Jumat, 25 Mei 2012

Komunikasi dalam Perspektif Islam


Komunikasi dalam Perspektif Islam
Komunikasi tidak hanya ilmu yang dipelajari di kelas perkuliahan semata. Bahkan komunikasi sendiri sebenarnya telah diajarkan oleh Sang Pencipta, Allah SWT, melalui kitabnya Al Qur’an tentang bagaimana pentingnya komunikasi bagi umat manusia. Dalil dari Hadits Nabi Muhammad ` memberi petunjuk bagaimana berdialog dan berkomunikasi yang baik. Di antaranya “Permudahlah dan jangan kalian persulit dan gembirakanlah dan jangan kalian buat mereka lari.” . “Perkataan yg baik itu adalah sedekah.” . “Bukanlah orang kuat itu karena kuat gulat tetapi orang yang kuat itu yg menguasai diri/nafsunya ketika marah.” . “Senyummu terhadap wajah saudaramu itu adalah sedekah.” . “Hikmah itu adalah harta mukmin yg hilang di mana saja dia menemukannya maka dialah manusia yg paling berhak dengannya.” . “Sesungguhnya Allah itu Maha Lemah Lembut mencintai kelembutan dan memberi atas orang yg lemah lembut sesuatu yg tidak diberikan kepada orang yg keras dan sesuatu yg tidak diberikan atas lainnya.” . Prinsip-prinsip komunikasi dalam Islam yaitu:
1.    Qaulan Balighan yaitu komunikasi yang disampaikan kepada mereka sampai jiwa mereka bergetar sehingga bisa berpengaruh terhadap perubahan afeksi pada pribadi yang diajak bicara.
2.    Qaulan Maisuran yaitu bahasa yang disampaikan menggembirakan mereka memberikan harapan bagi kemajuan dan perbaikan.
3.    Qaulan Layinan yaitu bahasa yang disampaikan secara lemah lembut. Biasanya ditujukan bagi orang-orang yang kasar dan pemarah atau raja yang keras hati seperti Fir’aun. Mereka yang tidak mudah menerima kebenaran.
4.    Qaulan Kariman yaitu perkataan yang disampaikan penuh rasa kasih sayang serta tidak kasar seperti yang digunakan oleh seorang anak saleh kepada kedua orang tuanya.
5.    Qaulan Sadida yaitu kalimat-kalimat yang ”meruntuhkan kemudian membangunnya kembali”. Artinya jika seorang pemimpin berhadapan dengan bawahan yang melakukan kesalahan maka dia wajib meluruskan dan memberikan saran untuk memperbaiki kesalahan tersebut melalui petunjuk-petunjuk yang benar.
6.    Qaula Shodiqonyaitu berbicara secara jujur apa adanya, yang hitam katakan hitam bukan abu-abu.
            Berikut dalil al-Quran yang menunjukkan prinsip dalam komunikasi :
             “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Qaulan Sadida --perkataan yang benar” (QS. An nisa’ 4:9).
            “Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka Qaulan Baligha --perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.“ (QS An-Nissa : 63).
            “Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya[268], harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka Qaulan Ma’rufa --kata-kata yang baik.” (QS An-Nissa: 5)
            “Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, Maka berilah mereka dari harta itu (sekadarnya) dan ucapkanlah kepada mereka Qaulan Ma’rufa –perkataan yang baik” (QS An-Nissa :8).
            “Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu Menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu Mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekadar mengucapkan (kepada mereka) Qaulan Ma’rufa --perkataan yang baik…” (QS. Al-Baqarah:235).
            “Qulan Ma’rufa --perkataan yang baik-- dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” (QS. Al-Baqarah: 263).
            “Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya] dan ucapkanlah Qaulan Ma’rufa --perkataan yang baik.” (QS. Al-Ahzab: 32).
            “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada kedua orangtuamu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, seklai kali janganlah kamu mengatakan kepada kedanya perkatan ‘ah’ dan kamu janganlah membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Qaulan Karima --ucapan yang mulia” (QS. Al-Isra: 23).
            “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan Qulan Layina --kata-kata yang lemah-lembut...” (QS. Thaha: 44).
            ”Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhannya yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka Qaulan Maysura --ucapan yang mudah dan menyenangkan” (QS. Al-Isra: 28).
            Demikian “Ayat-Ayat Komunikasi” (AAK) sebagai kaidah, prinsip, atau etika komunikasi Islam. AAK itu merupakan panduan bagi kita, kaum Muslim, dalam melakukan komunikasi, baik komunikasi interpersonal dalam pergaulan sehari hari, berdakwah secara lisan dan tulisan, maupun dalam aktivitas lain.
Metode dakwah Islam yang dilakukan oleh Rasulullah SAW sebenarnya telah menerapkan prinsip komunikasi. Keberhasilan dakwah tidak bisa dilepaskan dari penerapan cara komunikasi Rasulullah SAW yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat saat itu. Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW sangat pantas ditiru bukan hanya karena ahlak dan budi pekertinya semata melainkan kehandalannya dalam berkomunikasi. Beliau layak menjadi teladan bagi para pemimpin dan manajer kapanpun dan dimanapun.

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Kami