Pertemuan ke-14
Topik: Manajemen Keuangan dan Manajemen Resiko
Tujuan: Mahasiswa mengetahui tanggung jawab manajer keuangan, jenis pengeluaran perusahaan, sumber pembiayaan perusahaan, dan mengelola resiko.
Pokok Bahasan:
1. Menjelaskan peranan manajer keuangan
2. Membedakan antara pengeluaran jangka pendek dengan pengeluaran jangka panjang
3. Menjelaskan sumber pendanaan perusahaan
4. Menjelaskan manajemen resiko
Tugas: Studi Kasus “Jangan Pernah Berhenti Mempedulikan Hal Kecil”
Buku Rujukan: Introduction to Business, Griffin, W.R / Ch.20
Deskripsi:
1. Menjelaskan peranan manajer keuangan
Kegiatan bisnis yang dikenal dengan keuangan atau keuangan korporasi (finance/corporate finance) umumnya menyangkut empat tanggung jawab:
- Menentukan investasi jangka panjang perusahaan
- Mendapatkan dana untuk membayar investasi tersebut
- Melaksanakan kegiatan keuangan harian perusahaan
- Membantu mengelola resiko yang diambil perusahaan
Manajer keuangan (financial manager) merencanakan dan mengendalikan akuisisi serta menyebarkan sumber daya keuangan suatu perusahaan. Para manajer keuangan mengumpulkan dana, membayar utang, mendapatkan kredit usaha, mendapatkan pinjaman, mengendalikan saldo kas, dan melakukan perencanaan untuk kebutuhan keuangan di masa depan. Tetapi tujuan utama seorang manajer adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dan kekayaan pemegang saham. Sementara para akuntan menciptakan data untuk mencerminkan status keuangan perusahaan, manajer keuangan membuat keputusan untuk meningkatkan status itu. Jadi, manajer keuangan harus memastikan bahwa pendapatan suatu perusahaan lebih besar dari biayanya dengan kata lain menghasilkan laba.
Berbagai tanggung jawab manajer keuangan dalam meningkatkan kekayaan perusahaan dibagi menjadi tiga kategori umum:
- Manajemen Arus Kas (cash flow management). Untuk meningkatkan nilai suatu perusahaan, manajer keuangan harus bahwa selalu terdapat dana yang cukup untuk mendapatkan bahan dan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk memproduksi barang dan jasa. Tentu saja pada saat yang sama, mungkin terdapat dana yang tidak dibutuhkan dengan segera. Dana ini harus diinvestasikan untuk menghasilkan lebih banyak uang bagi perusahaan.
- Pengendalian Keuangan (financial control). Karena sesuatu jarang terjadi sesuai dengan yang telah direncanakan, maka manajer keuangan harus membuat penyesuaian untuk perubahan keuangan aktual yang terjadi setiap harinya. Misalnya, rencana pendapatan berdasarkan peramalan biasanya menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dari pendapatan actual, karena penjualan biasanya tidak dapat diperkirakan. Pengendalian meliputi kegiatan memantau arus masuk pendapatan dan membuat penyesuaian keuangan yang tepat.
- Perencanaan Keuangan (financial plan). Landasan bagi manajemen keuagan yang efektif merupakan pengembangan rencana keuangan (financial plan). Rencana keuangan menjabarkan stratgei perusahaan untuk mencapai posisi keuangan di masa depan. Dalam membuat rencana, seseorang manajer keuangan harus mengajukan beberapa pertanyaan:
§ Berapa jumlah dana yang dibutuhkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan yang segera?
§ Kapan perusahaan membutuhkan lebih banyak dana?
§ Di mana perusahaan mendapatkan dana untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek dan panjangnya?
2. Membedakan antara pengeluaran jangka pendek dengan pengeluaran jangka panjang
Setiap perusahaan harus membelanjakan uang untuk bertahan hidup. Menurut rumusan yang paling sederhana, dana yang dibelanjakan untuk bahan, upah, dan bangunan pada akhirnya akan menuju ke penciptaan produk, pendapatan dan laba. Dalam perencanaan kebutuhan pendanaan, manajer keuangan harus membedakan antara dua jenis pengeluaran yang berbeda: pengeluaran (operasi) jangka pendek dan pengeluaran (modal) jangka panjang.
- Pengeluaran (operasi ) jangka pendek. Pengeluaran jangka pendek secara teratur terjadi dalam kegiatan bisnis perusahaan setiap hari. Untuk mengelola pembiayaan ini, para manajer harus memberikan perhatian khusus pada utang dagang (account payable), piutang dagang (account receivable), dan persediaan (inventories), kebijakan kredit (credit policy). Ukuran yang digunakan oleh beberapa perusahaan dalam mengelola dana dikenal sebagai modal kerja.
- Pengeluaran (modal) jangka panjang. Disamping membutuhkan dana untuk pengeluaran operasi, perusahaan juga membutuhkan dana untuk menutupi pengeluaran aset/aktiva tetap jangka panjang. Pengeluaran jangka panjang biasanya direncanakan secara lebih cermat dibandingkan dengan pengeluaran jangka pendek karena pengeluaran jangka panjang merupakan masalah khusus.
3. Menjelaskan sumber pendanaan perusahaan
- Sumber dana jangka pendek
Perusahaan dapat meminta bantuan dari berbagai sumber dana yang mereka butuhkan guna membiayai operasi harian dan untuk melaksanakan rencana jangka pendek. Sumber-sumber ini ini termasuk:
§ Kredit dagang. Utang dagang tidak semata-mata merupakan pengeluaran. Mereka juga merupakan suatu sumber dana untuk perusahaan pembeli. Sebelum membayar tagihannya, pembeli telah menggunakan baik produk yang dibeli maupun harga produk. Kredit dagang memiliki beberapa bentuk: open book credit, promissory notes, trade draft.
§ Pinjaman jangka pendek dengan jaminan. Bagi sebagian perusahaan, pinjaman bank merupakan sumber pendanaan jangka pendek yang paling penting. Pinjaman semacam itu hampir selalu melibatkan surat kesanggupan yang menyebutkan bahwa peminjam berjanji untuk melakukan pembayaran kembali pinjaman ditambah bunga. Dalam pinjaman dengan jaminan (secured loan), bank juga mensyaratkan jaminan (collateral): kepentingan hukum dalam aset tertentu yang dapat disita jika pembayaran tidak seperti yang dijanjikan.
§ Anjak piutang dagang. Suatu perusahaan dapat mengumpulkan dana secara cepat dengan anjak piutang (factoring): menjual piutang dagang perusahaan tersebut. Dalam proses ini, pembeli piutang tersebut, biasanya lembaga keuangan, dikenal sebagai factor. Factor membayar beberapa persentase dari seluruh jumlah piutang dari perusahaan penjual piutang. Penjual tersebut segera mendapatkan uang ini.
§ Pinjaman jangka pendek tanpa jaminan. Dengan pinjaman tanpa jaminan (unsecured loans), peminjam tersebut tidak harus mengajukan jaminan. Akan tetapi, dalam banyak kasus bank mensyaratkan peminjam untuk menjaga suatu saldo kompensasi (compensating balance) yaitu peminjam harus mempertahankan sebagian dari jumlah pinjaman dalam bentuk simpanan bank berupa rekening tanpa bunga. Persyaratan pinjaman:jumlah, durasi, suku bunga, dan jadwal pembayaran dinegosiasikan antara bank dengan peminjam.
- Sumber dana jangka panjang
Perusahaan membutuhkan pendanaan jangka panjang untuk membiayai pengeluaran dalam aset tetap: bangunan dan peralatan yang penting untuk menjalankan bisnis mereka. Mereka mungkin mencari dana jangka panjang melalui pembiayaan utang (yaitu, dari luar perusahaan) atau melalui pembiayaan modal (dengan mengambil sumber internal).
§ Pembiayaan Utang. Pinjaman jangka panjang dari sumber di luar perusahaan, pembiayaan utang (debt financing) merupakan suatu komponen utama dari perencanaan keuangan jangka panjang kebanyakan perusahaan. Utang jangka panjang adalah kewajiban yang dibayarkan lebih dari satu tahun setelah mereka dikeluarkan. Dua sumber utama pendanaan semacam itu adalah pinjaman jangka panjang dan penjualan obligasi korporasi.
§ Pembiayaan Ekuitas. Walaupun pembiayaan utang terkadang mempunyai daya tarik yang kuat, kadang-kadang merupakan tindakan yang lebih baik untuk mencari sumber pendanaan jangka panjang dari dalam perusahaan sendiri. Dalam perusahaan kecil, misalnya, para pendiri mungkin meningkatkan investasi pribadi dalam perusahaan mereka sendiri. Pada sebagian besar kasus, pembiayaan ekuitas (equity financing)berarti menerbitkan saham biasa atau menahan laba perusahaan. Kedua pilihan itu mencakup kegiatan membuat modal pemilik agar berfungsi.
4. Menjelaskan manajemen resiko
Resiko finansial bukanlah satu-satunya resiko yang dihadapi setiap perusahaan (dan individu). Dalam bagian ini, akan digambarkan berbagai jenis resiko lain yang dihadapi bisnis dan menganalisis beberapa cara umum untuk mengelola resiko
- Jenis resiko
Bisnis secara konstan menghadapi dua jenis resiko (risk) dasar yaitu, ketidak pastian tentang kejadian masa depan. Resiko spekulatif (speculative risk), seperti investasi keuangan, melibatkan untung atau rugi. Resiko murni (pure risk) melibatkan hanya kemungkinan rugi atau tidak rugi. Merancang dan mendistribusikan suatu produk baru, misalnya, merupakan resiko spekulatif. Produk mungkin gagal atau mungkin sukses dan menghasilkan laba tinggi. Sebaliknya, peluang kebakaran suatu gudang merupakan resiko murni.
Agar tetap hidup dan makmur, suatu perusahaan harus mengelola kedua jenis resiko (risk management) sebagai penghematan daya hasil dan aset perusahaan dengan mengurangi ancaman kerugian yang disebabkan oleh kejadiaan yang tidak dapat dikendalikan.
- Proses manajemen resiko
Dalam setiap perusahaan, setiap manajer harus waspada terhadap resiko bagi perusahaan dan dampaknya pada laba. Proses manajemen resiko biasanya memerlukan lima langkah yakni:
Langkah 1: Mengidentifikasi resiko dan potensi kerugian. Para manajer menganalisis resiko suatu perusahaan untuk mengidentifkasi potensi kerugian.
Langkah 2: Mengukur frekuensi dan parahnya kerugian serta dampaknya. Untuk mengukur frekuensi dan parahnya kerugian, para manajer harus mempertimbangkan sejarah maupun kegiatan saat ini.
Langkah 3: Mengevaluasi alternatif dan memilih teknik yang terbaik untuk menangani kerugian. Setelah mengidentifikasi dan mengukur potensi kerugian, para manajer berada dalam posisi yang lebih baik untuk memutuskan cara penagganannya. Dengan langkah ketiga ini, mereka umumnya mempunyai empat pilihan: penghindaran, pengendalian, penahanan, atau pengalihan resiko.
Langkah 4: Menerapkan program manajemen resiko. Alat penerapan keputusan manajemen resiko bergantung pada teknik yang dipilih dan kerugian yang sedang dikelola. Misalnya, penghindaran resiko untuk kegiatan tertentu dapat diterapkan dengan mendapatkan kegiatan tersebut dari penyedia luar misalnya, menyewa jasa pengiriman daripada mengoperasikan kendaraan pengiriman. Pengendalian resiko mungkin diterapkan dengan melatih karyawan dan merancang metode kerja baru dan peralatan untuk keamanan dalam bekerja. Ketiga pengalihan resiko dibutuhkan, pelaksanaan berarti memilih suatu perusahaan asuransi dan membeli polis yang tepat.
Langkah 5: Memantau hasil. Karena manajemen resiko merupakan kegiatan yang kontinu, tindak lanjut selalu menjadi hal yang penting. Jenis resiko baru, misalnya, timbul sejalan dengan perubahan pelanggan, fasilitas, karyawan, dan produk. Peraturan asuransi berubah, dan jenis asuransi yang baru menjadi tersedia. Konsekuensinya, para manajer harus secara kontinu memonitor resiko perusahaan, mengevaluasi ulang metode yang digunakan untuk menanganinya, dan mengubahnya bila perlu.
0 komentar:
Posting Komentar