Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Menurut Mudjarad Kuncoro (2003), analisis data merupakan tahapan yang kritis dalam proses penelitian bisnis dan ekonomi. Dalam proses ini sering digunakan statistik, fungsinya untuk menyederhanakan data penelitian yang amat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah untuk dipahami. Kegiatan dalam analisis data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitugan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
1. Tahapan Pengolahan Data
1.1 Editing
Kegiatan dalam editing adalah kegiatan memeriksa data mentah yang masuk, apakah ada kekeliruan pengiriman, tidak lengkap pengisiannya, palsu, dan lain-lain. Hal-hal yang perlu diperiksa adalah:
1) Dipenuhi tidaknya instruksi sampling
2) Dapat dibaca atau tidaknya data mentah
3) Kelengkapan pengisian
4) Keserasian (konsistensi)
5) Apakah isi jawaban yang bisa dipahami
Penyuntingan data (editing) adalah suatu proses agar data yang dikumpulkan memberi kejelasan, dapat dibaca, konsisten dan lengkap. Penyuntingan data membuat data mudah dimengerti. Konsistensi mengandung arti bagaimana pertanyaan-pertanyaan telah dijawab oleh semua responden. Pengecekan konsisten dapat mendeteksi jawaban-jawaban yang keliru. Lengkap berarti seberapa banyak data yang hilang dari kuesioner atau wawancara. Data yang hilang besar kemungkinan karena responden menolak untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tertentu. (Mudrajad Kuncoro, 2003)
1.2 Coding
Coding adalah pemberian tanda/simbol bagi tiap-tiap data yang termasuk dalam kategori yang sama. Tanda dapat berupa angka atapun huruf. Tujuan dari coding adalah untuk mengklasifikasikan jawaban ke dalam kategori-kategori yang penting.
Dua langkah penting dalam melakukan coding, yaitu:
1. menentukan kategori-kategori yang akan digunakan
2. mengalokasikan jawaban individual pada kategori-kategori tersebut.
Kumpulan dari kategori-kategori ini disebut dengan coding frame. Pada pertanyaan tertutup biasanya coding frame sudah dilengkapi namun pada pertanyaan terbuka sukar untuk merencanakan coding frame yang bersangkutan, mengkonstruksikan coding frame yang benar-benar mengetahui tujuan peneliti dan mengetahui bagaimana hasil penelitian akan digunakan.
Mengkode adalah menaruh angka pada tiap jawaban. Untuk dapat memberikan kode pada jawaban tersebut perlu diperhatikan:
a) Kode dan jenis pertanyaan
Dalam hal ini perlu diperhatikan jenis pertanyaan, jawaban, atau pertanyaan yang dapat dibedakan.
(1) Bila jawaban berupa angka maka kode yang digunakan adalah angka itu sendri.
(2) Bila jawaban untuk pertanyaan tertutup jawabannya sudah disediakan terlebih dahulu dan responden hanya mengecek jawaban tersebut sesuai dengan instruksi. Responden tidak boleh menjawab di luar yang telah ditetapkan.
(3) Bila jawaban pertanyaan semi terbuka, selain dari jawaban yang telah ditentukan maka jawaban lain yang dianggap cocok oleh responden masih diperkenankan untuk dijawab. Jawaban tambahan tersebut perlu diberi kode tersendiri.
(4) Bila jawaban pertanyaan terbuka, jawaban yang diberikan sifatnya bebas. Untuk memberi kode, jawaban-jawaban tersebut harus dikategorikan terlebih dahulu atau dikelompokkan sehingga tiap kelompok memiliki jawaban yang sejenis.
(5) Bila jawaban kombinasi, hampir serupa dan jawaban pertanyaan tertutup. Selain ada jawaban yang jelas, responden masih dapat menjawab kombinasi dari beberapa jawaban.
b) Tempat kode
Kode dapat dibuat pada kartu tabulasi ataupun daftar petanyaan itu sendiri. Jika data diolah dengan komputer, kode-kode harus dibuat dalam coding sheet.
1.3 Tabulasi
Tahap selanjutnya setelah proses editing dan coding, data disusun dalam bentuk tabel. Jawaban yang serupa dikelompokkan kemudian dihitung dan dijumlahkan beberapa banyak peristiwa/gejala/item yang termasuk dalam satu kategori. Kegiatan ini dilakukan sampai terwujud tabel-tabel yang berguna terutama penting pada data kuantitatif. Dalam tabulasi, angka-angka akan dimasukkan dalam satu tabel yang terdiri atas kolom-kolom. Sebaiknya susunan kolom disusun berdasarkan urutan-urutan yang logis dan tiap-tiap kepala kolom diberi keterangan yang menyatakan isi kolom yang bersangkutan.
Tabel dapat dibedakan beberapa jenis yaitu tabel induk, tabel teks, dan tabel frekuensi. Tabel induk adalah tabel yang berisi semua data yang tersedia secara terperinci untuk melihat kategori data secara keseluruhan. Tabel teks adalah tabel yang diringkas sesuai keperluan. Tabel ini biasanya dibuat langsung dalam teks dan digunakan pada saat membuat penafsiran. Tabel frekuensi adalah tabel yang menyajikan berapa kali sesuatu hal terjadi. Tabel ini digunakan untuk mengecek kesesuaian hubungan jawaban antara satu pertanyaan dengan pertanyaan lain dalam daftar pertanyaan.
2. Penyajian Data
Data dapat disajikan dalam bentuk tabel baik tabel frekuensi tunggal maupun tabulasi silang. Selain dalam bentuk tabel, data juga dapat disajikan dalam bentuk gambar/grafik. Dalam tabulasi silang, setiap kesatuan data dipecah lebih lanjut menjadi dua atau tiga. Setiap penambahan variabel baru ke dalam tabulasi silang akan memberikan keterangan lebih baik terhadap data yang diolah.
3. Macam-Macam Metode Analisis
Secara umum, terdapat dua metode yang digunakan dalam penelitian yaitu analisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kualitatif digunakan pada penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif. Analisis ini tidak menggunakan alat statistik, namun dengan membaca tabel-tabel, grafik-grafik, atau angka-angka kemudian melakukan penafsiran. Sedangkan analisis data kuantitatif digunakan pada penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Analisis ini menggunakan alat statistik.
Terdapat dua macam alat statistik yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistik inferensial adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dengan maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.
Statistik inferensial meliputi statistik parametris dan statistik nonparametris. Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter pupulasi melalui statistik atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Statistik nonparametris tidak menguji parameter populasi, tetapi menguji distribusi. Penggunaan statistik parametris dan nonparametris tergantung pada asumsi dan jenis data yang akan dianalisis.
4. Pemilihan Metode Analisis
Pemilihan metode analisis menggunakan pendekatan kualitatif atau kuantitaif. Dalam pendekatan kuantitaif, syarat pertama yang harus terpenuhi adalah alat uji statistik yang akan digunakan harus sesuai. Pertimbangan dalam memilih alat uji statistik yaitu:
1) ditentukan oleh pertanyaan untuk apa penelitian tersebut dilakukan.
2) ditentukan oleh tingkat/skala, distribusi, dan penyebaran data.
3) luasnya pengetahuan statistik yang dimiliki.
4) ketersediaan sumber-sumber dalam hubungannya dengan perhitungan dan penafsiran data.
Metode penelitian dengan pendekatan kualitatif memusatkan perhatian pada prinsip umum yang mendasari perwujudan dan satuan gejala yang ada. Analisis yang dilakukan adalah gejala sosial dan budaya dengan menggunakan kebudayaan masyarakat yang bersangkutan untuk memperoleh pola yang berlaku. Kemudian pola tersebut dianalisis dengan teori yang objektif.
5. Pemilihan Metode Statistik Menurut Skala Pengukuran
Pemilihan terhadap alat statistika dalam penelitian kuantitatif sangat tergantung pada skala pengukuran dari variabel yang digunakan. Dalam analisis nantinya apakah menggunakan statistik parametrik atau statistik non parametrik. Bila dalam analisis kuantitatif tersebut dimana skala ukuran variabel adalah nominal atau ordinal umumnya menggunakan statistik non parametrik. Apabila skala yang digunakan adalah interval atau rasio maka statistik yang digunakan adalah statistik parametrik. Walaupun demikian untuk skala interval atau rasio dapat juga menggunakan alat statistik non parametrik namun banyak sekali kehilangan informasi yang dimiliki oleh data interval atau rasio tersebut.
Penggunaan statistik parametrik dan non parametrik untuk menganalisis data khususnya menguji hipotesis. Untuk menggunakan statistik parametrik dan non parametrik dalam suatu analisis sangat tergantung pada macam data dan bentuk hipotesis yang diajukan. Contoh statistik parametrik antara lain: korelasi product moment, korelasi parsial, korelasi ganda, regresi, analisis varian dan sebagainya. Contoh statistik non parametrik adalah: Chi kuadrat, Mann-Whitney, Mc Memar, Cochran, Coefisien Contingency. Korelasi Rank Spearman, Kruskal Wallis dan sebagainya.
Menurut Sugiono (2003:47) hipotesis deskriptif yang akan diuji dengan statistik parametrik menggunakan dugaan terhadap nilai dalam satu sample, dibandingkan dengan standar, sedangkan hipotesis deskriptif yang akan diuji dengan statistik non parametrik merupakan dugaan ada tidaknya perbedaan secara signifikan nilai antar kelompok dalam satu sampel.
Hipotesis komparatif merupakan dugaan ada tidaknya perbedaan secara signifikan nilai-nilai 2 kelompok atau lebih. Hipotesis asosiatif adalah dugaan terhadap ada tidaknya perbedaan secara signifikan niai-nilai 2 kelompok atau lebih. Hipotesis asosiatif adalah dugaan terhadap ada tidaknya hubungan secara signifikan antara dua variabel atau lebih.
Di bawah ini diberikan tabel yang berisi tentang penggunaan statistik parametrik dan non parametrik untuk menguji hipotesis.
Macam data | Bentuk Hipotesis | |||||
Deskriptif (satu variabel atau satu sample) | Komparatif (2 sampel) | Komparatif (lebih dari dua sampel) | Asosiatif | |||
Relatif | Independen | Relatif | Independen | |||
Nominal | Binomial X2 satu sampel | Mc Memar | Fisher Exact Probability X2 dua sampel | Cochran Q | X2 untuk k sampel | Contingency Coefficient |
Ordinal | Run Test | Sign Test Wilcoxon Matched Pairs | Median Test Mann Whitney Test Kormogorov Semmirnov Wald Wolfowitz | Priedman Two Way Anova | Median Extension Kruskal Wallis one Way Anova | Spearman Rank Correlation Kendall Tahu |
Interval Rasio | t-test | t-test of relative | t-test independent | One-Way Anova Two-Way Anova | One-Way Anova Two-Way Anova | Korelasi product moment Korelasi parsial Korelasi ganda Regresi sederhana dan ganda |
Hipotesis penelitian yang akan diuji dalam penelitian berkaitan erat dengan perumusan masalah yang diajukan. Walaupun tidak setiap penelitian harus ada hipotesisnya, tetapi setiap penelitian harus merumuskan masalah.
Untuk mencari pengaruh varian variabel dapat digunakan teknik statistik yaitu dengan menghitung besarnya koefisien determinasi. Koefisien determinasi dihitung dengan menguadratkan koefisien korelasi yang telah sitemukan dan selanjutnya dikalikan dengan seratus persen.
1. Interpretasi Hasil-Hasil Analisis Data
Untuk interpretasi yang didasarkan atas statistik deskriptif khususnya tabulasi silang, ada ketentuan atau aturan yang perlu diperhatikan. Jika diasumsikan ada satu variabel yang bertindak sebagai variabel pengaruh dan satunya lagi sebagai variabel terpengaruh, maka arah perhitungan untuk tabulasi silang selalu dihitung searah dengan variabel pengaruhnya. Dalam menginterpretasikan tabulasi silang tersebut dengan membandingkan angka persen pada set tabel searah dengan variabel pengaruhnya.
Interpretasi hasil penelitian dilakukan untuk mencari makna dan implikasi yang lebih luas dari hasil-hasil penelitian.
Interpretasi hasil analisis dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
Interpretasi secara terbatas karena penelitian hanya melakukan interpretasi atas data dari hubungan yang ada dalam penelitiannya. Interpretasi ini dalam pengertian sempit, tetapi paling sering dilakukan. Pada waktu menganalisis data penelitian secara otomatis peneliti membuat interpretasi dimana analisis dan interpretasi yang dilakukan sangat erat hubungannya karena keduanya dilakukan hampir bersamaan.
Cara kedua dapat dilakukan apabila penelitian mencoba mencari pengertian yang lebih luas tentang hasil-hasil yang telah didapatkannya dari analisis. Hal ini dilakukan oleh peneliti dengan cara membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan dengan menghubungkan kembali interpretasinya dengan teori. Tahap ini sangat penting untuk dilakukan, namun sering tidak dilakukan oleh peneliti sosial.
Pada garis besarnya analisis dalam penelitian sosial dapat dibagi ke dalam 2 kelompok, yaitu analisis untuk katagorikal dan analisis untuk data bersambungan. Metode analisis dengan data katagorikal ini menggunakan metode tabulasi silang. Sedangkan data yang berkesinambungan biasanya menggunakan alat statistik seperti distribusi frekuensi, ukuran kecenderungan sentral, analisis perbedaan, analisis varians, analisis multivarians, dan sebagainya.
0 komentar:
Posting Komentar