STANDAR AKUNTANSI DAN TUJUAN PENETAPAN STANDAR
Sifat-sifat Standar Akuntansi
Akuntan bekerja berdasarkan standar akuntansi. Standar tersebut secara terus menerus mengalami perkembangan.
Karena standar menyajikan petunjuk praktis dan memudahkan tugas akuntan, maka standar secara umum diterima sebagai aturan perusahaan.
Standar biasanya terdiri atas tiga bagian yaitu:
o Uraian masalah yang harus dihadapi
o Pembahasan dengan penalaran atau cara-cara pemecahan masalah.
o Sejalan dengan keputusan atau teori, solusi yang ditetapkan.
Terdapat beberapa pertimbangan dalam penetapan standar yaitu:
o General purpose finacial statement
o Due audit care dan independensi bagi auditor
o Standar menyajikan kumpulan data bagi pemerintah
o Standar menghasilkan prinsip dan teori dalam akuntansi
Tujuan Penyusunan StandarSifat-sifat Standar Akuntansi
Akuntan bekerja berdasarkan standar akuntansi. Standar tersebut secara terus menerus mengalami perkembangan.
Karena standar menyajikan petunjuk praktis dan memudahkan tugas akuntan, maka standar secara umum diterima sebagai aturan perusahaan.
Standar biasanya terdiri atas tiga bagian yaitu:
o Uraian masalah yang harus dihadapi
o Pembahasan dengan penalaran atau cara-cara pemecahan masalah.
o Sejalan dengan keputusan atau teori, solusi yang ditetapkan.
Terdapat beberapa pertimbangan dalam penetapan standar yaitu:
o General purpose finacial statement
o Due audit care dan independensi bagi auditor
o Standar menyajikan kumpulan data bagi pemerintah
o Standar menghasilkan prinsip dan teori dalam akuntansi
Penetapan suatu standar mempunyai konsekuensi yaitu terdapat pihak yang diuntungkan dan sebaliknya terdapat pihak yang dirugikan.
Kondisi tersebut menjadikan penyusunan standar mengadopsi proses politik, dan bila kesejahteraan sosial yang dijadikan kriteria dalam penerimaan suatu standar maka muncul pertanyaan yang berhubungan dengan legitimasi keanggotaan dewan penyusun standar.
Saat ini terdapat dua pendekatan yang muncul yaitu:
o Pendekatan penyajian kebenaran
Pendekatan ini menginginkan laporan yang netral dan berusaha mencapai penyajian yang benar melalui proses penyusunan standar.
o Pendekatan konsekuensi politik
Pendekatan ini menekankan pada penggunaan standar dengan konsekuensi ekonomi yang baik dan konsekuensi ekonomi yang buruk.
Perbedaan kedua pendekatan tersebut sebagai berikut:
o Bila konsekuensi ekonomi yang hendak dicapai, maka para pembuat kebijakan akuntansi harus menyajikan sejumlah sinyal informasi yang dapat memberi petunjuk para pengguna informasi dalam pembuatan keputusan. Secara pragmatis, pengaruh ini terwujud dalam pembuatan kebijakan yang bertindak sebagai pembuat keputusan.
o Bila yang hendak dicapai adalah pengukuran yang berorientasi pada manfaat, maka para pembuat kebijakan akuntansi harus menyajikan informasi yang mempermudah proses pembuatan keputusan. Secara pragmatis bila informasi disajikan wajar dan didasarkan pada kebutuhan pengguna, maka para pengguna dapat bertindak sebagai pembuat keputusan.
Entitas yang terkait dengan standar akuntansi
o Kantor akuntan publik dan para individu
o American Institute of Certified Public Accountants (AICPA)
o The American Accounting Association (AAA)
o The Financial Accounting Standard Board (FASB)
o Securities and Exchange Commission (SEC)
o Organisasi profesi lainnya
o Pengguna Laporan Keuangan
Siapa yang seharusnya menyusun standar akuntansi?
Berdasarkan teori-teori regulasi, regulasi umumnya diasumsikan akan diterima oleh industri terkait dan didesain serta dioperasikan dengan tujuan utama memperoleh keuntungan.
Kategori utama regulasi industri:
o Teori kepentingan umum (public interest theories): menyatakan bahwa regulasi disajikan untuk menanggapi pemintaan publik akan koreksi terhadap ketidakefisienan atau ketidaklayakan harga pasar. Tujuan utama teori ini adalah untuk melindungi dan menjamin kepentingan umum.
o Teori kepentingan kelompok atau teori perebutan (interest group or capture theories): menyatakan bahwa regulasi disajikan untuk menganggapi permintaan kelompok tertentu dengan tujuan untuk memaksimalkan income anggotanya.
The political ruling-elite theory of regulation menekankan penggunaan kekuatan politis untuk mendapatkan pengendalian regulator.
The economic theory of regulation menekankan pada kekuatan ekonomi
TEORI-TEORI REGULASI DAN PASAR BEBAS
Haruskah Kita Meregulasi Akuntansi?
Pihak yang tidak menginginkan regulasi menggunakan teori agensi untuk mempertanyakan mengapa harus ada insentif untuk pembuatan laporan yang andal dan sukarela bagi pemilik. Untuk menyelesaikan konflik antara pemilik dan manajemen, laporan keuangan digunakan untuk memonitor hubungan kerja, untuk menilai dan menentukan kompensasi manajer. Perusahaan dituntut untuk menyajikan laporan secara sukarela dan pengguna informasi dapat memaksa pihak-pihak terkait untuk menyajikan informasi tersebut.
Pihak yang menginginkan regulasi menggunakan argumentasi kepentingan umum. Pada dasarnya kegagalan pasar maupun kebutuhan untuk mencapai tujuan sosial memaksa adanya regulasi akuntansi.
Kegagalan pasar sebagai isu alokasi yang belum optimal dapat disebabkan oleh:
o Keengganan perusahaan mengungkapkan informasi.
o Adanya penyelewengan.
o Penyajian informasi akuntansi secara tidak semestinya.
Kebutuhan untuk mencapai tujuan sosial yang memuaskan juga mendukung perlunya regulasi akuntansi. Tujuan ini mencakup kewajaran laporan, informasi yang disajikan secara seimbang (information symmetry) dan perlindungan investor.
Pendekatan Pasar Bebas
Pendekatan pasar bebas dalam menghasilkan standar akuntansi dimulai dari asumsi dasar bahwa informasi akuntansi merupakan sebuah produk yang bersifat ekonomis, sama seperti barang atau jasa lainnya. Atas dasar tersebut informasi akuntansi merupakan subjek kekuatan permintaan dari para pengguna dan disediakan oleh para penyaji. Hasilnya adalah sejumlah pengungkapan informasi yang optimal pada tingkat harga yang optimal pula. Kapan suatu informasi diperlukan dan sejumlah harga tertentu ditawarkan untuk itu, pasar akan menyediakan informasi asalkan harga yang ditawarkan melebihi biaya informasi tersebut.
Pendukung pendekatan regulator (baik swasta maupun publik) menyatakan bahwa ada kegagalan pasar baik secara eksplisit maupun implisit dalam pasar informasi swasta.
o Kegagalan pasar eksplisit terjadi pada informasi akuntansi saat kuantitas dan kualitas dari barang yang disajikan berbeda dengan biaya dan manfaat yang diperoleh dari barang tersebut. Kegagalan pasar terjadi dalam pasar khusus informasi akuntansi, dengan asumsi kuantitas dan kualitas informasi akuntansi berbeda dari manfaat sosial maksimum yang dapat diperoleh.
Informasi akuntansi dipandang sebagai barang umum dan terkait dengan ketidakmampuan untuk mengeluarkan pihak yang terlibat dalam penjualan (non-purchaser/ free rider).
o Teori kegagalan pasar implisit menekankan pada satu atau lebih kondisi berikut sehingga terdapat gangguan dalam pasar informasi akuntansi.
Pengendalian atas informasi yang bersifat monopoli oleh manajemen.
Investor yang naif
Naif dihipotesiskan bahwa para investor tidak memahami dengan baik kompleksitas teknik-teknik transformasi akuntansi.
Ketakutan akan kegagalan fungsional (functional fixation).
Dalam kondisi tertentu investor mungkin tidak mampu mengubah proses pembuatan keputusannya untuk merespon data yang dihasilkan oleh perubahan yang terjadi dalam proses akuntansi.
Penyimpangan perhitungan.
Keanekaragaman prosedur.
Kurangnya objektivitas.
Berdasarkan dugaan tersebut, pendukung regulasi atas akuntansi mengkritik bahwa pendekatan pasar tidak efektif dan menyarankan regulasi untuk meningkatkan produk akuntansi.
Tantangan terhadap teori kegagalan pasar
Teori kegagalan pasar mengandung kesalahan yang fatal. Keluaran yang diperoleh teori tersebut diidentifikasi sebagai optimal hanya sekedar istilah dan istilah ini dapat diidentifikasikan sendiri-sendiri oleh ketentuan setiap lembaga yang menghasilkan keluaran tersebut.
Kripke mengajukan dua kemungkinan yang akan terjadi dengan tidak adanya regulasi yang diinginkan:
o Akan ada pengungkapan informasi akuntansi yang cukup dan berkesinambungan.
o Keseragaman akuntansi semakin berkurang karena perbedaan pandangan dalam menginterprestasikan dan menggambarkan suatu kejadian akan disembunyikan oleh sistem yang diberi kewenangan untuk melalukan hal tersebut. Namun tekanan dan pengungkapan akan semakin memadai sehingga memungkinkan para pembacanya untuk membuat kebijakan sendiri.
Regulasi Standar Akuntansi oleh Sektor Swasta
Penyusunan standar secara swasta di Amerika Serikat meliputi Committee on Accounting Procedures (1939-1959), Accounting Priciples Board (1959-1973) dan Financial Accounting Standar Board (1973-sekarang).
Argumen yang digunakan pendukungnya antara lain;
o FASB terlihat lebih responsif terhadap berbagai konstituen.
o FASB tampak mampu menarik, sebagai anggota atau staf, orang-orang yang memiliki pengetahuan teknis yang diperlukan untuk mengembangkan, mengimplementasikan sistem pengukuran dan pengungkapan alternatif
o FASB terlihat sukses dalam memperoleh tanggapan dari berbagai konstituensinya dan dalam menanggapi sejumlah masukan.
Argumen yang digunakan penentangnya antara lain;
o FASB tidak memiliki statutori dan kekuatan untuk memaksakan aturan yang dibuatnya, serta menghadapi penolakan oleh Kongres maupun oleh lembaga pemerintah lainnya.
o FASB sering dituduh tidak independen dari dari konstituennya yang besar, kantor akuntan publik dan korporasi.
o FASB sering dituduh lamban dalam menanggapi isu-isu utama yang krusial bagi sejumlah konstituennya.
Para pendukung dewan tetap mempertahankan bahwa pertimbangan yang mendalam akan memungkinkan FASB memperbaiki akibat yang tidak diinginkan dari suatu pernyataan. Hal ini menimbulkan persoalan tambahan, karena standar yang ditawarkan akan memiliki kesempatan yang kecil untuk diterapkan apabila secara umum tidak memperoleh dukungan.
Regulasi Standar Akuntansi Sektor Publik
Prinsip umum regulasi menurut Elliot dan Schuetze:
o Regulasi tidak boleh melanggar hak asasi manusia dan undang-undang dasar.
o Regulasi harus dirancang untuk mencegah kemungkinan atau realitas perubahan sosial.
o Regulasi harus mencerminkan kepentingan publik.
o Regulasi seharusnya tidak digunakan sektor swasta bila tujuannya dapat dicapai oleh institusi sektor swasta.
o Regulasi yang potensial seharusnya tidak menanggung beban bahwa regulasi tersebut telah terjamin kekuatannya, daripada para pendukung regulasi harus membuktikan bahwa regulasi tersebut memang terjamin.
o Tindakan yang berhubungan dengan regulasi seharusnya tidak digunakan untuk memperbaiki pelanggaran hukum, atau memerangi perilaku anti sosial.
Kegagalan regulasi menurut Buckey dan O’Sullivan:
o Zero-cost phenomenom: regulasi sama sekali tidak menanggung kerugian yang ditimbulkan dari kegagalannya.
o Regulatory lag : akibat dari penundaan regulasi.
o Regulatory trap: mengacu pada kesulitan-kesulitan untuk membalik regulasi yang ada
o Tar-baby effect merupakan akibat yang ditimbulkan dari kecenderungan regulasi untuk terus berkembang.
LEGITIMASI PROSES PENYUSUNAN STANDAR
Prognosis pesimistis
Legitimasi penyusunan standar kadang dihubungkan dengan kemampuannya untuk menghasilkan sistem akuntansi optimal yaitu sistem dimana keuntungan yang diharapkan oleh pemakai strategi keputusan optimal, dapat lebih besar atau paling tidak sama dengan keuntungan yang diperoleh dari sistem lain.
Implikasinya tidak ada alternatif penyajian laporan keuangan yang didasarkan pada aturan akuntansi lain yang dapat menyajikan manfaat yang lebih baik.
Demski berpendapat bahwa:
o Proses penyusunan standar akuntansi harus memuaskan agar dapat disahkan.
o Tidak akan ada sekumpulan standar yang selalu mencari alternatif sesuai preferensi dan keyakinan.
Prognosis pesimistik ini diperluas untuk menunjukkan:
o Bahwa pemilihan alternatif laporan kuangan pada akhirnya memerlukan pertukaran antara keuntungan seseorang di satu sisi dengan yang lainnya.
o Bahwa resolusi alternatif laporan keuangan akan mensyaratkan kebijakan nilai atau etika yang akan dipertukarkan dengan kesejahteraan seseorang dan dalam dimensi apa terhadap kesejahteraan siapa.
Prognosis optimistik
Cushing memberikan prognosis optimistik tentang tanggung jawab prinsip akuntansi optimal dengan catatan bahwa asumsi heterogenitas pengguna ditinggalkan.
Bromwich menawarkan prognosis optimistik tentang kemungkinan standar-standar akuntansi yang bersifat parsial, yaitu standar-standar untuk satu atau lebih masalah-masalah akuntansi yang menjadikannya terisolasi dari standar atau masalah akuntansi lainnya.
Chamber mengajukan suatu ilmu yang mengasumsikan adanya norma atau standar yang berlaku pada situasi tertentu. Norma adalah informasi yang mewakili arus uang maupun nilai moneter dari aset serta jumlah arus utang lain setiap waktu. Bila norma tidak tersedia, Chamber menyarankan agar menggunakan alternatif lain yang dapat menyajikan pengukuran dengan nilai yang mendekati.
Proses penyusunan dengan dasar constitutional calculus menetapkan legitimasi FASB berdasarkan:
o kemampuannya dalam menyajikan jaminan prosedur yang memadai.
o kemampuannya untuk memaksakan batasan yang memadai dalam proses pemilihan untuk menjamin hasil yang dapat diterima.
o keseimbangan pengendalian antara prosedural dan hasil yang ditetapkan oleh proses penyusunan standar FASB.
Accounting Standards Overload
Situasi yang diidentifikasi sebagai accounting standards overload:
o Standar yang terlalu banyak
o Standar yang terlalu rumit
o Tidak ada standar yang kaku, membuat pemilihan aplikasi menjadi sulit
o Standar bertujuan umum (general purpose standards) yang gagal dalam menyajikan perbedaan kebutuhan diantara para penyaji, penguna dan CPA
o Standar bertujuan umum (general purpose standards) yang gagal dalam menyajikan perbedaan antara:
Entitas publik dan nonpublik
Laporan keuangan tahunan dan interim
Perusahaan besar dan kecil
Laporan keuangan auditan dan non auditan
Pengungkapan yang berlebihan, pengukuran yang terlalu kompleks, atau keduanya.
Faktor penyebab masalah standards overload :
o Pertanyaan apa yang perlu dan tidak untuk diungkapkan menyebabkan dikeluarkannya standar yang terlalu besar, yang cenderung mengurangi kebijakan, dan untuk mengurangi jumlah tuntutan terhadap prinsip akuntansi.
o Kebutuhan untuk melindungi kepentingan publik dan membantu investor secara individu menghasilkan regulasi pemerintah dan profesi serta pengungkapan yang jumlahnya banyak.
o Keinginan untuk memuaskan kebutuhan setiap pengguna memerlukan standar dan penggunaan yang lebih terinci.
Pengaruh Accounting Standards Overload
Standar akuntansi yang terlalu banyak, terlalu sempit, dan kaku dapat berpengaruh serius terhadap kinerja akuntan, nilai informasi yang disajikan bagi para penguna, dan keputusan yang dibuat para manajer.
Akuntan dapat kehilangan orientasinya terhadap tugas sesungguhnya sebagai akibat banyaknya data yang diperlukan saat memenuhi ketentuan suatu standar.
Audit dapat memenuhi kegagalan, karena akuntan dapat kehilangan fokus audit dan mungkin lupa untuk melakukan prosedur audit.
Pertentangan praktik pada kenyataannya dapat dijumpai dalam pertemuan antara permintaan terhadap standar profesional dengan ketidakpuasan klien perusahaan kecil terhadap beban standar yang dipaksakan terhadap mereka.
Solusi terhadap Accounting Standards Overload
o Tidak adanya perubahan, mempertahankan apa yang sudah ada (status quo)
o Perubahan dari PABU tunggal dan seragam untuk seluruh usaha bisnis menjadi dua kelompok PABU sehingga terdapat PABU tersendiri untuk entitas tertentu.
o Perubahan PABU untuk mempermudah penerapannya dalam setiap usaha bisnis.
o Menentukan alternatif pengungkapan dan pengukuran yang berbeda.
o Perubahan dalam standar pelaporan CPA atas laporan keuangan.
o Alternatif terhadap PABUsebagai dasar yang sifatnya pilihan dalam penyajian laporan keuangan.
0 komentar:
Posting Komentar