Rabu, 03 Agustus 2011

Audit Sekitar Komputer (Audit arround the computer)

Audit sekitar komputer merupakan pendekatan yang mula-mula ditempuh oleh akuntan. Secara umum, sebuah sistem akuntansi terdiri atas input, pemrosesan, dan output. Dalam pendekatan ini, porsi pemrosesan diabaikan (Bodnar dan Hopwood, 2006: 565).
Noviari (2009) menyatakan audit sekitar komputer merupakan audit terhadap penyelenggaraan sistem informasi komputer tanpa menggunakan kemampuan peralatan itu sendiri, pemrosesan dalam komputer dianggap benar, apa yang ada dalam komputer dianggap sebagai black box sehingga audit hanya dilakukan di sekitar box tersebut.
Pendekatan ini memfokuskan pada masukan (input) dan keluaran (output). Jika dalam pemeriksaan keluaran (output) menyatakan hasil yang benar dari seperangkat masukan (input) pada sistem pemrosesan, maka operasi pemrosesan transaksi dianggap benar. Dengan adanya kemajuan dalam teknologi informasi, pendekatan ini tidak lagi digunakan secara luas (Bodnar dan Hopwood, 2006: 565).
Namun pendekatan ini masih dapat ditemukan di Kantor Akuntan Publik yang kliennya sebagian besar tergolong klien berskala kecil dan menengah. Hal ini dimungkinkan mengingat tidak semua perusahaan yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik ini menggunakan sistem komputer yang terintegrasi atau dengan kata lain masih sebatas dalam lingkungan komputer bisnis kecil. Selain itu, kesesuaian antara ukuran perusahaan yang diaudit dengan fee audit juga menjadi pertimbangan masih digunakannya pendekatan ini.
Dalam SPAP SA Seksi 327 (2001) dijelaskan bahwa lingkungan komputer bisnis kecil dapat digambarkan sebagai berikut.
a.       Situasi kantor sebagaimana keadaan kantor pada umumnya dan tidak terlihat sebagai suatu departemen sistem informasi komputer.
b.      Komputer yang ada biasanya hanya diawasi oleh maksimum dua orang operator sebagai pemakai.
c.       Program aplikasi yang digunakan biasanya berupa program paket yang dibeli dari pihak luar.
d.      Data biasanya di-input dalam satu ledger (tidak terpisah-pisah).
e.       Volume transaksi relatif sedikit.
Kemajuan teknologi informasi tersebut telah mengubah cara perusahaan dalam mengumpulkan data, memproses dan melaporkan informasi keuangan Oleh karena itu auditor akan banyak menemukan lingkungan dimana data tersimpan lebih banyak dalam media elektronik dibanding media kertas. Auditor harus menentukan bagaimana perusahaan menggunakan sistem teknologi informasi untuk meng-inisiasi, mencatat, memproses dan melaporkan transaksi dalam laporan keuangan.
Bodnar dan Hopwood (2006: 565) menyatakan jenis aktivitas menggunakan sistem akuntansi yang terkomputerisasi dapat dilakukan baik oleh auditor internal maupun auditor eksternal untuk melakukan aktivitas kerja audit yang biasanya dilakukan secara manual. Aktivitas ini normalnya dilakukan selama proses pengujian substantif terhadap akun-akun neraca. Dengan dilakukannya pemeriksaan dengan tingkat ketelitian yang tinggi, akan dapat menghasilkan laporan audit yang berkualitas.

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Kami