Dewasa ini, dunia kewiraswastaan tampaknya sudah mulai diminati oleh
masyarakat luas. Namun karena kurangnya informasi banyak orang merasa
masih belum jelas tentang aspek-aspek apa saja yang melingkupi dunia
wiraswasta. Sebagian orang beranggapan bahwa kewiraswastaan adalah
dunianya kaum pengusaha besar dan mapan, lingkungannya para direktur
pemilik PT, CV serta berbagai bentuk perusahaan lainnya. Oleh karena
itu ilmu kewiraswastaan sering dianggap sebagai ilmu tentang bagaimana
menjadi kaya. Sedangkan kekayaan itu sendiri seakan-akan merupakan
simbol keberhasilan kewiraswastaan.
Dalam kewiraswastaan, kekayaan menjadi relatif sifatnya. Ia hanya
merupakan produk bawaan (by-product) dari sebuah usaha yang
berorientasi dari sebuah prestasi. Prestasi kerja manusia yang ingin
mengaktualisasikan diri dalam suatu kehidupan mandiri. Ada pengusaha
yang sudah amat sukses dan kaya, tapi tidak pernah menampilkan diri
sebagai orang yang hidup mewah, dan ada juga orang yang sebenarnya
belum bisa dikatakan kaya, namun berpenampilan begitu glamor dengan
pakaian dan perhiasan yang amat mencolok. Maka soal kekayaan akhirnya
terpulang pada masing-masing individu. Keadaan kaya miskin, sukses
gagal, naik dan jatuh merupakan keadaan yang bisa terjadi kapan saja
dalam kehidupan seorang pengusaha, tidak peduli betapapun piawainya
ia. Ilmu kewiraswastaan hanya menggariskan bahwa seorang wiraswastawan
yang baik adalah sosok pengusaha yang tidak sombong pada saat jaya,
dan tidak berputus asa saat jatuh.
Tidak ada satu suku katapun dari kata "wiraswasta" yang menunjukkan
arti kearah pengejaran uang dan harta benda, tidak pula kata
wiraswasta itu menunjuk pada salah satu strata, kasta, tingkatan
sosial, golongan ataupun kelompok elite tertentu.
Terkadang orang tidak menyadari bahwa "wiraswasta" tidak sama dengan
swasta dan orang swasta tidak dengan sendirinya merupakan
wiraswastawan sejati, meslipun mungkin yang bersangkutan menyatakan
diri begitu. Ini disebabkan "wiraswasta" mengandung kata wira yang
mempunyai makna luhurnya budi pekerti, teladan, memiliki karakter yang
baik, berjiwa ksatria dan patriotik. Oleh sebab itu dapat dipastikan
bahwa seorang wiraswastawan sejati selalu memegang etika
sebaik-baiknya dalam berbisnis.
Secara etimologi, sebagaimana dijelaskan oleh Dr. Suparman
Sumahadidjaya , arti kata wiraswasta bisa diuraikan lebih kurang
sebagai berikut
Wira = luhur, berani, ksatria
Swa = sendiri
Sta = berdiri
Jadi maksud dari kata wiraswasta kira-kira adalah mewujudkan aspirasi
kehidupan mandiri dengan landasan keyakinan dan watak yang luhur.
Lebih spesifiknya kaum wiraswastawan sejati adalah mereka yang berani
memutuskan untuk bersikap, berpikir dan bertindak secara mandiri,
mencari nafkah dan berkarier dengan jalan berusaha diatas kemampuan
sendiri dengan cara yang jujur dan adil, jauh dari sifat-sifat
kecurangan.
A. Kewiraswastaan dan Situasinya di Indonesia.
Di Indonesia, di penghujung abad ke 20 ini kewiraswastaan boleh dikata
baru saja diterima oleh masyarakat sebagai salah satu alternatif dalam
meniti karier dan penghidupan. Seperti diketahui, umumnya rakyat
Indonesia mempunyai latar belakang pekerja pertanian yang baik. Dengan
hidup dialam penjajahan hampir 3,5 abad lamanya, nyaris tidak ada
figur panutan dalam dunia kewirausahaan. Yang ada hanya pola pemikiran
feodalisme, priyayiisme, serta elitisme yang satu diantaranya sekian
banyak ciri-cirinya adalah mengagungkan status sosial sebagai pegawai,
terutama pegawai negeri (kontras dengan status leluhur yang petani).
Pada era orde baru, pemerintah sadar bahwa untuk memajukan bangsa dan
negara, peran serta masyarakat swasta harus dilibatkan secara serius.
Oleh sebab itu kewiraswastaan mulai dikampanyekan, dengan berbagai
penekanan bahwa lowongan kerja tidak akan mampu menampung jumlah
angkatan kerja yang dari tahun ke tahun semakin membengkak. Lebih jauh
para pengusaha kecil dibina dengan harapan bisa berkembang menjadi
tonggak tumpuan ekonomi di masa datang. Pengusaha besar diberi
kemudahan, karena merekalah kini pemain-pemain utama yang mendukung
tugas pemerintah di sektor ekonomi.
Sebagai negara berkembang bisa dimengerti kalau terjadi berbagai ekses
dan penyimpangan. Dengan masyarakat yang berlatar belakang non
entrepreneur serta cendrung feodalis, bangsa Indonesia tampak kurang
siap di berbagai aspek. Dalam periode transisi dari alam birokrasi ke
iklim bisnis yang serba cepat, pacuan kewiraswastaan menyebakan para
pengusaha Indonesia kedodoran pada segi-segi yang amat penting,
diantaranya faktor sikap mental (attitude), motivasi, etos kerja
serta kesadaran tentang pengabdian kepada bangsa dan negara.
Sosok kewiraswastaan yang ideal dituntut mempunyai nilai-nilai kearah
kualitas manusia yang semapan mungkin, dalam artian sangat
memperhatikan struktur prioritas kewiraswastaan yang terdiri dari
empat lapisan yaitu :
1. Sikap mental (attitude)
2. Kepemimpinan/kepeloporan (leadership)
3. Ketatalaksanaan (management)
4. Ketrampilan (skill)
1. Sikap mental
2. Kepemimpinan 2. Kepemimpinan
3. Tata Laksana
4. Ketrampilan
Gambar 1 : Struktur Nilai-nilai Kewiraswastaan
Ad 1. Sikap Mental
Sikap mental merupakan elemen paling dasar yang perlu dijamin
untuk selalu dalam keadaan baik. Unsur ini yang menentukan apakah
orang menjadi sosok yang tinggi budi ataukah sebaliknya menjadi orang
yang jahat dan culas. Orang baik budi merupakan kader pembangunan
bangsa, sedangkan orang jahat akan menjadi beban masyarakat dari
bangsa itu sendiri.
Tentu kita tidak ingin melihat bahwa banyak kejahatan dan keculasan
merajalela di negeri ini. Itu sebabnya pembinaan sikap mental menjadi
unsur penting dalam dunia kewiraswastaansekaligus dalam kehidupan.
Selain menghadirkan sifat-sifat baik alamiah seperti kejujuran dan
ketulusan, sikap mental mencakup juga segi-segi positif dalam motivasi
dan proaktivitas.
Saran-saran berikut akan membantu anda untuk mengembangkan sikap
mental yang baik :
a. Para wirausaha adalah orang-orang yang mengetahui bagaimana
menemukan kepuasan dalam pekerjaan dan bangga akan prestasinya.
Tunjukan sikap mental yang positif terhadap pekerjaan anda, karena
sikap inilah yang akan ikut menentukan keberhasilan anda.
b. Otak anda merupakan alat yang berdaya luar biasa. Menyediakan waktu
beberapa saat setiap hari untuk renungan pikiran anda yang akan
memungkinkan anda terarah pada kegiatan-kegiatan yang berarti.
c. Kebanyakan orang membatasi pikiran-pikirannya pada problem-problem
dan kegiatan-kegiatan sehari-hari. Gunakanlah imajinasi anda untuk
meluaskan pikiran-pikiran anda dan cobalah berpikir yang besar-besar.
Orang-orang yang dapat melihat gambaran besar adalah orang yang
bersifat wirausaha dan merupakan calon-calon pemimpin bisnis maupun
masyarakat.
d. Rasa humor ikut mengembangkan sikap mental yang sehat. Terlalu
serius dapat merugikan pekerjaan anda dan tidak sehat. Menunjukan rasa
humor berpengaruh terhadap orang lain dengan jalan menyebarkan
optimisme dan suasana yang santai.
e. Pikiran anda haruslah terorganisasi dengan baik sekali dan mampu
memfokuskan pada pelbagai problem. Anda haruslah mampu memindahkan
perhatian anda dari satu problem ke problem lain dengan upaya yang
minim.
Anda harus bersikap mental secara positif terhadap semua peristiwa dan
mencari hikmah dari setiap pengalaman. Faktor-faktor yang perlu
mendapat perhatian dalam mengembangkan sikap positif :
a. Pusatkan perhatian anda sedemikian rupa dan gunakanlah pikiran anda
secara produktif.
b. Pilihlah saran-saran positif dalam pekerjaan anda.
c. Bergaulah dengan orang-orang yang berpikir dan bertindak secara wirausaha.
d. Jauhilah pikiran dan ide-ide yang negatif.
e. Sadarlah bahwa andalah yang mengendalikan pikiran anda dan
gunakanlah pikiran anda secara produktif.
f. Anda haruslah selalu awas terhadap peluang-peluang untuk
meningkatkan situasi anda, baik dalam kehidupan pribadi, kehidupan
kerja maupun dalam kehidupan masyarakat.
g. Jangan takut meninggalkan suatu ide, jika tidak menghasilkan hasil
yang benar.
h. Lingkungan anda akan mempengaruhi prestasi anda.
i. Percayalah pada diri anda dan bakat-bakat anda.
j. Hilangkan beban mental dengan mengambil tindakan.
Ad 2. Kepemimpinan.
Suatu pedoman bagi kepemimpinan yang baik adalah "perlakukanlah
orang-orang lain sebagaimana anda ingin diperlakukan". Berusaha
memandang suatu keadaan dari sudut pandangan orang lain akan ikut
mengembangkan sebuah sikap tepo seliro.
Pengusaha yang berpeluang untuk maju secara mantap adalah yang
memiliki jiwa kepemimpinan yang sangat menonjol. Ciri-ciri mereka
biasanya sangat menonjol, dan sangat khas. Dimana keputusan dan sepak
terjangnya sering dianggap tidak lazim dan lain dari pada umumnya
pengusaha. Mereka "tampil beda".
Salah satu contoh : adalah Kim Woo Chong, seorang wiraswastawan
terkemuka di Korea, pendiri kelompok Daewoo. Kim tidak pernah
terpengaruh oleh sepak terjang pengusaha-pengusaha lain dan
ikut-ikutan mengejar trend bisnis yang ramai-ramai dilakukan orang.
Pada saat para pengusaha lain berlomba-lomba mencari pasar di Amerika
dan Eropa, ia secara mengejutkan justru menerobos negara-negara tirai
besi, seperti Rusia dan sekutu-sekutunya. Lebih mencengangkan lagi ia
juga merangkul negara-negara yang sejauh ini sangat ditakuti dan
diharamkan oleh negara-negara penganut kapitalisme seperti Libia dan
Iran. Akan tetapi kenyataan membuktikan bahwa Kim benar. Dengan
keputusannya itu ia, dan Daewoo berkembang menjadi salah satu
konglomerat terbesar di Asia serta diperhitungkan dimana-mana termasuk
Amerika dan Eropa.
a. Perilaku Pemimpin
Perilaku pemimpin menyangkut dua bidang utama :
1). Berorientasi pada tugas yang menetapkan sasaran,
merencanakan dan mencapai sasaran.
2). Berorientasi pada orang, yang memotivasi dan membina hubungan manusiawi.
Orientasi Tugas
Seorang pemimpin dengan orientasi demikian cenderung menunjukan perilaku :
a). Merumuskan secara jelas peranannya sendiri maupun peranan stafnya.
b). Menentukan tujuan-tujuan yang sukar tapi dapat dicapai.
c). Melaksanakan kepemimpinan secara aktif dalam merencanakan,
mengarahkan, membimbing dan mengendalikan kegiatan-kegiatan yang
berorientasi pada tujuan.
d). Berminat mencapai peningkatkan produktivitas.
Orientasi Orang
Orang-orang yang kuat dalam orientasi orang cenderung akan menunjukan
perilaku sebagai berikut :
a). Menunjukan perhatian atas terpeliharanya keharmonisan dalam
organisasi dan menghilangkan ketegangan, jika timbul.
b). Menunjukan perhatian pada orang sebagai manusia dan bukan sebagai
alat produksi saja.
c). Menunjukan pengertian dan rasa hormat pada kebutuhan-kebutuhan,
tujuan-tujuan dan keinginan-keinginan, perasaan dan ide-ide karyawan.
d). Mendirikan komunikasi timbal balik dengan staf.
e). Menerapkan prinsip penekanan ulang untuk meningkatkan prestasi karyawan.
f). Mendelegasikan kekuasaan dan tanggung jawab, serta mendorong inisiatif.
g). Menciptakan suatu suasana kerjasama dan gugus kerja dalam organisasi.
b. Tindakan Kepemimpinan
Saran-saran berikut akan dapat membantu anda meningkatkan kemampuan
kepemimpinan anda :
1). Sekali anda telah mengambil keputusan, ambil tindakan secepat mungkin.
2). Upaya-upaya anda dapat dilipat gandakan melalui bakat dan
kemampuan staf anda. Untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, anda
harus mengetahui bagaimana dan kapan menggunakan kemampuan ini dari
orang-orang yang mampu disekitar anda dan menyokong serta percaya pada
anda sebagai pemimpin.
3). Anda akan memperoleh kepercayaan pada kemampuan kepemimpinan
anda, jika anda memusatkan perhatian pada upaya meningkatkan
kekuatan-kekuatan anda. Jauhilah situasi dimana kelemahan-kelemahan
anda akan tampak.
4). Seorang pemimpin yang baik bersedia mengakui
kesalahan-kesalahan dan mengubah rencana-rencana. Anda haruslah sadar
bahwa keadaan selalu berubah dan penyesuaian-penyesuaian haruslah
dibuat sewaktu-waktu.
Ad 3. Tata Laksana
Tata laksana merupakan terjemahan dari kata Management artinya
pengelolaan. Yang perlu dimengerti disini adalah manajemen bukan
semata-mata konsumsi para manajer saja. Setiap orang perlu manajemen
apapun status dan jabatan orang tersebut. Bahkan ibu rumah tanggapun
perlu manajemen untuk mengelola uang dapur dan belanjaannya. Tata
laksana merupakan metode atau serangkaian cara dan prosedur. Gunanya
jelas, yaitu untuk menghasilkan efektifitas dan efisiensi setiap
pekerjaan, agar mendapatkan hasil yang baik dalam mutu serta tepat
waktu dalam penyerahannya.
Berbeda dengan sikap mental dan kepemimpinan yang termasuk dalam
klasifikasi nilai atau kualitas, maka manajemen merupakan pengetahuan
yang bersifat praktis. Kalau sikap mental dan kepemimpinan berada di
dalam jiwa, manajemen berada diluar mirip ketrampilan teknis.
Manajemen mempunyai arti yang amat luas. Kegunaannya juga sangat
universal dan semua orang atau organisasi memerlukan manajemen. Banyak
sekali kasus yang membuktikan bahwa bila manajemen terabaikan, maka
sebuah organisasi akan menjadi kacau dan morat marit. Perusahaan tanpa
manajemen yang baik, bisa dipastikan akan mengalami hambatan besar
dalam perkembangannya. Oleh sebab itu, setiap orang yang ingin memulai
usaha harus mewaspadai aspek tata laksana sedini mungkin. Mulailah
kegiatan manajemen seketika pada saat perusahaan baru saja dimulai,
sekecil apapun ukurannya.
ad 4. Ketrampilan
Lapisan terluar dari struktur prioritas kewiraswastaan adalah
ketrampilan. Banyak pihak berpendapat, bahwa dengan berbekal
penguasaan ketrampilan, seseorang akan bisa diharapkan menjadi seorang
entrepreneur yang berhasil. Pendapat ini sebenarnya tidaklah terlalu
salah, kalau dilihat banyak contoh yang membuktikan, misalnya seorang
penjahit dengan ketrampilan yang dimiliki akhirnya bisa memiliki
sebuah perusahaan pakaian jadi yang cukup besar.
Namun demikian, kalau kita mau meneliti lebih jauh, ternyata
keberhasilan-keberhasilan itu sebenarnya bukan disebabkan oleh
ketrampilan semata, melainkan lebih oleh jiwa kepemimpinan yang
dimiliki si pengusaha. Leadership yang bersangkutan yang menuntun dan
membawanya ke jenjang sukses.
Ada tiga hal yang memungkinkan seseorang, baik trampil maupun tidak
untuk bisa tampil sebagai tokoh yang sukses, atau orang yang
berkecukupan yaitu :
a. Memanfaatkan ledership yang berasal dari diri sendiri.
b. Memanfaatkan ledership orang lain.
c. Faktor keberuntungan ( luck atau hoki ).
B. Naluri Kewirausahaan
Setiap kegiatan yang mempunyai bobot persaingan, memerlukan ketajaman
naluri. Seorang pemburu memerlukan naluri untuk bersaing dengan
buruannya. Demikian juga dalam dunia kewirausahaan. Pengusaha bersaing
tidak hanya dengan perusahaan-perusahaan pesaing, tetapi juga dengan
keadaan dan situasi tertentu, seperti moneter dan ekonomi, politik,
perubahan kebijaksanaan pemerintah. Untuk dapat mengantisipasi setiap
perkembangan yang mungkin terjadi, seorang wiraswastaan perlu melatih
naluri kewiraswastaannya, agar selalu siap menghadapi hal apapun
dantetap bertahan hidup.
Kim Woo Chong, pendiri Daewoo, mengatakan bahwa sekali kita
memproklamirkan diri sebagai seorang wiraswastaan, maka semua
pemikiran dan tindakan kita adalah untuk usaha. Kita harus " merendam
" jiwa raga kita kesana. Makin lama kita menjiwai dunia wiraswasta,
makin banyak pengalaman kita, maka makin tajamlah naluri kita.
0 komentar:
Posting Komentar