BERBAGAI PANDANGAN TENTANG SIFAT DASAR AKUNTANSI
1. Akuntansi Sebagai Sebuah Ideologi
Ideologi merupakan pandangan hidup, terlepas dari sifatnya yang parsial dan mungkin mengandung pemahaman krusial, yang menghalangi kita untuk memahami lingkungan dimana kita hidup dan kemungkinan perubahannya.
Akuntansi telah dipandang sebagai fenomena ideologis – sebagai sarana untuk mendukung dan melegitimasi tatanan sosial, ekonomi dan politik saat ini.
Karl Marx menegaskan bahwa akuntansi melakukan suatu bentuk dan menjadi sarana untuk mengaburkan - bukan mengungkapkan sifat sesungguhnya dari hubungan-hubungan sosial yang membentuk usaha produktif.
Persepsi bahwa akuntansi merupakan sebuah instrumen rasionalisasi ekonomi ditunjukkan dengan sangat baik oleh Weber, yang mendifinisikan tindakan rasionalisasi ekonomi sebagai “perluasan perhitungan kuantitatif atau akuntansi secara teknis dapat dilakukan dan secara nyata dapat diaplikasikan”.
Hal yang sama ditekankan pula oleh Heilbroner
yang menyatakan bahwa: “Praktek kapitalis mengubah satuan uang kedalam suatu alat perhitungan cost–profit yang rasional, dimana karya besarnya adalah pembukuan berpasangan……. yang terutama merupakan produk evolusi rasionalisasi ekonomi, penghitungan cost–profit, sebagai reaksi terhadap rasionalisasi tersebut; dengan merealisasikan dan mendifinisikan secara numerik, dan praktik ini sangat mendukung logika perusahaan. “
2. Akuntansi Sebagai Sebuah Bahasa
Akuntansi telah dipandang sebagai bahasa bisnis. Akuntansi merupakan suatu cara pengkomunikasian informasi tentang bisnis. Persepsi akuntansi sebagai bahasa merupakan persepsi yang populer dalam buku akuntansi. Ijiri berpendapat bahwa:
“Sebagai bahasa bisnis, akuntansi memiliki banyak kesamaan dengan bahasa-bahasa lainnya. Berbagai aktivitas bisnis suatu perusahaan dilaporkan dalam laporan akuntansi dengan menggunakan bahasa akuntansi, yang juga sama apabila bila disajikan dalam surat kabar dengan menggunakan bahasa Inggris.”
Apa yang membuat akuntansi menjadi sebuah bahasa?
Hawes mendifinisikan bahasa sebagai simbol-simbol manusia, yang disusun secara sistematis dan berpola dengan aturan-aturan khusus yang mengarahkan penggunaannya. Susunan simbol tersebut disebut dengan bahasa, dan aturan yang mempengaruhi pola dan penggunaan simbol tersebut dinyatakan sebagai tata-bahasa.
CPA (certified public accountant) mengesahkan ketepatan penerapan aturan akuntansi, sama seperti seorang pembicara suatu bahasa mengesahkan ketepatan tata bahasa suatu kalimat.
3. Akuntansi Sebagai Catatan Suatu Peristiwa
Akuntansi dipandang sebagai sebuah cara penyajian sejarah perusahaan dan transaksi yang dilakukannya dengan pihak lain. Bagi pemilik maupun pemegang saham, catatan akuntansi menyediakan sejarah pertanggungjawaban manajer atas sumber-sumber daya yang disediakan pemilik. Konsep pertanggungjawaban pada dasarnya merupakan ciri hubungan prinsipal (pemilik) dengan agen (manajer). Pengukuran konsep pertanggungjawaban telah dikembangkan dari waktu ke waktu.
Birnberg, membedakannya dalam empat periode:
o Periode I pure custodial
o Periode II traditional custodial
o Periode III utilization
o Periode IV open – ended
Periode yang I dan II mengacu pada kepentingan agen untuk mengembalikan sumber-sumber daya secara lengkap kepada prinsipal, dengan menetapkan tugas–tugas minimal dalam melaksanakan fungsi pemeliharaan (custodial).
Periode ke III mengacu pada kepentingan agen untuk menetapkan inisiatif pemakaian aset secara mendalam, agar sesuai dengan rencana yang telah disepakati. Sebagai tambahan atas data neraca, periode ini mensyaratkan data pengakuan evaluasi penilaian kinerja yang diukur dengan efektivitas pemanfaatan aset.
Periode ke IV berbeda dengan periode ke III dalam hal penetapan pemakaian aset yang lebih fleksibel dan memungkinkan agen untuk merencanakan aliran pemanfaatan aset.
Konsep ini tidak hanya menyangkut petunjuk awal, namun juga memastikan kapan batas waktu sejumlah petunjuk harus diubah. Sama halnya dengan pengendalian strategis, fungsi pertanggungjawaban mensyaratkan adanya asumsi tingkat pertanggung jawaban yang signifikan yang dimiliki manajer.
4. Akuntansi Sebagai Realitas Ekonomi
Akuntansi juga dipandang sebagai cara untuk menggambarkan realitas ekonomi saat ini. Argumen utama yang mendukung pandangan ini adalah bahwa neraca maupun laporan laba-rugi seharusnya didasarkan pada taksiran yang menggambarkan realitas ekonomi saat ini dibanding dengan biaya historis. Sehingga, metode yang digunakan lebih menunjukkan realita ekonomi saat ini, penetapan harga lebih difokuskan pada penetapan harga saat ini dan masa datang dibanding dengan penetapan harga di masa lalu.
Tujuan utama dari pandangan akuntansi ini adalah penetapan pendapatan yang sesungguhnya (true income), suatu konsep yang menunjukkan perubahan kesejahteraan perusahaan dari satu periode ke periode selanjutnya.
Metode-metode yang dapat menyajikan pengukuran nilai ekonomis aset dan kewajiban serta hubungannya dengan dengan pengukuran income, merupakan sebuah pertanyaan teoritis dan empiris yang menimbulkan perdebatan berkepanjangan dalam literatur akuntansi.
5. Akuntansi Sebagai Suatu Sistem Informasi
Akuntansi selalu dipandang sebagai suatu sistem informasi. Pandangan ini mengasumsikan akuntansi sebagai suatu proses yang menghubungkan sumber informasi atau transmitter (biasanya akuntan), saluran komunikasi dan sekumpulan penerima (penggunan eksternal). Dengan menggunakan istilah dalam proses komunikasi, akuntansi dapat didefinisi sebagai proses menyandingkan sejumlah observasi ke dalam sistem akuntansi, memanipulasi sinyal sistem pelaporan dan mengawasandikan (decoding/menguraikan isi sandi) serta menstransmisikan hasilnya.
Pandangan ini memberikan manfaat yang penting baik secara konseptual maupun secara empiris, karena:
o Pandangan ini mengasumsikan bahwa sistem akuntansi merupakan satu-satunya sistem pengukuran formal dalam organisasi.
o Pandangan ini memunculkan kemungkinan desain sistem akuntansi yang optimal, yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan sistem informasi yang bermanfaat (bagi pengguna).
Perilaku sender (pengirim) merupakan hal yang penting baik dalam reaksi terhadap informasi yang disajikan maupun dalam pemanfaatan informasi yang dibuat, dan kedua prilaku ini merupakan subjek penelitian empiris dalam bidang akuntansi keperilakuan (behavioral in accounting).
Pandangan akuntansi sebagai suatu sistem informasi mempunyai keunggulan sebagai berikut:
Sistem-sistem akuntansi alternatif tidak membutuhkan pertimbangan yang lebih lama dalam menilai kemampuannya untuk menghasilkan “true income” atau dalam hal kewajaran penyajian data historis. Sepanjang setiap pengguna yang berbeda dapat menemukan informasi yang diinginkan, saat itu pula dapat ditentukan bahwa sistem tersebut bermanfaat.
6. Akuntansi Sebagai Komoditas
Akuntansi dapat juga dipandang sebagai komoditas yang dihasilkan dari suatu aktivitas ekonomi. Pandangan ini muncul disebabkan karena permintaan informasi khusus, dan para akuntan memiliki kemampuan untuk memenuhi permintaan tersebut. Sebagai sebuah komoditas umum, akuntansi menjadi dasar ideal untuk pengaturan, yang berdampak terhadap kebijakan umum dan memantau seluruh bentuk perjanjian antar organisasi dan lingkungannya.
Pemilihan informasi akuntansi dan teknik akuntansi selanjutnya memiliki pengaruh terhadap kesejahteraan berbagai kelompok masyarakat. Akibatnya muncul pasar informasi akuntansi yang berasal dari adanya penawaran dan permintaan informasi. Pandangan akuntansi sebagai komuditas akan menimbulkan pengaruh yang mendalam pada pemikiran dan penelitian akuntansi.
Contoh:
Munculnya pandangan akuntansi sebagai komoditas menyajikan contoh yang membuktikan bahwa, pemikiran akuntansi memiliki kandungan sosial. Hal ini telah muncul pada era menjamurnya peraturan dan meningkatnya perhatian terhadap kepentingan umum dalam sistuasi langkanya sumber daya dan banyaknya penawaran. Keadaan ini menyajikan dasar pemikiran bagi kebijakan-kebijakan akuntansi agar menambah alokasi sumber daya dalam pelayanan terhadap kepentingan umum.
PENYUSUNAN DAN PEMBUKTIAN TEORI
Apa yang dimaksud dengan akuntansi?
Ditinjau dari perkembangan definisi, terdapat dua pendekatan dalam akuntansi keuangan yaitu:
1. Pendekatan Proses
2. Pendekatan Informasi
Dari sisi pendekatan proses, akuntansi merupakan:
• Suatu seni pencatatan
• Pengklasifikasian
• Pengikhtisaran menurut cara yang signifikan
• Dinyatakan dalam satuan uang (moneter), dan
• Menginterprestasikan hasilnya
Dari sisi pendekatan informasi, akuntansi merupakan:
• Suatu aktivitas jasa
• Berfungsi memberikan informasi kuantitatif
• Yang bersifat finansial
• Tentang kesatuan ekonomi
• Yang diharapkan dapat dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan dan cara bertindak alternatif
Perkembangan definisi diatas menunjukkan bahwa, akuntansi sebagai suatu seni pencatatan dan aktivitas jasa. Secara implisit akuntansi merupakan sekumpulan teknik yang bermanfaat untuk bidang tertentu.
Manfaat Akuntansi
Semakin besar suatu organisasi atau perusahaan, semakin banyak pihak yang terlibat dan semakin banyak manfaat yang diperoleh dalam kegiatannya.
1. Manajemen merupakan pihak internal yang berkaitan langsung dan sangat membutuhkan informasi keuangan untuk melakukan pengendalian, pengkoordinasian, dan perencanaan.
2. Pihak eksternal yang mempunyai kaitan langsung dengan perusahaan, antara lain investor, kreditur, pelanggan, karyawan, dan masyarakat. Mereka berkepentingan dengan informasi keuangan perusahaan dengan manfaat yang berbeda-beda, misalnya:
a. Pemilik berkepentingan untuk menentukan sikap apakah tetap memegang sahamnya atau melepasnya.
b. Kreditor berkepentingan untuk memutuskan apakah kredit untuk perusahaan dapat diperpanjang atau diperbesar.
c. Pelanggan berkepentingan untuk mengevaluasi hubungan usaha dengan perusahaan.
d. Masyarakat umum berkepentingan untuk aspek umum dan sosial perusahaan.
e. Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya memerlukan informasi mengenai alokasi sumber daya.
TEORI AKUNTANSI DAN BERBAGAI PENDEKATAN DALAM PENYUSUNAN TEORI AKUNTANSI
Teori Akuntansi
Teori merupakan seperangkat gagasan/konsep, definisi, proposisi/dalil yang saling berkaitan, memberikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena dan menetapkan hubungan antar variabel, yang bertujuan menjelaskan dan memprediksi fenomena tersebut.
Tujuan utama teori akuntansi yaitu memberikan suatu dasar prediksi dan penjelasan tentang perilaku serta kejadian akuntansi.
Kendala yang muncul yaitu, banyak teori yang timbul dari penggunaan pendekatan yang berbeda terhadap pembentukan suatu teori akuntansi. Teori ini muncul akibat dari perbedaan era peneliti memandang pemakai data akuntansi dan lingkungan dimana pemakai dan penyaji data berperan.
Simpulannya:
o Tidak ada suatu teori pun yang mengatur akuntansi keuangan yang mencakup seluruh range spesifikasi pemakai lingkungan secara efektif.
o Yang ada dalam kepustakaan akuntansi keuangan bukanlah suatu teori akuntansi, tapi sekumpulan teori-teori yang dapat diatur diatas perbedaan spesifikasi pemakai dan lingkungan.
Contoh :
Teori menurut Hendriksen:
Seperangkat azas hipotetis konseptual dan pragmatis yang terjalin satu sama lain, yang membentuk suatu kerangka acuan bidang pengetahuan.
Jadi teori akuntansi merupakan suatu penalaran logis dalam bentuk seperangkat azas/prinsip yang:
o Merupakan kerangka acuan untuk menilai praktek akuntansi
o Merupakan pedoman untuk menilai dan pengembangan praktek akuntansi yang sehat serta prosedur baru
Teori menurut Mc. Donald:
Suatu teori harus mempunyai 3 (tiga) elemen yaitu:
o Melukiskan fenomena kedalam gambar simbolik
o Adanya manipulasi / kombinasi sesuai aturan
o Merubah kembali menjadi fenomena senyatanya
Elemen teori akuntansi adalah:
o Menggunakan simbol D (debet) dan K (kredit)
o Menggunakan aturan penerjemahan dan penggambaran secara simbolik transaksi ekonomi
o Memakai aturan manipulasi
Metode Perumusan Teori Akuntansi
1. Deskriptif
Teori akuntansi merupakan suatu usaha coba-coba untuk membenarkan apa yang tersusun melalui praktek akuntansi.
2. Normatif
Teori ini berusaha membenarkan apa yang seharusnya benar dari pada membenarkan apa yang benar.
Pendekatan terhadap perumusan teori akuntansi
1. Pendekatan non teoritis
• Pragmatis yang menggambarkan praktek senyatanya.
• Otoriter yang digariskan dengan aturan.
2. Pendekatan teoritis
• Deduktif
• Induktif
Perbedaan Deduktif dan Induktif
Deduktif Kebenaran/kepalsuan dalil tidak tergantung pada dalil lain, tapi harus dibuktikan secara empiris.
Induktif Kebenaran dalil tergantung dr hasil pengamatan yg memadai & hubungan yg terjadinya berulang-ulang.
Deduktif Dalil akuntansi hasil penarikan kesimpulan secara deduktif menimbulkan teknik akuntansi yang pasti
Induktif Dalil akuntansi hasil penarikan kesimpulan secara induktif menunjukkan teknik akuntansi khusus yang berprobabilitas hampir tinggi.
3. Pendekatan Etik
Pendekatan ini mempergunakan konsep kewajaran, keadilan, pemilikan dan kebenaran. Pendekatan ini diperkenalkan oleh Dr. Scott. Kriteria yang dipergunakan dalam perumusan teori akuntansi adalah “keadilan dengan memperlakukan pihak yang berkaitan secara adil”.
4. Pendekatan sosiologis
Pendekatan ini menekankan pada akibat-akibat sosial yang ditimbulkan teknik-teknik akuntansi. Pendekatan ini merupakan suatu pendekatan etis dan pada dasarnya merupakan suatu perluasan konsep kewajaran yang dinamakan kesejahteraan sosial (sosial welfare).
Dalam pendekatan ini prinsip maupun teknik akuntansi yang tersedia dievaluasi berdasarkan kesesuaiannya dengan akibat-akibat yang dilaporkan oleh berbagai kelompok masyarakat.
5. Pendekatan ekonomi
Menekankan pada indikator-indikator ekonomi makro yang diakibatkan oleh praktek-praktek akuntansi. Jika pendekatan etis menekankan pada konsep “fairness” dan pendekatan sosiologis pada konsep kesejahteraan sosial, maka pendekatan ekonomi menekankan pada konsep kesejahteraan ekonomi secara umum. Menurut pendekatan ini pemilihan teknik-teknik akuntansi yang berbeda tergantung pada pengaruhnya terhadap barang-barang ekonomi nasional.
0 komentar:
Posting Komentar