Jumat, 26 Oktober 2012

Contoh Proposal Usaha Penawaran Jasa Pindah Rumah

Contoh Proposal Usaha Penawaran jasa Pindah Rumah, Sebuah temah yang menurutku perlu di posting soal proposal tesebut.

untuk membuat proposal penawaran jasa pindah rumah, yang harus anda tuliskan adalah Sebuah pendahuluan, memberkenalkan latar belakarng perusahaan anda, atau menyampaikan profil terkait perusahaan secara singkat.

Kemudian pada bab  selalanjutnya dalam pembuata proposal usaha
»»  Baca Lebih Lanjut...

Sabtu, 20 Oktober 2012

Ide Bisnis Uang 9 Juta Sudah Cukup Buka Usaha

Bismillah.. Kali ini saya ingin mempositng subuah ide bisnis hanya bermodal 9 jutaan, sudah bisa menjalankan bisnis, sebenarnya bisa saja modal di bawah itu untuk usaha-usaha tertentu terutama usaha jasa. Tapi karena sebelumnya ada pengunjung blog ini yang menanyakan uang 9 juta bagus bisnis apa ya?

Baik saya ingin menyampaikan sebuah ide2 bisnis dengan bermodal 9 jutaan.

1. Buka Pencucian
»»  Baca Lebih Lanjut...

Sabtu, 13 Oktober 2012

Tukar Link Yang Tak Terperhatiakan Blog Proposal Usaha



Hari ini lagi bersih-bersih link blog, lumayan ternyata pada saat keliling. tukar link di blog ku pada terhapus, di link2 sahabat, tapi no problem. 


Apa Fungsi Tukar link?

Tukar link sangat di perlukan bagi blog-blog baru, karena dengan tertempelnya link2 blog kita di blog sahabat lain, apalagi jika blog yang kita ajak tukaran tersebut mempunyai Page Rank tinggi, itu secara otomatis juga
»»  Baca Lebih Lanjut...

Minggu, 07 Oktober 2012

Melihat Peluang Usaha: Aktifitas Manusia Dari Bagun Tidur

Saya akan mencoba memaparkan sebuah peluang usaha, yang bisa di lihat dari kebiasaan manusia dari mulai, bagun tidur hingga tidur lagi.

Berikut mari kita gali lebih jauh apa saja yang menjadi kebutuhan orang-orang di
sekitar kita terutama yang bersifat konsumtif dari mulai bangun tidur hingga tidur
kembali, untuk selanjutnya diidentifikasi dan diklasifikasi mana yang dapat ditangkap
sebagai
»»  Baca Lebih Lanjut...

Joint Cost


Produk bersama adalah dua atau lebih produk yang diproduksi secara simultan dengan proses yang sama hingga titik pisah. Titik pisah adalah titik dimana produk bersama menjadi terpisah dan dapat diidentifikasi. Misalnya pada industri pengepakan daging, pengepak memiliki pemotong panjang yang digunakan pada setiap bagian dari sapi kecuali anak sapi.saat bahan baku sapi, mulai dimasukkan ke dalam produksi, biaya tenaga kerja dan overhead terjadi hingga titik pisak awal. Biaya-biaya semacam itu diperlukan untuk mebgubah sapi menjadi: kulit sapi, daging berbumbu, tulang untuk pupuk, kuku sapi untuk gelatin, dan lain-lain. Biaya pemeliharaan, penyembelihan dan pemotongan sapi merupakan biaya umum pada semua produk. Tentu saja, bebeapa produk bbersama mungkin membutuhkan pemrosesan setelah titik pisah. Namun, titik kucinya adalah bahan baku, tenaga kerja dan biaya overhead yang timbul hingga titik pisah awal merupakan biaya bersama yang dapat dialokasikan pada produk akhir hanya dalam beberapa perlakuan dapat berubah-ubah.

Produk samping adalah prodik sekunder yang ditemukan dalam memproduksi produk utama. Adalah produk yang total nilai penjualannya relative kecil dibdandingkan dengan nilai jual produk utama. Produk samping dapat dicirikan oleh hubungan dengan produk utama adalah dalam perlakuan berikut:
·         Produk samping berasal dari buangan, sisa potongan dan lain sebagainya, dari produk  utama yang  pada dasarnya merupakan jenis proses produk bersama (mis sisa potongan kain dan baju)
·         Buangan dan residu lainnya jenis proses yang pada dasarnya merupakan produk bersama (mis potongan lemak dari irisan daging sapi)
·         Situasi produk bersama minor (kulit dan potongan buah yang digunakan sebagai pakan ternak).
Akuntansi Untuk Biaya produk Bersama
            Akuntansi untuk keseluruhan biaya produk bersama produksi (bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead) tidak berbeda dengan akuntansi untuk biaya produk secara umum. Alokasi untuk biaya bersama pada produk individual menjadi sumber kesukaran. Biaya bersama harus dialokasikan pada produk individu untuk tujuan pelaporan keuangan. Beberapa metode telah dikembangkan untuk mengalokasikan biaya bersama. Metode ini mencakup metode unit fisik, motode rata-rata tertimbang, metede nilai jual pada titik-titik terpisah, metode nilai realisasi bersih dan metode margin bruto konstan.
Metode Unit Fisik
Dibawah metode unit fisik, biaya bersama didistribusikan pada produk berdasarkan bebereapa ukuran fisik. Ukuran-ukuran fisik ini mungkin dinyatakan dalam unit seperti pon, ton, gallon, ukuran papan, berat atom dan unit panas.
Secara komputasi, metode unit fisik mengaloksikan pada masing-masing produk bersama, bagian yang sama dari biaya  sebagai bagian unit yang mendasari. Jadi jika suatu proses bersam amenghasilkan  300 pon produk A dan 700 pon produk B. Produk A menerima 30% biaya bersama dan produk B menerima 70% biaya bersama. Perhitungan alternatif adalah dengan membagi total biaya bersama dengan total keluaran untuk menemukan rata-rata biaya unit. Rata-rata biaya unit kemudian dikalikan dengan jumlah unit dari setiap produk
Metode rata-rata tertimbang
Dalam usaha untuk mengatasi kesukaran yang dihadapi oleh unit fisik, faktor bobot seringkali digunakan. Faktor bobot ini dapat mencakup elemen yang beragam seperti jumlah beban yang digunakan, kesukaran untuk memproduksi, waktu yang dikonsumsi, perbedaan jenis tenaga kerja yang digunakan, dan ukuran unit. Faktor-faktor ini dan bobot relatifnya biasanya dikombinasikan dalam nilai tunggal yang dapat kita sebut faktor bobot
Alokasi biaya berdasarkan nilai pasar relatif
Keunggulan pendekatan ini adalah bahwa alokasi biaya bersama tidak akan menghasilkan produk secara konsisten menguntungkan ataupun merugikan. Dasar pemikiran untuk menggunakan kemampuan untuk menanggung adalah asumsi bahwa biaya tidak akan terjadi kecuali produk yang diproduksi secara bersamaan akan menghasilkan pendapatanyang cukup untuk menutupi semua biaya ditambah tingkat pengembalian yang wajar. Kebalikannya juga akan konsisten dengan teori ini: yaitu turunan biaya  yang mau dikeluarkan oleh pembeli bahan baku dan biaya bersama lainya untuk memperolrh produk individu manapun dengan menghubungkan biaya dengan nilai jual. Di sisi lain, fluktuasi pada nilai pasar ari satu atau lebih produk akhir manapun secara otomatis merubah pembagian biaya bersama secara merata, meskipun sebenarnya produk tersebut memakan biaya yang tidak lebih atau tidak kurang untuk memproduksinya dibandingkan sebelumnya.
            Pendekatan nilai pasar terhadap alokasi bersama lebih baik dibandingkan pendekatan unit fisik jika dua kondisi dipegang: (1) kombinasi fisik keluaran dapat dirubah dengan menimbulkan lebih banyak (sedikit) total biaya bersama dan (2) perubahan ini menghasilkan total nilai pasar reatif ditemukan dalam praktik.
Metode nilai jual terpisah
Metode nilai jual terpisah mengalkasikanbiaya bersama berdasarkan bagian dari tiap produk terhadap nilai pasar atau penjualan pada titik pisah. Dibawah metode ini semakin tinggi nilai pasar, semakin besar bagian biaya bersama yang dikeluarkan pada produk. Selama harga jual pada titik pisah stabil atau fluktuasi harga dari berbagai produk singkron, alokasi biaya masing-masing tetap konstan.
Metode nilai realisasi bersih
Jika nilai pasar digunakan untukmengalokasikan  biaya bersama, kita berbicara mengenai nilai pasar pada titik pisah. Namun terkadang, tidak terfapat harga pasar yang siap digunakan pada individu pada titik pisah. Pada kasus ini, metode nilai bersih dapat terealisasi dapat digunakan.  Pertama kita memperoleh nilai jual hipotesis untuk setiap produk bersama dengan mengurangkan semua biaya pemrosesan yang dapat dipisahkan dari nilai pasar akhir. Nilai jual hipotesis memperkirakan nilai jual pada titik pisah. Kemudian metode nilai realisasi bersih dapat digunakan untuk membagi biaya bersama secara merata berdasarkan bagian tiap produk dari nilai jual hipotesis.
Metode persentase margin bruto konstan
Metode nilai realisasi bersih dapat dengan mudah diterapkan. Namun metode ini membebankan semua lba pada nilai pasar hipotesis. Dengan kata lain, biaya pemrosesan lebih lanjut diasumsikan tidak memiliki nilai laba meskipun lab atersebut penting dalam menjual produk. Metode persentase margin bruto konstan memperbaiki hal ini dengan mengakui bahwa biaya-biaya terjadi setelah titi pisah merupakan bagian dari biaya keseluruhan dimana laba diharapkan diperoleh, dan metode ini mengalokasikan biaya bersama sedemikian rupa sehingga persentase margin bruto adalah sama untuk tiap produk.
Rasio penjualan terhadap produksi
Permintaan untuk produk bersama dapat bervariasi dari tahun ke tahun, membiarkan adanya kemungkinan memasukkan biaya produksi periode sekarang dalam persediaan biaya-biaya mewakili perpindahan barang lebih lambat. Hasilnya adalah laba yang dilaporkan lebihbesar dari pada biaya produksi periode sekarang dibebankan pada produk yang dijual. Metode rasio penjualan terhadap produksi engalokasikan biaya bersama menurut faktor pembobot yang membandingkan persentase penjualan dengan persentase produksi, yaitu metode kemampuan untuk menanggung dimana produk yang dijual dengan harga yang tertinggi dialokasikan lebih besar dari biaya bersama produksi sekarang dibandingkan produk-produk yang dijual dengan harga lebih rendah.
»»  Baca Lebih Lanjut...

Alokasi Departemen Penunjang

Departemen produksi menciptakan produk atau jasa yang diproduksi dan dijual oleh perusahaan dalam bisnis. Departemen pendukung melayani departemen produksi tetapi tidak dengan sendirinya menciptakan produk yang dapat dijual, karena departemen pendukung ada untuk mendukung berbagai departemen produksi, biaya departemen pendukung merupakan biaya umum bagi semua departemen produksi dan harus dialokasikan pada departemen produksi untuk memenuhi sejumlah tujuan penting.
Langkah dalam pengalokasian biaya departemen pendukung ke departemen produksi:
  1. Mendepartemensasi perusahaan
  2. Mengklasifikasi masing-masing departemen sebagai departemen pendukung atau departemen produksi
  3. Menelusuri semua biaya overhead perusahaan untuk departemen pendukung atau produksi
  4. Mengalokasikan biaya departemen pendukung ke departemen produksi
  5. Menghitung tarif overhead yang ditentukan terlebih dahulu untuk departemen produksi.
  6. Mengalokasikan biaya overhead pada unit produk individual dengan tarif overhead yang ditentukan terlebih dahulu.
Tujuan Alokasi
  1. Untuk menghasilkan satu kesepakatan harga yang menguntungkan.
  2. Untuk menghitung profitabilitas lini produk
  3. Untuk mempredikasi pengaruh ekonomi dari perencanaan dan pengendalian
  4. Untuk menilai persediaan
  5. Untuk memotivasi para manajer
Pengalokasian biaya satu departemen ke departemen lainnya
            Seringkali, biaya departemen pendukung dialokasikan ke departemen laindengan menggunakan satu tarif pembebanan. Sebagai contoh, departemen pemrosesan data perusahaan melayani berbagai departemen lainnya. Biaya pengoperasian departemen pemrosesan data kemudian dialokasikan ke departemen pengguna. Walaupun ini kelihatannya sederhana dan langsung, namun bebereapa pertimbangan terlibat adalah memilih tarif tunggal atau tarif berganda, dan penggunaan biaya departemen pendukung aktual versus yang dianggarkan.
            Saat biaya dari departemen pendukung dialokasikan pada departemen lain, tarif pembebanan harus dikembangkan. Tarif tunggal mengkombinasikan biaya variabel dan tetap dari departemen pendukung untuk menentukan tarif pembebaban. Tarif ganda memisahkan biaya tetap dan variabel. Biaya tetap departemen pendukung dialokasikan pada basis kapasitas awal, dan tarif variabel dikembangkan berdasarkan penggunaan anggaran
Memilih motode alokasi biaya departemen pendukung.
  1. Metode langsung
Apabila perusahaan hanya mengalokasikan biaya departemen pendukung ke departemen produksi, mereka menggunakan alokasi metode langsung. Metode langsung adalah motode paling sederhana dan paling langsung mengalokasikan pendukung. Biaya jasa variable dialokasikan langsung ke departemen produksi secara proporsional terhadap masing-masing departemen pengguna jasa. Biaya tetap juga dialokasikan secara langsung kepada departemen prosuksi, tetapi berdasarkan kapasitas normal atau praktis departemen produksi.
  1. Metode berurutan
Metode alokasi berurutan atau bertahap mengakui bahwa interaksi di antara departemen pendukung telah terjadi. Akan teapi, metode berurutan tidak secara penuh mengakui interaksi departemen pendukung. Alokasi biaya dilaksanakan secara bertahap demi setahap, mengikuti prosedur penetapan peringkat yang ditetapkan terlebih dahulu. Biasanya, urutannya ditentukan dengan menyusun peringkat departemen pendukung dalam suatu tatanan jumlah jasa yang diberikan, dari yang terbesar ke yang terkecil. Tingkat jasa biasanya diukur dengan biaya langsung dari setiap departemen pendukung; departemen dengan biaya tertinggi dinilai sebagai pemberi jasa terbesar.
  1. Metode timbal balik atau resiprokal
Metode timbal balik mengakui semua interaksi di antara departemen pendukung. Munurut metode timbal balik, salah satu departemen pendukung menggunakan angka departemen lain dalam menentukan total biaya setiap departemen pendukung, dimana total biaya mencerminkan interaksi diantara departemen pendukung. Jadi, total biaya yang baru dari departemen pendukung dialokasikan ke departemen produksi. Metode ini secara penuh mempertimbangkan intereaksi departemen pendukung.
Tarif overhead departemen dan pembiayaan produk
Tarif overhead departemen dihitung dengan menmbahkan biaya overhead langsung departemen pada biaya overhead yang dialokasikan dari departemen pendukung dan membagi jumlahnya dengan basis anggaran departemen.
»»  Baca Lebih Lanjut...

Penentuan Biaya per Unit

Sistem Biaya Pesanan
Perusahaan yang beroperasi dalam industri pesanan memproduksi aneka ragam produk atau pekerjaan yang biasanya sangat berbeda satu sama lain. Produk yang dibuat sesuai pesanan atau dibuat berdasarkan pesanan cocok dengan kategori ini, seperti halnya jasa yang bervariasi dari satu pelanggan ke pelanggan lainnya. Contoh proses pesanan mencakup percetakan, konstruksi, pembuatan perabotan, perbaikan mobil, dan jasa ahli kecantikan. Sistem pesanan mungkijn digunakan untuk memproduksi bang untuk persediaan yang secara berurutan dijual pada pasar umum. Namun seringkali, pekerjaan dihubungkan dengan pesanan pelanggan tertentu. Karakteristik kunci perhitungan harga pokok pesanan adalah bahwa biaya satu pekerjaan berbeda dengan biaya pekerjaan lain dan harus ditelusuri secara terpisah.

Untuk sistem produksi pesanan, biaya diakumulasikan berdasarkan pekerjaan. Pada perusahaan pesanan, mengumpulkan biaya berdasarkan pekerjaan memberikan informasi penting bagi manajemen. Sekali pekerjaan selesai, biaya unit dapat diperoleh dengan membagi jumlah biaya produksi dengan jumlah unit yang diproduksi.  Dalam mengilustrasikan perhitungan harga pokok pesanan, kita akan mengasumsikan pendekatan pengukuran biaya normal. Biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung yang sebenarnya dibebankan pada pekerjaan bersamaan dengan tariff overhead yang ditentukan sebelumnya. Namun, bagaimana biaya-biaya ini sebenarnya dibebankan pada berbagai pekerjaan merupakan isu pusat. Untuk membebankan biaya-biaya ini, kita harus mengidentifikasi tiap pekerjaan dan bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung yang berhubungan dengannya. Sebagai tambahan, beberapa mekanisme harus ada untuk mengalokasikan biaya overhead pada tiap pekerjaan. Dokumen yang mengidentifikasi tiap pekerjaan dan mengakumulasikan biaya produksinya adalah lembar harga pokok pesanan. Dalam sistem akuntansi manual, lembar harga pokok pesanan merupakan dokumen. Pengumpulan semua lembar harga pokok pesanan membentuk arsip barang dalam proses (work in process-WIP). Sistem harga pokok pesanan harus memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi jumlah bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead yang dikonsumsi oleh tiap pekerjaan.
Biaya bahan baku langsung dibebankan pada pekerjaan dengan menggunakan dokumen sumber yang dikenal sebagai  formulir permintaan bahan baku. Formulir ini menanyakan penjelasan, jumlah, dan biaya unit untuk bahan baku langsung, dan yang paling penting, nomor pekerjaan. Dengan menggunakan formulir ini, departemen akuntansi biaya dapat memasukkan jumlah biaya bahan baku langsung secara langsung pada lembar harga pokok pesanan. Jenis data ini berguna untuk mempertahankan pengendalian yang baik pada persediaan bahan baku perusahaan. Tidak ada usaha yang dibuat untuk menelusuri biaya bahan baku lain seperti perlengkapan, pelumas, dan lain-lain, pada pekerjaan tertentu.
Tenaga kerja langsung juga harus dihubungkan dengan tiap pekerjaan tertentu. Alt dengan mana biaya tenaga kerja langsung dibebankan pada pekerjaan individu adalah dokumen sumber yang dikenal sebagai tiket waktu. Saat karyawan bekerja pada pekerjaan tertentu, ia mengidentifikaasi namanya, tarif upah, jam bekerja, dan nomor pekerjaan. Tiket waktu digunakan hanya untuk tenaga kerja langsung. Karena tenaga kerja tidak langsung tidak umum bagi semua pekerjaan, biaya ini merupakan bagian dari overhead dan dialokasikan menggunakan tarif overhead yang ditentukan sebelumnya.
Pekerjaan dibebankan biaya overhead dengan menggunakan tarif overhead yang ditentukan sebelumnya. Secara khas, jam tenaga kerja langsungmerupakan ukuran yang digunakan unutk menghitung biaya overhead. Misalnya, asumsikan perusahaan telah mengestimasi biaya overhead untuk tahun mendatang $ 900.000 dan kegiatan yang diharapkan adalah 90.000 jam tenaga kerja langsung. Tariff yang ditentukan sebelumnnya adalah $ 900.000/90.000 jam tenaga kerja langsung = $ 10 per jam tenaga kerja langsung. Karena jumlah jam tenaga kerja langsung yang dikenakan pada pekerjaan diketahui dari tiket waktu pembebanan biaya overhead pada pekerjaan hanya pada saat tarif yang ditentukan sebelumnya dihitung.
Perhitungan Biaya Unit. Sekali pekerjaan selesai, jumlah biaya produksinya dihitung, pertama dengan menjumlahkan biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead dan kemudian menjumlahkan jumlah individu ini. Jumlah keseluruhannya dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi untuk memperoleh biaya unit.

Sistem Biaya Proses
Suatu sistem proses dicirikan oleh sejumlah besar produk homogeny yang melalui satu seri proses, dimana tiap proses pertanggungjawaban pada satu atau lebih operasi yang menghasilkan produk satu langkah mendekati penyelesaian. Jadi, suatu proses merupakan suatu seri kegiatan (operasi) yang saling berhubungan untuk menghasilkan suatu tujuan spesifik. Arus biaya untuk sistem harga pokok proses pada dasarnya serupa dengan perhitungan sistem harga pokok pesanan. Terdapat dua perbedaan kunci. Pertama, suatu sistem harga pokok pesanan mengakumulasi biaya produksi berdasarkan pekerjaan dan sistem harga pokok proses mengakumulasi biaya produksi berdasarkan proses. Kedua, untuk perusahaan manufaktur, sistem harga pokok pesanan menggunakan satu proses akuntansi, sedangkan sistem harga pokok proses mempunyai kerja pada akuntansi proses di semua proses.
Biaya transfer masuk merupakan (dari sudut pandang proses yang menerimanya) jenis biaya bahan baku. Hal ini benar karena proses selanjutnya menerima unit setengah jadi yang harus menjadi subyek kegiatan produksi lebih lanjut, yang terdiri lebih banyak tenaga kerja langsung, lebih banyak overhead, pada sejumlah kasus, tambahan bahan baku. Meskipun sistem perhitungan harga pokok proses memiliki lebih banyak tugas dalam akun barang dalam proses dibandingkan sistem pesanan, sistem tersebut merupakan sistem yang lebih sederhana dan lebih murah. Dalam sistem harga pokok proses, tidak ada pekerjaan individu dan tidak ada lembar harga pokok pesanan. Tidak perlu untuk menelusuri bahan baku pada pekerjaan. Lebih lanjut, tidak  terdapat kebutuhan untuk menggunakan tiket waktu untuk membebankan biaya proses. Karena para tenaga kerjasecara khas pada keseluruhan shiftnya. Mereka bekerja dalam suatu proses tertentu, tidak diperlukan penelusuran tenaga kerja secara rinci. Bahkan, pada banyak perusahaan, biaya tenaga kerja merupakan persentase yang demikian kecil dari biaya proses keseluruhan sehingga biaya tenaga kerja langsung dikombinasikan dengan biaya overhead, menciptakan kategori biaya konversi.
Laporan Produksi
            Dalam perhitungan harga pokok proses, biaya-biaya diakumulasikan berdasarkan departemen untuk suatu periode waktu. Laporan produksi merupakan dokumen yang mengikhtisarkan kegiatan produksi yang terjadi dalam departemen proses untuk suatu periode waktu tertentu. Laporan produksi juga berfungsi sebagai dokumen sumber yang mentransfer biaya-biaya dari akun barang dalam proses dari departemen sebelumnya ke akun barang dalam proses departemen selanjutnya. Pada departemen yang menangani tahap akhir pemrosesan, laporan produksi berfungsi sebagai dokumen sumber untuk mentransfer biaya-biaya dari akun barang dalam proses ke akun barang jadi.
Laporan produksi menyediakan informasi mengenai unit fisik yang diproses dalam suatu departemen dan juga mengenai biaya produksi yang berhubungan dengannya. Karenanya, laporan produksi dibagi menjadi bagian informasi unit dan bagian informasi biaya. Laporan produksi menelusuri arus unit melalui departemen, memperlihatkan perhitungan biaya unit, dan menyatakan pembagian biaya departemen untuk periode yang dilaporkan.
Biaya Unit
            Secara prinsip, perhitungan biaya unit dalam sistem proses sangat sederhana. Pertama, hitung biaya produksi untuk departemen proses untuk suatu periode waktu tertentu. Kedua, hitung keluaran dari departemen proses untuk periode waktu yang sama. Terakhir, biaya unit untuk proses dihitung dengan membagi biaya-biaya periode tersebut dengan keluaran periode tersebut. Sementara ciri-ciri dasar tampak  relatif sederhana, rincian perhitungan harga pokok proses actual sedikit lebih rumit. Sumber utama kesukaran berhubungan dengan bagaimana biaya dan keluaran suatu periode didefinisikan saat menghitung biaya unit dari tiap proses. Adanya persediaan barang dalam proses memperumit difinisi biaya dan keluaran yang diperlukan untuk perhitungan biaya unit.
Ciri-Ciri Dasar Perhitungan Harga Pokok Berdasarkan Proses:
  1. Unit homogen melalui suatu rangkaian proses yang serupa
  2. Tiap unit pada tiap proses menerima persentase biaya produksi yang sama
  3. Biaya produksi diakumulasikan berdasarkan proses untuk periode waktu tertentu.
  4. Terdapat akun barang dalam proses untuk setiap proses.
  5. Arus biaya produksi dan ayat jurnal terkait secara umum sama dengan perhitungan harga pokok pesanan.
  6. Laporan produksi departemen merupakan dokumen kunci untuk penelusuran biaya dan kegiatan produksi
  7. Biaya unit dihitung dengan membagi biaya departemen selama suatu periode dengan keluaran periode tersebut.
»»  Baca Lebih Lanjut...

Konsep dan Perilaku Biaya

Different cost for different purpose
Different cost for different purpose, pengertian kalimat tersebut sangat penting karena informasi biaya digunakan untuk membantu beberapa keputusan, dimana keputusan tersebut akan menentukan sifat biaya yang dibutuhkan, bagaimana biaya tersebut dihitung dan nilai biaya tersebut. Ini berarti jumlah biaya yang berguna untuk satu keputusan mungkin tidak berguna atau mungkin berbahaya jika digunakan untuk keputusan lain.
Berdasarkan konsep tersebut, maka biaya digolongkan menurut lima hal berikut ini:
  1. Menurut Obyek Pengeluaran.
Penggolongan biaya menurut kriteria ini adalah semua pengeluaran yang menggunakan objek pengeluaran sebagai dasar penggolongannya.

Yang termasuk biaya menurut kriteria ini yaitu:
·         Untuk membeli bahan baku disebut biaya bahan baku.
·         Untuk membayar tenaga kerja disebut biaya tenaga kerja.
·         Jika diperusahaan menggunakan sumber daya yang lain diluar biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja, maka perusahaan mengeluarkan biaya lain-lain yang jumlahnya relatif kecil dibandingkan dengan jumlah biaya bahan baku dan tenaga kerja, untuk membayar biaya lain-lain yang terjadi di pabrik disebut biaya overhead pabrik.

  1. Menurut Fungsi Pokok Dalam Perusahaan
Pada umumnya pada perusahaan terdapat tiga fungsi pokok yaitu fngsi produksi, fungsi pemasaran serta fungsi administrasi dan umum, maka atas dasar fungsi tersebut biaya digolongkan menjadi:
a.       Biaya produksi, yaitu biaya yang terjadi untuk pada saat proses produksi, contoh biaya bahan baku,biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik.
b.      Biaya administrasi dan umum, yaitu biaya yang terjadi berhubungan dengan pengaturan dan koordinasi perusahaan diluar produksi dan pemasaran, misal gaji bagian administrasi dan umum, biaya perlengkapan kantor, biaya listrik dan telepon perusahaan, dan lain-lain.
c.       Biaya pemasaran dan penjualan, yaitu biaya yang terjadi sehubungan adanya kegiatan penjualan dan pemasaran, misal biaya iklan/promosi, gaji bagian pemasaran, dan lain-lain.
Berdasarkan fungsi pokoknya biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung disebut biaya primer (primer cost) sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik disebut biaya konversi (conversition cost)
  1. Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu Yang dibiayainya
Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan:
a.       Biaya langsung (direct cost), merupakan biaya yang terjadi, karena adanya sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
b.      Biaya tidak langsung (indirect cost), merupakan biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik (factory overhead costs).
  1. Menurut Tingkah Laku Terhadap Perubahan Volume Produksi
Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi:
a.       Biaya variabel.
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contohnya biaya variabel adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
b.      Biaya semivariabel.
Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel.
c.       Biaya semifixed.
Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.
d.      Biaya Tetap.
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu. Contoh biaya tetap adalah gaji direktur produksi.
  1. Menurut Jangka Waktu Manfaatnya
Atas dasar jangka waktu pemanfaatannya, biaya dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a.       Pengeluaran modal (capital expenditures)
Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya periode akuntansi tidak satu tahun kalender). Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya dibebankan sebagai harga pokok aktiva dan dibebankan pada tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi, diamortisasi atau dideplesi.
b.      Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures)
Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Pada saat terjadinya, pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya.

Perilaku biaya
Perilaku adalah cara biaya merubah hubungannya dengan perubahan penggunaan aktivitas. Horison waktu berperan penting dalam penentuan perilaku biaya karena biaya dapat berubah dari tetap menjadi variabel, bergantung pada apakah keputusan yang diambil mencakup jangka pendek atau jangka panjang. Dalam jangka panjang, semua biaya adalah variabel, sementara dalam jangka pendek sedikitnya satu biaya adalah tetap. Lamanya periode jangka pendek bergantung pada penilaian manajemen dan tujuan dimana perilaku biaya sedang diestimasi.

Konsep relevant range
Relevant range adalah suatu interval yang dinyatakan dengan tingkat outputtertentu, dimana anggaran variabel yang bersangkutan masih dapat dipakai atau masih berlaku. Relevant range perlu ditentukan karena biaya tetap dan biaya variabel perunit dapat berubah pada tingkat output tertentu. Relevant range adalah suatu kisaran dimana diasumsikan bahwa fixed cost adalah valid. Karena besarnya fixed cost adalah konstan untuk satu periode, maka kurva fixed cost berupa garis mendatar dengan kemiringan atau gradien nol.

Teknik pemisahan biaya tetap dan variabel
Terdapat tiga metode formal untuk memisahkan biaya campuran menjadi komponen tetap dan variabel, yaitu: metode tinggi rendah, metode scatterplot, dan metode kuadrat terkecil.
Metode tinggi rendah
Pada metode tinggi rendah, dua titik yang dipilih dari grafik scatter adalah titik tinggi dan titik rendah berkenaan dengan tingkat aktivitas. Dua titik ini kemudian digunakan untuk menghitung titik potong dan kemiringan garis tempat kedua titik tersebut terletak. Titik tinggi didefinisikan sebagai titik dengan tingkat output atau aktivitas tertinggi. Titik rendah didefinisikan sebagai titik dengan tingkat output atau aktivitas terendah. Metode tinggi rendah bersifat objektif dan sederhana. Akan tetapi, jika titik tinggi dan rendah tersebut tidak mempresentasikan hubungan biaya yang sebenarnya, hubungan tersebut akan salah diperkirakan.
Persamaan untuk penentuan biaya variabel per unit dan biaya tetap adalah sebagai berikut:
Biaya variabel per unit = Perubahan biaya/Perubahan output
Biaya variabel per unit = (Biaya tinggi-Biaya rendah)/(Output tinggi-Output rendah)
dan,
Biaya tetap = Biaya total titik tinggi – (Biaya variabel per unit x Output tinggi)
Biaya tetap = Biaya total titik rendah – (Biaya variabel per unit x Output rendah)
Metode scatterplot
Metode scatterplot menyangkut pemeriksaan garis scatter (suatu plot yang menunjukkan total biaya campuran pada berbagai tingkat aktivitas yang berbeda) dan pemilihan dua titik yang tampaknya terbaik untuk mewakili hubungan antara biaya dengan aktivitas. Oleh karena kedua titik tersebut menentukan suatu garis, kedua titik yang dipilih tersebut dapat digunakan untuk menentukan titik potong dan kemiringan garis tempat mereka berada. Titik potong tersebut memberikan perkiraan komponen biaya tetap dan kemiringan memberikan estimasi biaya variabel per unit aktivitas. Metode scatterplot adalah suatu cara yang baik untuk mengidentifikasi nolinearitas, adanya outlierdan adanya pergeseran dalam hubungan biaya. Kelemahannya terletak pada sukjektivitasnya.
Metode kuadrat terkecil
Metode kuadrat terkecil menggunakan semua titik (kecuali outlier) pada grafik scatter dan menghasilkan suatu garis yang paling sesuai dengan semua titik. Garis paling sesuai adalah  garis yang terdekat ke semua titik yang diukur melalui penjumlahan kuadrat deviasi titik-titik tersebut dari garis. Metode kuadrat terkecil menghasilkan garis yang paling sesuai dengan titik-titik data, dan karena itu, lebih direkomendasikan dari pada metode tinggi rendah dan scatterplot.
Metode kuadrat terkecil memiliki keunggulan dibandingkan metode lainnya dalam menilai keandalan persamaan biaya. Koefisien determinasi memungkinkan seorang analis untuk menghitung jumlah variabilitas biaya yang dijelaskan oleh penggerak biaya tertentu. Koefisien korelasinya juga mengukur  kekuatan hubungan dan menunjukkan arah hubungan.

»»  Baca Lebih Lanjut...

Posting Kami