Jumat, 09 Mei 2014

Analisis Fundamental Saham PT. Charoen Pokphand Indonesia (CPIN) Tahun 2012

ANALISIS FUNDAMENTAL

SAHAM PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK TAHUN 2012

Disusun Oleh :

Ahmad David Darissalam

11510121

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2013


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pasar modal merupakan tempat kegiatan perusahaan mencari dana untuk membiayai kegiatan usahanya. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha penghimpunan dana masyarakat secara langsung dengan cara menanamkan dana ke dalam perusahaan yang sehat dan baik pengelolaannya. Fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana pembentukan modal dan akumulasi dana bagi pembiayaan suatu perusahaan / emiten.

Sementara itu, bagi kalangan masyarakat yang memiliki kelebihan dana dan berminat untuk melakukan investasi, hadirnya lembaga pasar modal di Indonesia menambah deretan alternatif untuk menanamkan dananya. Banyak jenis surat berharga (securities) dijual dipasar tersebut, salah satu yang diperdagangkan adalah saham. Saham perusahaan go public sebagai komoditi investasi tergolong berisiko tinggi, karena sifatnya yang peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi baik oleh pengaruh yang bersumber dari luar ataupun dari dalam negeri seperti perubahan dibidang politik, ekonomi, moneter, undang-undang atau peraturan maupun perubahan yang terjadi dalam industri dan perusahaan yang mengeluarkan saham (emiten) itu sendiri.

Agar tidak terjadi kerugian ketika berinvestasi sekaligus memperkirakan keuntungan yang akan didapat, ada dua cara yang biasa digunakan oleh para pakar investasi, yaitu analisis fundamental dan teknikal. Analisis fundamental yang akan kita bahas dalam tulisan ini, menggunakan banyak sekali faktor, seperti riwayat perusahaan, kinerja perusahaan, kinerja keuangan, dan makroekonomi. Sedangkan analisis teknikal, lebih cenderung kepada riwayat harga saham dan pola naik turunnya harga. Analisis fundamental biasanya diminati oleh pemegang saham yang sahamnya cukup berpengaruh dalam keuangan perusahaan, kreditur atau bank, dan pemerintah. Sedangakan analisis teknikal, biasanya diminati oleh para broker saham, dan para pelaku transaksi jual beli di lantai bursa. Dikarenakan, tugas UTS kali ini, menggunakan metode fundamental, maka dalam tulisan ini, kami tidak akan membahas analisis teknikal.

Profil dari PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk

PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (”Perseroan”) adalah penghasil pakan ternak, Day Old Chicks dan makanan olahan terbesar di Indonesia. Perseroan didirikan tahun 1972 dengan pabrik pakan ternak terbesar pertama di Jakarta untuk menghasilkan pakan ternak berkualitas.

Saat ini, Perseroan memfokuskan  usahanya pada kegiatan agro-business yang mencakup poultry business, dari memproduksi pakan ternak berkualitas, pembibitan ayam yang cepat tumbuh dan tahan penyakit serta menghasilkan produk ayam olahan berkualitas tinggi.

Kunci pertumbuhan dari kegiatan agro-business ini adalah komitmen untuk terlibat dalam seluruh rantai produksi, mulai dari formulasi pakan ternak hingga peternakan ayam hingga produk olahan dengan nilai tambah. Pendekatan ini terbukti sukses dalam memastikan keunggulan supply produk untuk diri sendiri maupun untuk permintaan industri lainnya dengan kualitas yang konsisten dari pakan ternak dan produk ayam olahan di negeri ini. Pakan ternak adalah landasan utama bisnis Perseroan. Perseroan memastikan sebagai produsen terbesar dan tersukses di bidang pakan ternak berkualitas tinggi.

Dari satu pabrik pakan ternak di Jakarta, Perseroan mengembangkan usaha untuk menghadapi tantangan dalam menghasilkan produk yang dapat dipercaya dan berkualitas tinggi dengan membangun fasilitas produksi di Balajara (Jawa Barat), Semarang (Jawa Tengah), Sepanjang dan Krian (Jawa Timur), Bandar Lampung (Lampung), Medan (Sumatera Utara) dan Makassar (Sulawesi Selatan). Secara bersama-sama, jaringan pabrik pakan ternak ini membuat Perseroan menjadi produsen pakan ternak terbesar satu-satunya di Indonesia. Selain itu, jaringan tersebut memiliki posisi strategis untuk memenuhi kebutuhan peternak ayam di seluruh negeri. Hal ini menjadikan Perseroan sebagai perusahaan penghasil pakan ternak yang terpercaya.

Jaringan luas dari distributor dan agen di seluruh negeri membuat peternak ayam memiliki kemudahan dan kecepatan dalam mendapatkan produk pakan ternak kami.

Perseroan juga memiliki kekuatan dominan dalam produksi dan penyediaan Day Old Chick di Indonesia. Seperti pakan ternak, Perseroan merupakan penghasil terbesar DOC dengan kualitas tinggi untuk peternak ayam di Indonesia. Perseroan memiliki jaringan pemasaran luas yang tersebar di Jawa, Kalimantan, Bali, Sulawesi dan Sumatera.

Ketika pakan ternak dan Day Old Chick memiliki sejarah panjang dalam agro-business, Perseroan memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan konsumsi daging ayam dengan melebarkan usaha pada produk ayam olahan bernilai tambah tinggi. Kegiatan usaha ini dilakukan oleh fasilitas kami yang terletak di Cikande (Jawa Barat), Salatiga (Jawa Tengah) dan Surabaya (Jawa Timur).

BAB II

PEMBAHASAN

Kondisi Makroekonomi Indonesia 2012

Komponen Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2012 sebesar 6,23%. Pertumbuhan terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 9,98 % dan terendah di Sektor Pertambangan dan Penggalian 1,49 persen. Sementara, PDB Tanpa Migas tahun 2012 tumbuh 6,81 persen. Besaran PDB Indonesia tahun 2012 atas dasar harga berlaku mencapai Rp8.241,9 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp2.618,1 triliun. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2012 menurut sisi penggunaan terjadi pada Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 9,81 persen, diikuti Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 5,28 persen, Komponen Ekspor Barang dan Jasa 2,01 persen, dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah yang tumbuh 1,25 persen.

Sementara, Komponen Impor sebagai faktor pengurang mengalami pertumbuhan sebesar 6,65 persen. Pada tahun 2012, PDB (harga berlaku) digunakan untuk memenuhi Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 54,56 persen, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 8,89 persen, Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto atau Komponen Investasi Fisik 33,16 persen, Komponen Ekspor 24,26 % dan Komponen Impor 25,81 persen. PDB per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2012 mencapai Rp33,3 juta (US$3.562,6), meningkat dibandingkan PDB per kapita pada tahun 2011 yang mencapai Rp30,4 juta (US$3.498,2).

Komponen Inflasi menunjukkan angka 4,3 % yang masih dibawah perkiraan dari pemerintah yang sebesar 7,5%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat inflasi di Indonesia masih cukup longgar dan masih bisa diantisipasi oleh APBN. Semakin turunnya tingkat inflasi menandakan bahwa daya beli masyarakat semakin meningkat. Dengan meningkatnya daya beli masyarakat maka diharapkan bukan hanya kebutuhan sandang, pangan, papan saja yang terpenuhi, namun juga kebutuhan-kebutuhan yang lain.

Komponen selanjutnya yaitu Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat rata-rata untuk kurs jual Rp. 9.428,96 per US$ dan untuk beli Rp. 9.334,91 per US$. Nilai tertinggi yang dicapai untuk kurs jual sebesar Rp. 8.936,00 per US$, dan beli sebesar Rp. 8848,00 per US$. Nilai yang terendah untuk kurs jual adalah Rp. 9.756,00 per US$, dan beli sebesar 9.658,00. Dan yang sering terjadi, nilai rupiah berada di antara Rp. 9400,00 – Rp. 9600,00 per US$. Tentu saja hal ini menjadi sentimen positif bagi dunia usaha. Nilai tukar yang stabil akan berdampak positif bagi sektor riil yang masih mengimpor bahan baku dari luar negeri,

Kemudian komponen Suku Bunga Bank Indonesia (SBI), tahun 2012 menunjukkan 5,77%. Dimana pada Januari 2012, SBI ditetapkan pada nilai 6,00%, dan untuk bulan-bulan selanjutnya sebesar 5,75%.

Dari indikator-indikator ekonomi di atas maka dapat kita simpulkan bahwa Secara keseluruhan, perkembangan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2012 menunjukkan kinerja yang membaik. Hal ini tercermin dari pencapaian pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dibandingkan negara-negara lain yang justru turun karena krisis global yang ditopang oleh stabilitas makroekonomi yang semakin kokoh dan terjaga baik.



Kondisi Industri Sektor Peternakan Unggas Tahun 2012

Saat ini, industri perunggasan bisa dikatakan memegang peranan sangat penting. Hal ini dimungkinkan karena industri perunggasan ini mampu menghasilkan swasembada daging unggas maupun telur. Sebuah capaian yang patut dibanggakan, selain itu tentunya mampu memberikan pendapatan yang cukup bagi para pelaku dan lapangan pekerjaan yang cukup besar. Industri perunggasan ini telah memberikan kontribusi sebesar 65% dari total produksi daging nasional, sementara kontribusi telur ayam ras sebesar 70,1% dari total produk telur nasional. Meskipun sumber protein mudah diakses masyarakat, namun nyatanya capaian tingkat konsumsi protein hewani hanya 5,79 gram/hari masih di bawah standar kecukupan gizi.

Rendahnya konsumsi daging ayam dan telur dibandingkan dengan negara tetangga di ASEAN juga sebagai tantangan kedepan untuk dapat lebih ditingkatkan. Konsumsi ayam untuk Indonesia tahun 2011 sekitar 7 kg/kapita/tahun jauh dibawah Malaysia yang 36 kg/kapita/tahun. Konsumsi telur Indonesia hanya 80 butir/kapita/tahun dan Malaysia 311 butir/kapita/tahun. Cukup ironis sebenarnya konsumsi negara Indonesia berbeda jauh dengan negara tetangga yang masih serumpun.

Akankah rendahnya tingkat konsumsi ini dianggap sebagai peluang sehingga prospek perunggasan kedepan cukup menjanjikan? Terlalu dini sepertinya untuk dapat menyimpulkannya. Masih banyak polemik yang ada di industri perunggasan ini.

Industri perunggasan ayam ras saat ini telah berkembang dengan pesat menjadi industri yang terintegrasi dari hulu sampai hilir. Akan tetapi, pola konsumsi pangan bergizi masih rendah sebagai akibat kurangnya pengetahuan, kebiasaan dan rendahnya daya beli masyarakat serta kurangnya prioritas mengkonsumsi pangan bergizi bagi masyarakat tertentu dibanding untuk keperluan konsumtif lainnya.

Indonesia dengan penduduk yang mencapai 240 juta jiwa ternyata konsumsi telur dan daging ayam masih relatif rendah dibanding negara-negara tetangga. Penduduk Indonesia mengkonsumsi 1 butir telur per minggu sedangkan Malaysia 1 butir telur per hari. Selain itu, konsumsi daging ayam penduduk Indonesia 1 ekor per 4 bulan, sedangkan malaysia 3 ekor per 1 bulan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dibutuhkan upaya-upaya untuk menyampaikan informasi sejalan dengan pelaksanaan proses edukasi terhadap masyarakat bahwa telur dan daging ayam merupakan bahan pangan yang sangat penting dan bermanfaat bagi perkembangan kecerdasan masyarakat. Kegiatan kampanye konsumsi ayam dan telur melalui berbagai acara, termasuk festival ayam dan telur, diharapkan akan mendorong peningkatan konsumsi masyarakat. Ini artinya pertumbuhan bisnis perunggasan dapat lebih cepat lagi.

Namun demikian dalam perkembangan perunggasan ini, aspek ketergantungan terhadap bahan baku pakan yang masih impor. Jika kita lihat sektor pakan, importasi jagung, bungkil kedelai, tepung ikan, tepung tulang, dan vitamin sebagai bahan baku pakan ternak menjadi permasalahan yang mendasar industri perunggasan di Indonesia. Tak kunjung reda, impotasi masih saja terus ditempuh sebagai upaya pemenuhan bahan baku. Kemudian, kondisi pergerakan ekonomi dunia yang melamban, khususnya yang terjadi di Amerika Serikat, cukup mengganggu bisnis perunggasan Indonesia tahun depan. Apalagi pergerakan harga jagung 2008-2011 tergolong tinggi. Krisis yang terjadi di AS setidaknya mempengaruhi juga harga jagung di Indonesia yang selama ini masih mengandalkan impor dari luar negeri.

Salah satu yang mempengaruhi perkembangan industri perunggasan adalah fluktuasi harga jagung yang akan mempengaruhi harga pakan. Bahan baku seperti jagung, bungkil kedelai, tepung ikan dan lain-lain juga masih tergantung pada impor. Stok jagung pada akhir tahun lalu sekitar 157 juta ton, sedangkan stok akhir tahun ini turun menjadi 115 juta ton. Indonesia juga masih impor kedelai sekitar 75% dari total kebutuhan di dalam negeri. Kebutuhan pakan ternak di Indonesia pada 2009 sebanyak 9,7 juta ton, 9,9 juta ton pada tahun lalu, dan pada tahun ini sekitar 11,2 juta ton. Sementara itu, kebutuhan pakan ternak pada tahun depan diperkirakan akan mencapai 12,3 juta ton. Belum lagi impor 100% bibit GPS (Grand Parent Stock) maupun PS (Parent Stock) baik broiler maupun layer dan program kemitraan usaha perunggasan yang belum berjalan secara optimal. Sementara industri peternakan komersial masih sangat rentan terhadap gejolak eksternal, seperti krisis ekonomi, wabah penyakit ternak, seperti flu burung. Keseimbangan supply dan demand harus dijaga, dengan mengatur pemasukan bibit sesuai dengan kebutuhan, menghitung potensi produksi DOC FS (broiler dan layer) dan dapat mengkoordinasi antara pembibit dan peternak. Ini diharapkan bisa menghasilkan input produksi yang sesuai.

Namun, prospek perunggasan pada tahun depan akan berjalan dengan baik. Selagi masyarakat hidup, indsutri perunggasan akan tetap berjalan. Negara dengan perekonomian yang masih bertumbuh, maka sektor peternakan akan terus bertumbuh. Adanya faktor penunjang seperti, kapasitas industri yang masih sangat besar, teknologi yang sudah semakin maju, lahan untuk budidaya khususnya di luar Jawa yang sangat luas, dan sumber daya manusia yang terdidik dan handal bisa menjadi kekuatan Indonesia menuju perunggasan yang lebih baik.

Kondisi Industri PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk Tahun 2012

Untuk tahun 2012, Perusahaan mencatat penjualan sebesar Rp21.311 miliar, meningkat 18,67% dari Rp17.958 miliar pada tahun 2011. Kinerja penjualan tersebut menciptakan menghasilkan laba tahun berjalan sebesar Rp2.684 miliar. Secara pertumbuhan, laba tahun berjalan meningkat 13,95%.

Hasil akhir dari ini adalah perusahaan telah berhasil mempertahankan tingkat kinerja yang sehat untuk marjin laba bruto, marjin laba usaha dan marjin laba tahun berjalan masing-masing sebesar 21,08%, 16,23% dan 12,59%.

Pada tahun 2012, Perusahaan mencatat rekor penjualan sebesar Rp21.311 miliar atau 18,67% lebih tinggi dari Rp17.958 miliar yang dicapai di tahun 2011. Hal ini diikuti dengan tingkat laba tahun berjalan tertinggi yang pernah dicapai yaitu Rp2.684 miliar, dibandingkan Rp2.355 miliar pada tahun sebelumnya. Laba tahun berjalan mencatat pertumbuhan 13,95%. Direksi juga melaporkan bahwa Perusahaan telah berhasil menjaga marjin yang sehat. Selama tahun berjalan, Perusahaan telah menjaga marjin laba bruto, marjin laba usaha dan marjin laba tahun berjalan di tingkat 21,08%, 16,23% dan 12,59%, yang menunjukkan stabilitas dan peluang bisnis kami di masa depan.

Produksi pakan ternak tetap menjadi penyumbang terbesar kegiatan usaha Perusahaan dan di tahun 2012, pendapatan dari penjualan pakan ternak mencapai Rp15.537 miliar, meningkat 12,4% dari pendapatan tahun 2011 sebesar Rp13.822 miliar. Dengan demikian, pakan ternak memberikan kontribusi sebesar 72,9% dari total penjualan.

Perusahaan, melalui entitas anak, adalah penghasil terbesar DOC di Indonesia. Produksi DOC merupakan penyumbang terbesar kedua dari penjualan Perusahaan, mencapai 14,6% dari total penjualan di tahun 2012. Selama tahun berjalan, kegiatan usaha DOC mengalami kebangkitan, terjadi peningkatan 29,6% pada penjualan. Pendapatan dari DOC di tahun 2012 mencapai Rp3.117 miliar dibandingkan Rp2.405 miliar di tahun 2011 sebagai hasil dari peningkatan volume penjualan dan rata-rata harga jual.

Kegiatan usaha pakan ternak dan DOC kami dilengkapi dengan produksi produk daging ayam olahan yang bernilai tambah.Pada tahun 2012, Perusahaan mencapai pendapatan Rp1.898 miliar dari penjualan daging ayam olahan. Angka ini menunjukkan pertumbuhan 20,2% dari tahun lalu yang mencapai Rp1.579 miliar.


Kondisi Kinerja Keuangan PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk 2012

Perhitungan Valuasi saham PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) pada tahun 2012

Sekarang waktunya untuk menghitung valuasi harga saham apakah saham tersebut layak untuk dibeli atau tidak. Banyak sekali metode yang digunakan para peneliti saham, diantaranya Metode Komparasi, kemudian ada Discounted Deviden Model (DDM). Kemudian ada juga Discounted Cash Flow Model (DCFM) dan Free Cash Flow to Equity (FCFE).

Akan tetapi bagi para investor pemula, seperti saya kebanyakan akan pusing jika menggunakan metode-metode diatas. Saya mendapatkan informasi dari forum diskusi saham di salah satu forum internet, menggunakan metode seperti di bawah ini yang dinamakan Analisis Fundamental Untuk Amatir (AFUA). Metode ini diklaim sebagai metode yang paling mudah digunakan, dan cocok digunakan oleh para investor pemula.

Hasil valuasinya TIDAK DIJAMIN PASTI BENAR. Karena bagaimanapun juga, di  lantai bursa saham tidak ada yang selalu benar mutlak. Tapi setidaknya dengan belajar metode simpel ini, kita ada patokan dalam menghitung harga wajar suatu saham, sehingga tidak mudah dibohongi oleh analis-analis saham dalam membeli/menjual saham untuk investasi.

Menururt analisa ini, sebelum menghitung valuasi, pastikan dulu bahwa saham yang akan kita beli adalah saham yang sehat. Untuk kriteria saham sehat, biasanya saya cek dulu :

1. EPS selalu naik, minimal 3 tahun berturut-turut, dengan kenaikan minimal 15% per tahun (lebih besar lebih baik).

2. ROE minimal 15% (lebih besar, lebih baik)

3. DER maksimal 1,5

Setelah kita yakin bahwa saham yang kita pilih sesuai dengan kriteria di atas, baru kita lakukan valuasi. Kita akan menghitung valuasi saham CPIN yang sudah dibahas panjang lebar diatas. Pertama, kita lihat EPS-nya dahulu setidaknya antar empat sampai lima tahun sebelumnya.

EPS CPIN dari 2007 – 2012

Tahun

EPS (dalam Rupiah, Pembulatan)

2007

12

2008

15

2009

98

2010

135

2011

144

2012

163

Terlihat dari 2007 - 2012, EPS CPIN selalu naik, dengan kenaikan rata-rata (CAGR) = 75%/thn. Menghitung CAGR bisa dilakukan dengan kalkulator CAGR yang rumusnya cukup rumit untuk dituliskan, karena mengandung tiga fungsi. Untuk lebih mudahnya, silahkan menggunakan CAGR Calculator yang bisa dengan nudah dicari dengan googling.

Kemudian kita lihat ROE dan DER yang sudah tercantum dalam laporan keuangan. Kurang lebih seperti ini:

ROE CPIN = 33% è  syarat (2) terpenuhi

DER CPIN = 0,51 è syarat (3) terpenuhi

Dengan terpenuhinya 3 syarat di atas, maka kita bisa yakin bahwa saham CPIN ini adalah saham yang sehat. Setelah itu, baru kita melakukan valuasi. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Tentukan Yield SUN

Yield SUN= 1% + BI rate = 1% + 5,77% = 6,77% (A)

2. Hitung Earning Premium Saham terhadap SUN

SUN = ROE - (A) = 41% - 6,77% = 34,33% (B)

3. Hitung PER SUN

PER SUN= 1 : (A) = 1 : 6,77% = 14,77 (C)

4. Hitung Earning Multiple Premium

EMP = (B) x (C) = 34,33% x 14,77=0,3433 x 14,77 = 5,07 (D)

5. Hitung PER wajar

PER = (D) + (C)= 5,07 + 14,77 = 19,84 (E)

6. Hitung harga wajar CPIN

Harga Wajar = (E) x EPS Annualized CPIN

Harga Wajar = 19,84 x Rp 163

Harga Wajar = Rp 3.233,92 = Rp 3.234 (pembulatan)

7. Harga CPIN akhir 2012 = Rp 3650

8. Hitung Margin of Safety (MOS)

MOS = 1 - (3234 : 3650) = 0,11397 = 11,397%
Keputusan investasi kita : beli/jual/hold, tergantung pada nilai MOS ini.

BAB III

KESIMPULAN

Kesimpulan yang bisa ditarik dari penjelasan yang panjang lebar diatas, yaitu berinvestasi di PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, (CPIN) karakteristiknya lebih baik untuk investasi jangka panjang, karena tren kinerjanya semakin hari cenderung semakin meningkat secara konstan. Fluktuatif harga tidak begitu terjadi, karena karakteristik sahamnya cenderung konstan, naik tidak jauh dan turun tidak jauh. Terlebih sektor perunggasan masih mempunyai prospek yang sangat cerah untuk kedepannya, ditambah dengan penguasaan pangsa pasar dari CPIN cukup signifikan. Ditambah lagi dengan kondisi ekonomi Indonesia yang lumayan baik, berbanding terbalik dengan kondisi ekonomi global yang sedang turun-turunnya, membuat iklim investasi semakin nyaman.

Masalah nilai Margin of Safety (MOS) dari CPIN yang hanya 11,397 % tidak perlu menjadi risau, karena memang karakteristik dari saham CPIN adalah bergerak pelan dan cocok untuk investasi jangka panjang. Selain itu, nilai MOS yang positif (bukan negatif) menunjukkan bahwa perusahaan ini masih dinyatakan layak dan sehat. Akan tetapi semua keputusan kembali kepada investor.

Investasi saham itu sebenarnya mudah. Akan menjadi susah jika kita sebagai investor merasa terburu-buru dan tidak sabar ketika memutuskan untuk beli atau menjual. Tapi selama kita masih bisa bersikap rasionalrasional dan sabar, yang biasanya terjadi adalah hasil yang didapat bagus dan sesuai dengan harapan.

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Kami