 15 tahun kemudian, maka besarnya investasi bulanan yang harus dilakukan dengan asumsi return 11%-18% adalah sekitar Rp 2,18 juta dan Rp 1,08 juta per bulan. Investor tinggal memilih, apakah dipergunakan asumsi yang konservatif, butuh dana lebih besar namun lebih pasti atau asumsi agresif dan butuh dana kecil, tapi ada kemungkinan bisa meleset?.

Bagi investor yang secara serius dalam menjadikan reksadana sebagai sarana untuk mencapai tujuan keuangan, strategi buy and hold mungkin tidak terlalu sesuai. Hal inidisebabkan karena investor dihadapkan pada periode investasi yang terlalu panjang karena ingin lebih aman, sikap "pasrah" serta tidak ada upaya untuk mengamankan profitinvestasi. Sementara strategi portfolio rebalancing dan rupiah cost averaging mungkin lebih tepat namun dalam prakteknya masih terdapat beberapakendala. Salah satunya adalah biaya redemption dan subscription yang menggerus keuntungan investor serta belum banyak reksadana yang menerima pembelian dalam jumlah yang kecil.

Selain itu, investor perlu pintar-pintar dalam memilih reksadana, sebab belum tentu semua reksadana mampu memberikan tingkat return yang diinginkan oleh investor. Di samping itu seorang investor disarankan untuk dari waktu ke waktu meningkatkan pengetahuannya tentang pasar. Ini kalau mau meningkatkan potensi gain yang ingin dinikmati.

Memang pasar bergerak naik turun tetapi bukan berarti tidak bisa dipelajari. Dengan mengetahui pasar maka saat buy and hold bisa dilakukan pada level harga yang lebih menguntungkan serta hold pada time frame yang lebih pas.

RAHASIA SUKSES BERINVESTASI SAHAM

Ada beberapa rahasia sukses dalam berinvestasi, tetapi semuanya bukan faktor bagaimana dan apa media investasi tersebut, yang intinya pengulangan dari awal hingga akhir tulisan ini. Dan yang paling penting adalah kesiapan mental sebelum berinvestasi. Berikut beberapa rahasia sukses dalam berinvestasi:

Yang pertama, Kenali Diri Anda. Mengenali diri sendiri dalm berinvestasi adalah sangat penting. Kenalilah, seberapa nyaman anda bersedia menerima resiko berkurangnya investasi dalam jangka pendek. Hal ini sangat penting dalam memutuskan alokasi investasi, terutama untuk instrument yang berfluktuasi tinggi seperti saham. Sebab, tidak ada gunanya berinvestasi di saham jika peristiwa turunnya investasi saham menjadikan anda tidak bisa tidur malam atau terkena serangan jantung.

Yang kedua, Kenali Kebutuhan Anda. Ketahui tujuan anda dalam berinvestasi. Tentukan lamanya waktu bagi keinginan anda terhadap uang kembali. Kalau anda butuh uang anda kembali dalam jangka waktu setahun, jangan pernah bermain di saham. Kalau anda butuh membeli rumah tiga tahun lagi, mungkin obligasi jangka yang akan jatuh tempo dalam tiga tahun lebih cocok bagi anda. Oleh karena itu, kenali dulu kebutuhan anda sebelum berinvestasi.

Yang ketiga, Kenali Instrumen Investasi. Kenali dengan benar alternative investasi yang akan anda pilih, serta ketahui ekspektasi pendapatan yang akan diperolaeh. Dan yang terpenting, adalah mengendalikan resiko yang timbul jika berinvestasi pada instrument tersebut.

Yang keempat, Lebih Cepat Lebih Baik. Semakin cepat memulai karir dalam berinvestasi, semakin baik pula hasil yang akan diperoleh di masa mendatang.

Yang kelima, Alokasi dan Diversifikasi. Alokasikan dan diversifikasikan investasi pada instrument yang cocok dengan diri dan kebutuhan anda. Tidak ada portofolio yang cocok untuk semua orang. Oleh karena itu, seseorang mesti mencari kombinasi yang paling cocok. Kami menyarankan untuk menyebar investasi, tidak hanya di saham saja, tapi sebagian di obligasi, valas, dlsb.

Yang terakhir, Kaji Ulang Kesalahan. Jangan malu untuk mengkaji ulang kesalahan. Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, tetapi investor yang pintar selalu mengambil pelajaran dari sesuatu kesalahan, kemudian menghindarinya di masa mendatang.

TIPS INVESTASI SAHAM

Jangan membeli suatu produk investasi yang tidak dimengerti betul. Untuk itu sebelum melakukan investasi, berbagai sumber informasi hendaknya dipelajari terlebih dahulu seperti buku referensi, majalah/buletin bisnis dan keuangan, hasil riset dari lembaga keuangan atau konsultasi dengan seorang Penasihat Investasi. Berikut beberapa tips bermain / investasi saham.
Yang Pertama, jika anda sudah memilih produk misalnya saham, dan kemudian harus menentukan perusahaan mana yang akan menjadi sasaran investasi Anda, maka anda harus melakukan analisis fundamental saham di mana penyelidikan dilakukan pada segi fundamental perusahaan dan kinerjanya di Bursa Efek (jika saham tersebut telah diperdagangkan di Bursa Efek) misalnya melalui prospektus perusahaan, company profile, laporan keuangan, berita-berita pasar modal dan sebagainya.

Yang Kedua, perusahaan sasaran investasi Anda mungkin melakukan penggabungan usaha, re-organisasi, sasaran penawaran tender, atau melakukan tindakan-tindakan lain yang dapat mengurangi nilai kepemilikan Anda. Untuk itu Anda harus memiliki perhatian penuh pada berita-berita ataupun pengumuman mengenai kemungkinan tersebut.

Yang Ketiga, kondisi Bursa Efek pada umumnya dan setiap saham pada khususnya memiliki kecenderungan (trend) harga dan volume penjualan yang menggambarkan saat terbaik untuk melakukan jual / beli. Analisa yang dikenal sebagai “analisa teknikal” ini perlu dipelajari oleh investor karena akan sangat berpengaruh pada keputusan investor untuk melakukan transaksi jual / beli. Untuk ini, Anda dapat memperoleh data dari lembaga riset atau dari divisi riset Perusahaan Efek Anda.

Yang Keempat, pada skala makro, kinerja investasi di Bursa Efek sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian, stabilitas politik, dan kinerja Bursa Efek lain. Selain itu, keadaan di Bursapun sangat sensitive dengan berbagai hal subyektif (rumours). Anda harus mengikuti berita-berita semacam ini yang tentunya dapat mempengaruhi nilai investasi Anda.
Yang Kelima, investasi pada perusahaan yang tidak memiliki informasi yang dipublikasikan sebelumnya mengandung resiko yang lebih besar.
Yang Keenam, Pada saat pertama Anda membeli saham, Anda mungkin hanya membeli saham dari satu perusahaan saja. Namun dengan berjalannya waktu Anda mungkin ingin menambah investasi Anda. Jika sudah sampai pada tahapan ini Anda perlu memperhatikan satu prinsip investasi yang sudah begitu populer dan dapat mengurangi resiko investasi Anda apabila diterapkan, yaitu dont put all your eggs in one basket.

SEKIAN

---00O00---

DAFTAR PUSTAKA

Peter, M. Maksus, 2011, Main Saham Untuk Karyawan Kecil, Yogyakarta : DivaPress

Salim, Joko, 2010, Cara Gampang Bermain Saham, Jakarta : Visimediautama

Darmawan, Ferdie, 2010, Investor Sibuk; Solusi Investasi di Bursa Insonesia bagi Orang Sibuk. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

http://www.juruscuan.com/investasi/98-strategi-investasi-saham-ala-warren-buffet

http://pusatis.com/2014/01/27/strategi-investasi-investasi-jangka-waktu-satu-tahun/

http://www.organisasi.org/1970/01/strategi-aktif-dan-pasif-dalam-investasi-saham-untuk-mendapat-keuntungan-gains-maksimal.html

http://www.investasisaham.org/strategi-dalam-investasi-saham/

http://pakarinvestasi.blogdetik.com/mencoba-berinvestasi-saham-mengikuti-strategi-warren-buffet/

http://m.kompasiana.com/post/read/634689/2/salah-satu-model-strategi-investasi-saham-sederhana.html

http://economy.okezone.com/read/2008/08/19/226/137951/delapan-strategi-investasi-bagi-investor-di-pasar-modal

http://dcoins.co.id/index.php/id/penelitian/trader-aktif-disini

http://venesiavivaz.blogspot.com/2012/12/strategi-berinvestasi-di-pasar-modal.html

http://indriramadhaniekonomi.blogspot.com/2013/05/strategi-investasi-saham-obligasi-dan.html

http://www.cimb-principal.co.id/News-@-Strategi_Investasi_Untuk_Mencapai_Tujuan_Keuangan_.aspx

http://www.seowaps.com/2014/02/tips-strategi-investasi-saham.html

http://investasi.kontan.co.id/news/kelik-irwantono-investasi-untuk-jangka-panjang

http://www.dailystockprice.net/index.php/investment-strategy/110-miliki-strategi-keluar-jika-menginginkan-keuntungan-investasi-saham-jangka-panjang-miliki-aturan-cut-loss-7-8?ml=1

http://www.ciputraentrepreneurship.com/investasi/agar-investasi-jangka-panjang-anda-aman

http://www.ilmu-investasi.com/2012/06/strategi-investasi-saham-by-ellen-may.html

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Kami