GAMBARAN UMUM PROSES MANAJEMEN PERSEDIAAN
Proses manajemen persediaan dipengaruhi oleh prosedur pengendalian untuk proses pendapatan, pembelian dan gaji. Perolehan dan pembayaran persediaandikendalikan melalui proses pembelian. Biaya untuk tenaga kerja langsung maupun tidak langsung yang dibebankan ke persediaan dikendalikan melalui proses penggajian. Terakhir, barang jadi dijual dan diperhitungkan sebagai bagian dari proses pendapatan. Oleh karena itu, siklus “dari awal sampai akhir” untuk persediaan dimulai ketika barang dibeli dan disimpan dan berakhir ketika barang jadi dikirimkan kepada pelanggan.
Topik yang berkaitan dengan proses manajemen persediaan:
· Jenis – jenis dokumen
· Fungsi – fungsi utama
Jenis – jenis dokumen dan catatan
· Jadwal produksi (production schedule)
Jadwal produksi biasanya disiapkan secara berkala berdasarkan permintaan yang diperkirakan untuk produk entitas. Permintaan yang diperkirakan dapat didasarkan pada pesanan berjalan yang terdaftar atau pada prakiraan penjualan dari departemen penjualan atau pemasaran. Jadwal produksi menentukan kuantitas barang yang dibutuhkan dan waktu di mana barang tersebut harus disiapkan untuk memenuhi jadwal produksi. Banyak organisasi menggunakan perencanaan kebutuhan bahan baku atau program persediaan just in time untuk membantu dengan perencanaan produksi. Jadwal produksi memberikan auditor informasi mengenai tingkat aktivitas operasi yang direncanakan.
· Laporan penerimaan ( receiving report)
Laporan penerimaan mencatat penerimaan barang dari vendor. Data dari laporan penerimaan adalah masukan bagi program persediaan untuk memperbaharui arsip induk persediaan, yang berisi informasi atas catatan perpetual klien.
· Permintaan bahan baku (materials requisition)
Permintaan bahan baku biasanya digunakan oleh perusahaan manufaktur untuk menelusuri bahan baku selama proses produksi.
· Arsip induk persediaan (inventory master file)
Arsip induk persediaan berisi semua informasi penting yang terkait dengan persediaan entitas, termasuk catatan persediaan perpetual.
· Informasi data Produksi (Production Data Information)
Informasi ini memperbarui sistem persediaan perpetual entitas. Informasi itu juga digunakan sebagai masukan untuk menghasilkan akumulasi biaya dan laporan varians yang dihasilkan oleh sistem persediaan
· Laporan Akumulasi Biaya dan Varians (cost accumulation and variance report)
Sebagian besar sistem pengendalian persediaan dalam lingkungan manufaktur menghasilkan laporan yang serupa dengan laporan akumulasi biaya dan varians. Laporan akumulasi biaya merangkum berbagai biaya yang dibebankan kepada departemen dan produk. Laporan varians menyajikan hasil dari pemrosesan persediaan dalam bentuk biaya aktual versus biaya standar atau biaya yang dianggarkan. Akuntansi biaya dan departemen manufaktur me-review laporan ini pembebanan yang tepat.
· Laporan status persediaan (inventory status report)
Laporan ini memperlihatkan jenis dan jumlah produk di tangan. Dalam sistem persediaan yang canggih, jenis informasi ini dapat diakses secara langsung melalui terminal komputer atau komputer pribadi.
· Order pengiriman (shipping order)
Salinan dokumen ini digunakan untuk memindahkan barang dari catatan persediaan perpetual klien.
Fungsi – fungsi utama
· Manajemen persediaan (inventory management)
Diperusahaan manufaktur, departemen manajemen produksi akan bertanggung jawab terhadap pengelolaan persediaan melalui perencanaan dan penjadwalan aktivitas pabrikasi.
· Gudang bahan baku (raw material store)
Di perusahaan manufaktur fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan, penjagaan dan pengeluaran bahan baku.
· Pabrikasi (manufaturing)
Fungsi pabrikasi bertanggung jawab untuk menghasilkan produk,. Dari perspekrtif audit harus terdapat pengendalian yang memadai atas arus fisik barang dan akumulasi yang tepat atas biaya yang melekat dipersediaan.
· Gudang barang jadi (finished goods stores)
Fungsi ini bertanggung jawab terhadap penyimpanan dan pengendalian atas barang jadi. Ketika barang selesai dibuat oleh fubfsi pabrikasi, barang tersebut ditransfer kegudang barang jadi. Lagi, barang tersebut harus dijaga secara memadai terhadap pencurian dan penggunaan yang tidak terotorisasi.
· Akuntansi biaya (cost accounting)
Fungsi ini bertanggung jawab untuk memastikan bahwa biaya telah dibebankan secara tepat kepersediaan seiring dengan pemrosesan barang melalui fungsi pabrikasi. Akuntansi biaya mereview laporan akumulasi biaya dan varians setelah data tersebut diproses kedalam catatan akuntansi.
· Buku besar (general ledger)
Tujuan utama buku besar adalah untuk memastikan bahwa semua persediaan dan biaya produksi diakumulasikan dengan benar, diklasifikasikan dan dibuat ikhtisarnya didalam akun buku besar. Dalam suatu sistem TI, total pengendalian atau ikhtisar memastikan bahwa fungsi ini berjalan dengan benar. Satu pengendalian penting yang dilakukan oleh fungsi buku besar adalah rekonsiliasi dari catatan persediaan perpectual ke akun persediaan di buku besar.
· Pemisahan tugas kunci
Pemisahan tugas adalah pengendalian yang sangat penting dalam proses manajemen persediaan karena terdapat potensi adanya pencurian dan kecurangan. Oleh karena itu, orang yang terlibat dalam fungsi manajemen persediaan dan gudang persediaan seharusnya tidak memiliki akses terhadap –persediaan, catatan akuntansi biaya, atau buku besar. Ketika sistem persediaan terkomputerisasi, harus terdapat pemisahan tugas yang memadai dialam departemen TI
PENENTUAN RISIKO BAWAAN
Auditor perlu untuk mempertimbangkan faktor risiko bawaan yang dapat memengaruhi transaksi yang diproses oleh sistem dan akun laporan keuangan yang terpengaruhi oleh transaksi dalam memeriksa proses manajemen persediaan. Auditor harus mempertimbangkan faktor-faktor yang terkait dengan industri dan karakteristik operasi dan perikatan ketika menentukan kemungkinan salah saji material.
Faktor-faktor yang Terkait dengan Industri
Beberapa faktor industri dapat mengindikasikan adanya salah saji material di dalam persediaan. Sebagai contoh, jika kompetisi industri sangat ketat, mungkin terdapat masalah dengan penilaian persediaan yang tepat dalam kaitannya dengan nilai yang lebih rendah dari nilai buku atau nilai pasar. Perubahan teknologi dalam industri tertentu juga dapat menyebabkan salah saji material karena keusangan. Selain itu terdapat beberapa faktor yang memengaruhi kerumitan dari audit persediaan antara lain:
· Persediaan umumnya adalah bagian utama dalam neraca, dan seringkali merupakan akun terbesar yang masuk ke modal kerja.
· Persediaan dapat tersebar di beberapa lokasi yang menyulitkan pengendalian pisik dan perhitungannya. Perusahaan harus menempatkan persediaannya sedemikian rupa sehingga mudah diakses untuk efisiensi produksi dan penjualan produk, tetapi penyebaran ini sering menimbulkan kesulitan pelaksanaan audit.
· Keseragaman persediaan menciptakan kesulitan auditor. Seperti perhiasan, kimia, dan suku cadang elektronik sering menyulitkan observasi dan penilaian.
· Penilaian persediaan juga dipersulit oleh faktor ketinggalan jaman dan perlunya mengalokasikan biaya manufaktur ke persediaan.
· Ada beberapa metode penilaian persediaan yang dapat diterima, tapi klien harus memakai metode tersebut secara konsisten dari tahun ke tahun.
Karakteristik Perikatan dan Operasi
Sejumlah karakteristik perikatan dan operasi penting untuk penentuan risiko bawaan persediaan. Pertama, jenis produk yang dijual oleh klien dapat meningkatkan potensi penyalahgunaan. Sebagai contoh, produk yang berukuran kecil dan bernilai tinggi, seperti perhiasan, lebih rentan terhadap pencurian dibandingkan dengan produk yang berukuran besar. Kedua, persediaan sering lebih sulit untuk diaudit, dan penilaiannya dapat mengakibatkan perbedaan pendapat dengan klien. Terakhir, auditor harus waspada terhadap kemungkinan transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa dalam rangka memperoleh bahan baku dan menjual barang jadi. Riset audit juga telah menunjukan bahwa terdapat risiko yang relatif tinggi bahwa persediaan berisi salah saji material. Oleh karena itu, auditor harus mempertimbangkan secara hati-hati jika salah saji yang ditemukan di audit tahun lalu mungkin masih ada di persediaan tahun berjalan dan merencanakan audit berdasarkan kondisi tersebut.
PENENTUAN RISIKO PENGENDALIAN
Strategi substantif dapat digunakan oleh auditor ketika mengaudit persediaan dan harga pokok penjualan. Ketika strategi ini dilakukan, auditor tidak mengandalkan prosedur pengendalian pada proses manajemen persediaan dan menetapkan tingkat risiko maksimum pada pengendalian. Prosedur substantif kemudian digunakan oleh auditor untuk menilai kewajaran persediaan. Dalam banyak kasus, auditor dapat menggunakan pengendalian internal pada persediaan. Hal ini dilakukan ketika klien memiliki akuntansi biaya dan sistem manajemen persediaan yang terintegrasi.
Penjelasan langkah-langkah dalam menetapkan risiko pengendalian dalam proses manajemen persediaan:
Memahami dan Mendokumentasikan Pengendalian Internal
Auditor harus memahami lima komponen pengendalian internal dalam menetapkan risiko pengendalian untuk proses manajemen persediaan. Ada dua hal yang harus diperhatikan oleh auditor, pertama, jika klien menggunakan teknologi dan informasi yang canggih untuk mengawasi aliran barang dan mengakumulasikan biaya, auditor perlu untuk mengawasi pengendalian terhadap teknologi dan informasinya secara umum maupun aplikasi persediaan. Kedua, auditor perlu memahami secara mendalam proses yang digunakan oleh klien untuk menilai persediaan.
Merencanakan dan Melaksanakan Pengujian Pengendalian
Dalam langkah ini, auditor diminta untuk mengidentifikasikan prosedur pengendalian yang relevan dalam sistem pengendalian klien yang memastikan bahwa salah saji material telah dicegah ataupun dideteksi dan dikorelasi.
Menetapkan dan Mendokumentasikan Risiko Pengendalian
Setelah pengendalian dalam sistem persediaan ditetapkan, auditor menetapkan tingkat risiko pengendalian. Auditor harus mendokumentasikan tingkat risiko pengendalian yang dicapai dengan menggunakan jumlah kuantitatif atau dalam bentuk kualitatif.
PROSEDUR PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN PENGENDALIAN – TRANSAKSI PERSEDIAAN
Sejumlah prosedur pengendalian dalam proses pendapatan dan pembelian memberikan keyakinan untuk asersi terpilih untuk persediaan.
Keterjadian Transaksi Persediaan
Pengendalian utama untuk mencegah transaksi persediaan fiktif adalah pemisahan tugas, dimana manajemen persediaan dan fungsi gudang persediaan dipisahkan dari departemen yang bertanggung jawab atas persediaan dan catatan akuntansi biaya. Pengendalian ini mencegah karyawan bagian operasi memiliki akses terhadap persediaan maupun catatan persediaan perpetual. Dokumen-dokumen yang telah dinomori untuk menangani penerimaan, transfer, dan penarikan persediaan dapat mencegah pencatatan persediaan fiktif dalam catatan akuntansi.
Auditor juga harus mempertimbangkan bahwa barang-barang dapat dicuri. Pertimbangan auditor mengenai pencurian barang berbeda-beda dan tergantung pada jenis produk yang dijual dan diproduksi oleh klien. Klien harus melakukan penjagaan fisik atas persediaan yang konsisten dengan kerentanan nilai dari barang-barang dagangan.
Kelengkapan Transaksi Persediaan
Prosedur pengendalian untuk asersi kelengkapan terkait dengan pencatatan persediaan yang telah diterima. Prosedur ini biasanya terdapat di dalam proses pembelian.
Otorisasi Transaksi Persediaan
Perhatian auditor terhadap otorisasi di sistem persediaan adalah pada pembelian yang tidak terotorisasi atau aktivitas produksi yang dapat mengarah pada kelebihan tingkat jenis tertentu barang jadi.
Akurasi Transaksi Persediaan
Akurasi adalah asersi penting karena transaksi persediaan yang tidak dicatat dengan benar akan mengakibatkan salah saji yang memengaruhi secara langsung jumlah yang dilaporkan pada laporan keuangan untuk harga pokok penjualan dan persediaan. Pemrosesan transaksi pembelian persediaan yang akurat mencakup penerapan harga yang benar terhadap kualitas aktual barang yang diterima. Penggunaan sistem persediaan perpetual dalam kaitannya dengan perhitungan persediaan fisik berkala atau tahunan menghasilkan kualitas persediaan yang sesungguhnya yang tampak di catatan persediaan perpetual klien. Penggunaan biaya standar dalam penghitungan dalam menilai persediaan harus memperkirakan biaya aktual dan adanya varians yang besar adalah satu tanda bahwa persediaan mungkin tidak dihitung biayanya dengan nilai yang tepat.
Klasifikasi Transaksi Persediaan
Pada perusahaan manufaktur, klien harus memiliki prosedur pengendalian untuk memastikan bahwa persediaan telah diklasifikasikan dengan tepat sebagai bahan baku, barang dalam proses, atau barang jadi. Hal ini biasanya dapat dilakukan dengan menentukan departemen mana dalam perusahaan manufaktur yang termasuk sebagai persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Oleh karena itu, dengan mengetahui departemen produksi mana yang memegang persediaan, klien dapat mengklasifikasikan menurut jenisnya.
Menghubungkan Tingkat Risiko Pengendalian yang Ditentukan dengan Prosedur Substantif
Jika hasil pengujian pengendalian untuk sistem persediaan tidak mendukung tingkat risiko pengendalian yang direncanakan, auditor akan menetapkan risiko pengendalian pada tingkat yang lebih tinggi dan menetapkan risiko deteksi pada tingkat yang lebih rendah. Hal ini akan mengarah pada prosedur substantif yang meningkat.
Audit Persediaan
Dua kategori prosedur substantif yang dibahas yaitu:
- Prosedur analitis substantif
- Pengujian terinci atas kelompok transaksi, saldo akun, dan pengungkapan
Asersi atas Kelompok Transaksi, Peristiwa, Saldo Akun, dan Pengungkapan untuk Persediaan |
Asersi atas Kelompok Transaksi atau Peristiwa: · Keterjadian. Transaksi persediaan adalah sah. · Kelengkapan. Seluruh transaksi persediaan dan peristiwa telah dicatat. · Otorisasi. Semua transaksi persediaan dan peristiwa telah diotorisasi dengan layak. · Akurasi. Transaksi persediaan telah dihitung dengan benar, dan persediaan akhir serta pendapatan dan harga pokok penjualan terkait telah diakumulasikan dengan benar dari jurnal dan buku besar. · Pisah batas. Penerimaan persediaan dan pengiriman dicatat pada periode akuntansi yang benar. · Klasifikasi. Persediaan dicatat di akun yang tepat (misalnya: bahan baku, barang dalam proses, atau barang jadi). Asersi atas Saldo Akun pada Akhir Periode: · Keberadaan. Persediaan yang dicatat di dalam buku dan catatan benar-benar ada. · Hak dan kewajiban. Entitas memiliki hak hukum (yaitu, kepemilikan) atas persediaan yang dicatat. · Kelengkapan. Semua persediaan dicatat. · Penilaian dan alokasi. Persediaan dicatat dengan tepat sesuai dengan GAAP (misalnya, nilai yang lebih rendah dari nilai buku atau pasar). Asersi atas Penyajian dan Pengungkapan: · Keterjadian serta hak dan kewajiban. Semua peristiwa yang diungkapkan, transaksi, dan hal lain yang terkait dengan persediaan telah terjadi dan berkaitan dengan entitas. · Kelengkapan. Semua pengungkapan yang terkait dengan persediaan yang seharusnya dimasukkan di laporan keungan telah dimasukkan. · Klasifikasi dan kemampuan untuk dapat dipahami. Informasi keuangan yang terkait dengan persediaan telah disajikan dan dijelaskan dengan tepat, dan pengungkapan telah dinyatakan dengan jelas. · Akurasi dan penilaian. Informasi keuangan dan lainnya terkait dengan persediaan telah diungkapkan secara wajar dan pada jumlah yang tepat. |
Prosedur Analitis Substantif
Prosedur analitis substantif adalah pengujian audit yang berguna dalam memeriksa kewajaran persediaan dan harga pokok penjualan. Ketika dilaksanakan sebagai bagian dari perencanaan audit, prosedur analitis awal dapat mengidentifikasikan secara efektif apakah akun persediaan dan harga pokok penjualan berisi salah saji material.
Prosedur analaitis subtantif berguna untuk menguji asersi penilaian persediaan. Tabel berikut memuat daftar prosedur analitis substantif yang berguna dalam mengaudit persediaan dan akun terkait baik pada tahap perencanaan maupun sebagai review menyeluruh.
Prosedur Analitis Substantif untuk Persediaan dan Akun-akun yang Terkait | |
Prosedur Analitis Substantif | Kemungkinan Salah Saji yang Terdeteksi |
Bandingkan bahan baku, barang jadi, dan total perputaran persediaan dengan saldo tahun lalu dan rata-rata industri. Bandingkan lama persediaan terjual dengan data tahun lalu dan rata-rata industri. Bandingkan persentase laba kotor menurut lini produk dengan data tahun dan rata-rata industri. Bandingkan biaya standar tahun ini dan tahun-tahun sebelumnya setelah mempertimbangkan kondisi-kondisi saat ini. Bandingkan biaya overhead pabrik aktual dan biaya yang dianggarkan atau biaya overhead pabrik standar. | Persediaan yang ussang, lama terjual, atau berlebihan. Persediaan yang usang, lama terjual, atau berlebihan. Kurang atau lebih saji persediaan. Kurang atau lebih saji persediaan. Mengurangkan atau memasukkan biaya overhead secara tidak tepat. |
Audit Biaya Standar
Banyak entitas manufaktur menggunakan sistem biaya standar untuk mengukur kinerja dan untuk menilai persediaan. Untuk menguji biaya standar, auditor pertama-tama harus me-review kebijkaan dan prosedur klien untuk menyusun biaya standar. Begitu kebijakan dan prosedur dipahami, auditor biasanya menguji pembentukan komponen biaya untuk sampel yang representatif dari biaya produk standar. Tiga komponen yang merupakan unsur biaya produksi suatu produk, yaitu: bahan baku, tenaga kerja, dan overhead.
Bahan Baku
Menentukan biaya bahan baku memerlukan pengujian kuantitas dan jenis bahan baku yang termasuk di dalam produk dan haga bahan baku. Kuantitas dan jenis bahan baku diuji dengan me-review spesifikasi teknik dari produk.
Tenaga Kerja
Penentuan biaya tenaga kerja memerlukan bukti mengenai jenis dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk produksi dan tarif tenaga kerja.
Overhead
Auditor menguji overhead dengan me-review metode klien dalam alokasi overhead untuk kewajaran, ketaatan dengan GAAP, dan konsistensi. Auditor dapat memeriksa biaya yang termasuk di dalam overhead untuk memastikan bahwa biaya tersebut dapat dibebankan secara tepat ke produk. Dimasukkannya atau dikeluarkannya biaya tersebut harus konsisten dari satu periode ke periode selanjutnya.
Pengamatan Persediaan Fisik
Pengamatan auditor atas persediaan adalah prosedur audit yang berlaku umum (SA Seksi 331). Tetapi auditor tidak disyaratkan utnutk mengamati semua persediaan, tetapi hanya persediaan yang material. Selama pengamatan perhitungan fisik persediaan, auditor harus melakukan hal berikut:
- Pastikan bahwa tidak ada produksi yang dijadwalkan.
- Pastikan bahwa tidak ada perpindahan barang selama perhitungan persediaan.
- Pastikan bahwa tim penghitung dari pihak klien mengikuti instruksi penghitungan persedian.
- Pastikan bahwa kartu persediaan telah diterbitkan secara berurut ke pegawai departemen.
- Lakukan uji penghitungan dan catat suatu sampel penghitungan dalam kertas kerja.
- Dapatkan informasi pengendalian kartu untuk menguji kompilasi persediaan klien.
- Dapatkan informasi pisah batas, termasuk jumlah dokumen pengiriman dan penerimaan terakhir yang diterbitkan pada tanggal penghitungan fisik persediaan.
- Amati kondisi persediaan bagi barang-barang yang mungkin usang, lama tidak terjual, atau berlebih.
- Tanyakan mengenai barang konsinyasi milik pihak lain atau dipegang dengan dasar “tagih-dan-tahan”.
Pengujian Terinci atas Kelompok Transaksi, Saldo Akun, dan Pengungkapan
Tujuan yang dimaksud bagi pengujian terinci atas transaksi adalah untuk mendeteksi salah saji moneter dalam akun persediaan. Auditor dapat melakukan pengujian terinci atas transaksi khususnya bagi persediaan. Tetapi, karena proses manajemen persediaan berinteraksi dengan proses pendapatan, pembelian, dan manajemen sumber daya, transaksi yang melibatkan penerimaan barang, pengiriman barang, dan pembebanan biaya tenaga kerja biasanya diuji sebagai bagian dari proses tersebut.
Akurasi
Dalam menguji akurasi persediaan perlu untuk memperoleh salinan kompilasi dari persediaan fisik yang menunjukkan kuantitas persediaan dan harga.
Pisah Batas
Dalam menguji asersi pisah batas untuk persediaan, usaha auditor untuk menentukan apakah semua penjualan barang jadi dan pembelian bahan baku dicatat pada periode yang tepat.
Keberadaan
Keberadaan adalah satu dari asersi yang lebih penting untuk akun persediaan. Pengamatan persediaan fisik adalah langkah audit yang utama untuk memverifikasi asersi ini.
Kelengkapan
Auditor harus menentukan apakah semua persediaan telah dimasukkan ke dalam kompilasi persediaan dan akun persediaan buku besar.
Hak dan Kewajiban
Auditor harus menentukan apakah persediaan yang dicatat benar-benar dimiliki oleh entitas. Dua isu terkait dengan kepemilikan dapat timbul. Pertama, auditor harus yakin bahwa persediaan di tangan dimiliki oleh klien. Kedua, di beberapa industri, barang dijual dengan dasar “tagih-dan-tahan”.
Penilaian dan Alokasi
Sejumlah isu penilaian penting terkait dengan persediaan. Isu pertama terkait dengan biaya yang digunakan untuk menilai barang persediaan yang termasuk di kompilasi. Isu penilaian kedua terkait dengan pengujian nilai yang lebih rendah antara biaya dan nilai pasar bagi persediaan. Isu penilaian yang ketiga terkait dengan persediaan usang, lama tak terjual, atau berlebih. Isu penilaian yang terakhir, auditor harus menyelidiki penyesuaian yang bernilai besar di antara jumlah persediaan yang tampak di akun buku besar dan jumlah yang ditentukan dari perhitungan fisik persediaan (penyesuaian buku ke fisik) untuk salah saji yang mungkin.
Klasifikasi dan Kemampuan untuk Dapat Dipahami
Dalam perusahaan manufaktur, auditor harus menentukan bahwa persediaan diklasifikasikan dengan benar sebagai bahan baku, barang dalam proses, atau barang jadi. Pada kebanyakan perusahaan manufaktur, klasifikasi yang benar dapat dicapai dengan menentukan departemen pemrosesan mana yang memiliki pengendalian atas persediaan pada tanggal penghitungan fisik.
Asersi Penyajian dan Pengungkapan Lainnya
Beberapa contoh unsur pengungkapan untuk persediaan dan akun terkait:
· Metode biaya (FIFO, LIFO, metode eceran)
· Komponen persediaan
· Kontrak pembelian jangka panjang
· Persediaan konsinyasi
· Pembelian dari pihak terkait
· Likuidasi LIFO
· Persediaan yang dijaminkan
· Pengungkapan atas kerugian tidak biasa dari penurunan nilai persediaan atau kerugian atas komitmen pembelian jangka panjang
· Kewajiban garansi
Evaluasi Temuan Audit – Persediaan
Ketika auditor telah menyelesaikan pengujian substantif yang direncanakan atas akun persediaan, semua salah saji yang diidentifikasi harus dijumlahkan. kemungkinan salah saji dibandingkan dengan salah saji yang dapat diterima yang dialokasikan ke akun persediaan. Jika kemungkinan salah saji kurang dari salah saji yang dapat diterima, auditor dapat menerima akun persediaan sebagai disajikan secara wajar. Sebaliknya, jika kemungkinan salah saji melebihi salah saji yang dapat diterima, auditor harus menyimpulkan bahwa akun persediaan tidak disajikan dengan wajar.
0 komentar:
Posting Komentar